News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anomali Sport Tourism Kota Solok di Kejuaraan Taekwondo Walikota Solok Cup III

Anomali Sport Tourism Kota Solok di Kejuaraan Taekwondo Walikota Solok Cup III

SOLOK - Membeludaknya peserta open tournament Taekwondo Walikota Solok Cup III di Sporthall Tanjung Paku, Kota Solok, Kamis-Minggu (16-19/12/2021), memberi efek positif terhadap Kota Solok dan masyarakat sekitar. Di samping nama baik daerah, simpul-simpul ekonomi masyarakat ikut bergerak. Terbukti, olahraga mampu mendatangkan banyak orang yang secara langsung menggerakkan ekonomi daerah. 

Walikota Solok Cup III mementaskan sekira 1.500 taekwondoin (atlet taekwondo) untuk memperebutkan sekira 200 medali di empat kategori, yakni kategori pra cadet, cadet, yunior dan senior. Kategori pra cadet merupakan taekwondoin yang masih dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK). Sementara cadet di usia SD, kategori yunior untuk sekolah SMP, dan kategori senior untuk para siswa SMA dan universitas. 

Dipertandingkannya kategori pra cadet, cadet dan yunior, secara langsung mampu menarik para orang tua taekwondoin ke Kota Solok. Sebab, ketika anak yang sedang "lucu-lucunya" pergi bertanding, mayoritas orang tua seakan tak kuasa untuk "melepasnya", meski para taekwondoin usia dini itu didampingi dan dijaga oleh offisial dan pelatih. Apalagi bertanding jauh di negeri orang. Akibatnya, dari 1.500 taekwondoin yang berlaga, jumlah kunjungan para orang tua dan dunsanak-dunsanak (saudara) yang ikut "nebeng" ke Kota Solok, kini tak kurang sekira 5.000 orang pengunjung wara wiri di Kota Solok.

Keberadaan sekira 5.000 pengunjung di Kota Solok tersebut, membuat penuh penginapan dan menggerakkan sektor usaha di bidang konsumsi. Bagi yang "bapitih" (ekonomi mapan), hotel dan home stay menjadi pilihan. Sementara, bagi ekonominya menengah ke bawah, rumah-rumah penduduk menjadi pilihan menginap. Tak kurang, sekira Rp50.000 hingga Rp100.000 dikeluarkan masing-masing atlet dan keluarganya, setiap harinya selama di Kota Solok. Artinya ada tambahan tak kurang dari Rp250 juta hingga Rp500 juta uang beredar di Kota Solok.

Namun, sangat disayangkan, iven dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Solok ke-51 ini, tidak menjadi "peluang" bagi sejumlah dinas di Pemko Solok untuk "menangguk" untung. Bahkan, menjadi anomali konsep sport tourism (paduan olahraga dan pariwisata). Padahal, iven tersebut merupakan sarana promosi gratis bagi dinas terkait, semisal Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) dan Dinas Pariwisata (Dispar). Pihak yang menangguk untung di samping rumah penduduk tempat menginap, adalah para pedagang yang berjualan di sekitar Sporthall Tanjung Paku. Serta para pedagang nasi dan pedagang di Pasaraya Solok. 

"Sangat disayangkan, semestinya Dinas Pariwisata Kota Solok melakukan promosi titik-titik wisata Kota Solok dengan membuka "stand" promosi di lokasi. Atau minimal spanduk-spanduk berisi foto-foto lokasi wisata di Kota Solok. Sebab, di hari ketiga, Sabtu, pertandingan ditiadakan dari pagi hingga sore, karena ada kegiatan vaksinasi massal oleh Polres Solok Kota. Sehingga, para taekwondoin dan keluarganya akan memanfaatkan ini untuk mengunjungi spot-spot wisata Kota Solok. Apalagi, waktu kejuaraan ini, bertepatan dengan hari libur, setelah pelajar selesai ujian semester," ungkap Efriyon Coneng, Ketua Pengkot Taekwondo Kota Solok yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Solok. 

Di samping sejumlah OPD Pemko Solok, Efriyon Coneng juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut berbenah dalam menerima tamu. Sehingga, para tamu nyaman selama berada di Kota Solok. Coneng juga menegaskan, pihaknya bersama Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Kota Solok sebagai panitia pelaksana, telah mewanti-wanti masyarakat yang terlibat di lokasi kegiatan untuk tidak berbuat hal-hal yang membuat malu daerah. Seperti misalnya para petugas parkir maupun para pedagang.

"Para pedagang sudah kita wanti-wanti dan kita peringatkan agar dapat melayani pembeli dengan ramah. Bahkan, kita juga sudah tegaskan, jika ada pedagang yang menaikkan harga jualannya di harga biasa atau harga normal, mereka akan kita usir dari lokasi. Alhamdulillah, hingga dua hari ini, (registrasi hari Rabu dan pertandingan hari pertama pada Kamis), para pedagang sangat patuh dengan harga bahkan dengan kebersihan setelah berjualan," ujar Coneng.

Coneng juga meminta masyarakat yang memiliki rumah di sekitar venue-venue olahraga di Kota Solok, juga ikut berbenah dalam melengkapi fasilitas penginapan. Dalam kapasitasnya sebagai Anggota DPRD, Coneng mengharapkan masyarakat melakukan pembenahan kebutuhan tamu. Seperti fasilitas kamar mandi, tempat parkir kendaraan, maupun kebutuhan konsumsi. Sebab menurutnya, ke depan akan semakin banyak iven-iven olahraga dan iven-iven non olahraga yang akan digelar di Kota Solok. Apalagi, pada tahun 2024, Kota Solok dijadwalkan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar. 

"Jika saat ini, rumah-rumah di sekitar lokasi kegiatan baru memiliki satu kamar mandi untuk pribadi, nantinya kita harapkan mulai dibuat kamar mandi untuk tamu. Atau misalnya, para tamu makan di luar atau membeli nasi bungkus, ke depannya pemilik rumah bisa menyediakan konsumsi untuk tamu. Bahkan, mereka bisa juga merekomendasikan atau mengantarkan tamu ke titik-titik pariwisata di Kota Solok. Apalagi, kita akan menjadi tuan rumah Porprov Sumbar 2024 yang akan mempertandingkan puluhan cabang olahraga. Kita harapkan Pemko Solok masyarakat siap berbenah," ungkapnya. 

Walikota Solok Cup merupakan ajang dua tahunan yang digelar dua tahun sekali. Pada Walikota Cup I yang digelar tahun 2016, juara umum diraih oleh Kota Bukittunggi. Walikota Cup II tahun 2018, Kabupaten Dharmasraya menjadi juara umum. Walikota Cup III yang sejatinya dijadwalkan di 2020, tertunda karena Covid-19, dan baru digelar tahun ini.  

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok Leo Murphy, SH, mengaku salut dengan Pengkot TI Kota Solok yang mampu menggelar turnamen yang sangat semarak ini. Legislator muda yang merupakan bagian dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Solok ini, menilai bahwa olahraga merupakan elemen yang mampu mendatangkan banyak orang ke sebuah daerah. Leo Murphy mengkalkulasikan sebanyak 5.000 orang mengunjungi Kota Solok, yang terdiri dari 1.500 peserta ditambah offisial dan keluarga peserta. Jika satu orang membelanjakan uang Rp50.000 perhari, maka ada perputaran uang Rp250 juta perhari. Sehingga, dalam empat hari di Kota Solok ada pergerakan ekonomi sebesar Rp1 miliar.

"Itu baru untuk ukuran minimal Rp50 ribu perhari. Bagaimana jika mereka berbelanja untuk konsumsi, mengunjungi tempat wisata, mengunjungi Pasaraya Solok, menginap di rumah warga, dan sebagainya. Tentu, ini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Namun, yang dibutuhkan sekarang adalah, Pemko Solok dan seluruh elemen di Kota Solok mampu menciptakan situasi dan kondisi masyarakat yang ramah. Tidak hanya ramah pada tamu, tapi juga ramah pada investasi. Dan ingatlah, olahraga adalah salah satu bagian yang mampu mendatangkan banyak orang ke suatu daerah," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment