News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ketua DPRD Kabupaten Solok "Marabo" Saat Pembahasan APBD di Padang

Ketua DPRD Kabupaten Solok "Marabo" Saat Pembahasan APBD di Padang

SOLOK, PATRONNEWS.CO.ID - Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra Dt Pandeka Sati, "tabik buransang" (emosi) saat pembahasan APBD Kabupaten Solok di salah satu hotel di Kota Padang, Sumbar, Senin malam (18/9/2023). Rekaman video Dodi Hendra yang "marabo" (marah) itu beredar luas di media sosial (Medsos). 

Rekaman video tersebut disertai dengan keterangan: "Rapat APBD 18 September 2023, Ketua DPRD Kab.Solok Dikarenakan BEDAH RUMAH yang Sudah di Anggarkan dan beberapa Program yang sudah Masuk Ke APBD dan Perdanya sudah di Sahkan TIDAK DIKERJAKAN Oleh dinas terkait dengan Alasan yang tidak Jelas. Sehingga RAKYAT YANG DIRUGIKAN".

Dalam video berdurasi 13 detik tersebut, terlihat Dodi Hendra berdiri dan melabrak sejumlah barang di atas meja. Tak lama berselang, sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Solok dan pegawai Sekretariat DPRD menenangkan dan memegangi Dodi Hendra. Terlihat, Anggota DPRD dari Fraksi PAN, Faizal Chan, memeluk Dodi Hendra dari arah belakang. Selain itu, juga nampak Anggota DPRD dari Partai Golkar, Mukhnaldi, dan Legislator Partai Gerindra, Iskan Nofis.

"Kurang sabar apa lagi saya sebagai pimpinan DPRD. Sudah banyak hak-hak rakyat yang kalian kebiri. Apa-apa yang sudah kita sepakati selalu diingkari, termasuk APBD sendiri," ujar Dodi Hendra dalam rekaman itu, dengan nada tinggi.

Dodi Hendra yang dihubungi usai rekaman video yang beredar luas di Medsos tersebut, mengaku dirinya sudah "penuh". Legislator Partai Gerindra tersebut menegaskan bahwa dirinya "tabik rabo", karena sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Solok ingin melakukan pembahasan, sementara janji-janji dan kesepakatan sebelumnya tidak dijalankan. 

"Tentu, hal ini tidak bisa diterima karena rakyat Kabupaten Solok yang menjadi korban. Hal ini terus saja terjadi setiap kali pembahasan APBD. Sudah hampir tiga tahun saya jadi Ketua DPRD Kabupaten Solok. Selama itu pula hak-hak saya dikebiri. Kalau hak-hak saya dikebiri, saya ikhlas. Tapi kalau hak-hak rakyat yang dikebiri, saya tidak bisa terima. Karena itu adalah bentuk pengkhianatan ke rakyat dan konstituen," ungkapnya. 

Terkait dengan beredarnya video di rapat tertutup tersebut, Dodi Hendra menegaskan bahwa masyarakat Kabupaten Solok bisa melihat sendiri bahwa dirinya siap berjuang untuk rakyat Kabupaten Solok, apapun konsekuensinya. 

"Sudah 'penuh' saya bang. Tak dapat ditahan lagi. Kurang sabar apa lagi saya sebagai Ketua DPRD selama tiga tahun ini. Apa-apa yang sudah disepakati sebelumnya, selalu saja diingkari. Kalau hak-hak saya yang dikebiri, selama ini saya sabar. Tapi, di diri saya ada hak-hak rakyat dan konstituen yang melekat di diri saya, yang harus saya perjuangkan juga. Kali ini, hak-hak rakyat itu yang coba kawan-kawan (Anggota DPRD Kabupaten Solok) mengebirinya. Tentu, saya tak bisa terima. Karena saya sebelumnya sudah disumpah untuk memperjuangkannya," tegas Dodi.

Usai insiden tersebut, Dodi Hendra mengatakan rapat ditutup dan rencananya akan dilanjutkan pagi ini. Terkait kelanjutan rapat pada Selasa pagi (19/9/2023), Dodi Hendra mengaku dirinya menunggu itikad baik dari Anggota DPRD Kabupaten Solok, maupun dari pihak Pemkab Solok.

"Saya menunggu itikad baik dari kawan-kawan (Anggota DPRD Kabupaten Solok) maupun dari pihak Pemkab Solok," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment