News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Aula Nova Indra, Akhir Hayat Pejuang Demokrasi

Aula Nova Indra, Akhir Hayat Pejuang Demokrasi


Aula Nova Indra, Akhir Hayat Pejuang Demokrasi

Oleh: Jons Manedi

(Anggota KPU Kabupaten Solok 2018-2023)


Perjalanan hidup hanya soal waktu. Pada akhirnya, kita akan menutup cerita masing-masing dari langkah yang kita kayuh. Boleh jadi muara hidup diabadikan dengan 'tinta emas' atau tidak sama sekali. Sebab, tidak semua kebaikan berakhir indah di dunia. Sungguh, Allah SWT penjawab dan pemberi balasan teradil dari semua amal baik anak cucu Adam.

Sama seperti sosok Pejuang Demokrasi, Komisioner KPU Sumatera Barat, almarhum kakanda Nova Indra. Kepergiannya mendadak dan mengejutkan semua orang yang mencintainya. Bagi saya, pengalaman beliau mengelola demokrasi tidak saja ketika menjadi bagian dari KPU, melainkan sejak di masa mahasiswa.

Sejak kuliah, Da In (sapaan akrab saya kepadanya), sudah aktif diberbagai kegiatan mahasiswa yang berorientasi pada demokrasi. Dia tercatat sebagai mantan Sekretaris HMI Cabang Padang yang pernah bergerak di Anfrel dan NGO KPMN Padang.

Sebelum menjadi Anggota KPU Sumbar, almarhum Nova Indra adalah Ketua Kabupaten Solok periode 2008-2013. Berkat kemampuan dan keuletannya, Nova melenggang menjadi anggota KPU Sumbar periode 2018-2018 dan berlanjut ke periode 2018-2023. Sayang, belum tuntas pengabdian periode keduanya di KPU, Nova Indra sudah dipanggil kepangkuan Sang Khalik. Dia pergi begitu cepat tanpa wasiat dan tanda-tanda sakit serius.

Sebagai orang yang sudah hampir 15 tahun berada di 'rumah' KPU, banyak pengalaman yang prestasi yang diukir Nova Indra. Pujian dan hujan cacian pun sudah jadi 'air mandi' putra pasangan Ediman Nasir dan Marlis A yang lahir di Bukittinggi pada 5 November 1976 itu.

Saya menyaksikan dan melihat bagaimana Nova Indra melewati 'jalan terjal' setiap pesta demokrasi berlangsung. Dia sangat tenang dan menghadapi persoalan dengan baik. Saya juga melihat bagaimana Nova Indra mengorbankan waktu, kesehatan, demi terwujudnya penyelenggaraan Pemilu yang bermartabat. Beliau sungguh sangat jeli menyoal data pemilih karena bagi Nova Indra, hak pemilih wajib dan tidak bisa diganggu gugat harus disampaikan.

Jelang akhir hayat, saya mendengar beliau menjalankan program diet ketho (diet carbo) untuk menjaga kesehatan. Ya, namanya petugas Pemilu, waktu 24 jam kadang tidak cukup untuk merampungkan semua proses saat gelaran Pilkada atau Pileg sedang berlangsung.

Di luar hal demokrasi, Nova Indra juga tercatat sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok yang pertama setelah PDPM dimekarkan dari PDPM Kota Solok. Banyak hal yang saya pelajari dari beliau sebelum dan akhirnya saya melanjutkan estafet Nova Indra sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok.

Kepergian Nova Indra tidak saja meninggalkan air mata di ruang-ruang kerabat dekat, keluarga KPU, tapi juga untuk Muhammadiyah Sumatera Barat. Salah satu wujud mengenang kepergian beliau, PWPM Sumatera Barat menggelar kegiatan virtual bertema "Mengenang Sahabat Pejuang Demokrasi". Kegiatan ini digelar tepat setelah 1 bulan Nova Indra meninggal dunia yang sekaligus menyemarakkan Milad Pemuda Muhammadiyah ke-89 dengan tema "Meneguhkan Pemuda Negarawan".

Sebagai kader Muhamamadiyah, saya merasa Nova Indra adalah sosok pemuda yang patut menjadi panutan generasi Muhammadiyah selanjutnya. Nova Indra konsisten dalam kerja dan fungsinya sebagai penyelenggara Pemilu, bahkan dia sangat detail dan rapi menyoal data. "Jangan Lupa Bahagia, Detail itu Asyik", begitu kata-kata yang keluar dari mulutnya saat pelaksanaan tahapan Pilkada 2020 lalu.

Dalam pergaulan sehari-hari, Nova Indra juga dikenal sebagai sosok yang selalu happy dan mudah senyum. Dia berbaur dengan siapa saja dan tak memantang kasta sosial. Begitulah kilas pendek tentang Nova Indra yang dijemput Allah SWT pada tanggal 19 Mei 2021 dalam usia 45 tahun.

Hari ini, yang tinggal dari sosok Nova Indra adalah jasa-jasanya, canda guraunya, senyuman khas dan keuletannya dalam bekerja. Sebagai penghargaan untuk sosok Nova Indra, sebuah ruangan di KPU Padang Panjang diabadikan dengan nama "Aula Nova Indra' dan diresmikan langsung oleh Ketua KPU RI bapak Ilham Saputra. KPU juga memberikan santunan kepada ahli waris senilai Rp 199 juta. Alhamdulillah.

Banyak hal-hal hebat yang beliau tunjukkan kepada saya dan tak mampu saya rangkai dengan kata-kata. Inilah akhir dari hidup yang fana ini. Beruntung Nova Indra diabadikan sebagai seorang pejuang demokrasi dan pemuda yang negarawan. Semoga kelak saya dan semua generasi muda selanjutnya bisa mempersembahkan kerja baik dan berguna untuk Bangsa dan Agama. Aamiin.

JsM

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment