H. Candra, SH.I, "Tokoh Besar" di Level Elit Provinsi, "Keok" di Kampung Halaman
KONDISI pemerintahan Kabupaten Solok yang makin memanas, memantik pertanyaan besar tentang keberadaan sosok Wakil Bupati Solok, H. Candra, SH.I. Sikap diam politisi PKS asal Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih dan Urang Sumando Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang itu, terhadap kondisi birokrasi di Kabupaten Solok, sama sekali bertentangan dengan latar belakangnya sebagai "Singa Lapangan" saat menjadi mahasiswa UIN Imam Bonjol, maupun kiprahnya di level Provinsi Sumbar.
Saat menjadi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang (kini UIN IB), sosok Candra begitu populer. Selain menjadi Ketua Garda Keadilan (sayap pemuda Partai Keadilan Sejahtera) Sumatera Barat periode 2003–2008, Candra adalah Presiden Mahasiswa/Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Imam Bonjol dan diangkat Koordinator Lapangan (Korlap) BEM Sumatera Barat periode 2004–2005. Tak perlu dijelaskan lebih lanjut, bagaimana sepak terjang Candra di kalangan mahasiswa Sumbar. Korlap BEM Sumbar adalah "Singa Lapangan" yang tak kenal kompromi terhadap kebijakan pemerintahan, aparat penegak hukum, maupun pihak-pihak yang mencoba "mengusik" hak rakyat.
Watak "Singa Lapangan" Candra, berlanjut ke dunia politik setelah mengantongi gelar Sarjana Hukum Islam (SH.I) dari UIN IB Padang. Candra memulai sebagai karier sebagai Tenaga Ahli Wakil Bupati Solok Selatan Nurfirmanwansyah sejak 2006. Ia kemudian diangkat menjadi Tenaga Ahli Riza Falepi di DPD RI 2009 hingga 2012. Saat Riza Falepi terpilih menjadi Walikota Payakumbuh, Candra diangkat menjadi Sekretaris Pribadi (Sespri) sejak 2012 hingga 2020. Kiprah Candra di Kota Payakumbuh, menarik perhatian Mahyeldi Ansharullah. Saat Mahyeldi terpilih menjadi Gubernur Sumbar pada 2020 dan dilantik pada 26 Februari 2021, Candra diangkat menjadikan Sekretaris Pribadi sejak 2021 hingga 2024.
Dalam kemasyarakatan, Candra juga aktif di sejumlah organisasi yaitu Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat periode 2005–2008, Wakil Ketua Persatuan Ummat Islam Sumatera Barat periode 2021–2024, Wakil Ketua Gebu Minang periode 2022–2026, dan Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Solok 2025-2030.
Namun, segudang pengalaman di pergerakan mahasiswa, organisasi dan birokrasi di level Sumbar itu, ternyata tak dapat diaplikasikan Candra di Kabupaten Solok, meski berhasil memenangkan Pilkada Kabupaten Solok 27 November 2024, mendampingi Jon Firman Pandu, SH. Dunia politik Kabupaten Solok yang begitu kejam dan brutal terhadap para politisi, membuat "Singa Lapangan" tersebut "keok". Meskipun mendapat tugas "tak tertulis", menjembatani Pemkab Solok dengan Pemprov Sumbar, karena kedekatannya dengan Gubernur Mahyeldi, peran Candra tak begitu terlihat. Bahkan, dikalahkan oleh deretan "konten" Bupati Jon Firman Pandu.
Apalagi, dalam "bau amis" transaksional jabatan eselon yang kini merebak di Kabupaten Solok, posisi Candra semakin terpinggir. Candra seperti diam dalam kesendirian dan berulang kali terlihat "menepi", seperti lebih banyak ke ladang di kampungnya di Nagari Paninggahan atau di kampung istrinya di Nagari Talang. Berulang kali, Candra juga terpantau di Medsos, "asyik" menekuni hobinya bermain sepakbola, bersama pegawai Pemkab Solok dan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah.
Segudang pengalaman di birokrasi pemerintahan, Parpol dan kemasyarakatan, ternyata tidak teraplikasi di Kabupaten Solok, kampung halamannya sendiri. Ide-ide cemerlang dan keandalannya mengeksekusi kebijakan pemerintahan di Pemkab Solok Selatan, Kota Payakumbuh dan di jajaran "elit" pejabat level Provinsi Sumbar, ternyata dianggap "angin lalu" di Kabupaten Solok.
Terbaru, dalam proses mutasi pejabat eselon II dan eselon III Pemkab Solok yang telah mulai bergulir beberapa waktu lalu, tak ada "orang-orang Candra" yang tampil. Peran dan "jatah" Candra dalam pembagian "harta rampasan perang" Pilkada. Padahal, masyarakat Kabupaten Solok tahu persis bagaimana Candra dan barisan pendukungnya berjibaku dalam Pilkada tersebut. Meninggalkan keluarga dan urusan lain, serta mengeluarkan dana untuk operasional Pilkada yang jumlahnya tidak sedikit.
Tidak tampaknya peran Candra dalam mengakomodasi "barisan" pendukungnya, membuat opini liar berhembus sangat masif. Tidak hanya dari kampung halamannya di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, tapi juga dari kampung istrinya di Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang. Candra dituding lupa dan meninggalkan orang-orang yang telah berjuang dan ikut mengantarkannya memenangkan Pilkada Kabupaten Solok 2024 lalu.
Warga Nagari Talang, Wahyudi Dt Panjang, bahkan melontarkan wacana bahwa sudah saatnya putra Nagari Talang maju ke kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2030. Yudi bahkan mengedepankan sejumlah nama putra Nagari Talang yang kini ada di pemerintahan, partai politik dan pengusaha, yang berpotensi maju di Pilkada Kabupaten Solok 2030. Di antaranya Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sumbar Syefdinon, S.Sos, MM, mantan Anggota DPRD Sumbar dan DPRD Kabupaten Solok 4 periode Ahmad Rius, SH Dt Mantari Ameh, Anggota DPRD Sumbar Agus Syahdeman, Kepala Dinas Satpol PP Damkar Kabupaten Solok Elafki, Anggota DPRD Kabupaten Solok Iskan Nofis, SP, hingga pengusaha muda Maigus Tinus, S.Sos.
"Sudah sewajarnya putra Nagari Talang ikut kontes Pilkada Kabupaten Solok. Kemarin (Pilkada Kabupaten Solok 2024), masyarakat Nagari Talang bisa mengantarkan urang 'Sumando' Nagari Talang menjadi kepala daerah. Apalagi, saat ini Nagari Talang memiliki sejumlah tokoh yang sangat mumpuni dan teruji. Seperti Syefdinon, Ahmad Rius, Agus Syahdeman, Elafki, Iskan Nofis, Maigus Tinus dan lainnya. Keberadaan dan posisi mereka saat ini sudah modal besar untuk maju di kontestasi Pilkada 2030," tegasnya.
Pertanyaannya sekarang, akankah "Singa Lapangan" itu (H. Candra, SH.I), segera bangun atau "tidur" makin pulas? Apakah, segudang pengalamannya di berbagai organisasi kemahasiswaan, kemasyarakatan, Parpol dan birokrasi pemerintahan, hanya akan menjadi nostalgia dan sejarah masa lalu. Tentu, Candra harus menjawabnya dengan aksi nyata. Apalagi, saat ini kepemimpinannya bersama Jon Firman Pandu, baru berjalan sekira setengah tahun.
Politik Kabupaten Solok yang Brutal dan Kejam
Dunia politik Kabupaten Solok selama ini memang dikenal begitu kejam dan brutal, terutama terhadap para politisi. Sejarah mencatat, perubahan dukungan masyarakat/pemilih terhadap politisi sulit ditebak. Dimulai saat almarhum Prof. Elfi Sahlan Ben sebagai Wabup Petahana maju di Pilkada 2005, namun harus mengakui keunggulan Gusmal-Desra Ediwan. Hal serupa juga dialami Gusmal-Edi Erizon yang harus mengakui keunggulan Syamsu Rahim-Desra Ediwan pada Pilkada 2010. Desra Ediwan Anantanur sebagai petahana yang maju bersama Bachtul, harus mengakui keunggulan Gusmal-Yulfadri Nurdin di Pilkada 2015. Yulfadri Nurdin sebagai petahana juga gagal di Pilkada 2020 saat mendampingi Nofi Candra dan harus mengakui keunggulan Epyardi Asda-Jon Firman Pandu. Emiko yang berpasangan dengan Irwan Afriadi, yang dianggapi refleksi dari Epyardi Asda, juga gagal dan harus mengakui keunggulan Jon Firman Pandu-Candra.
Bahkan, saat Desra Ediwan Anantanur, Gusmal, Syamsu Rahim, Nofi Candra, Bachtul, dan lainnya maju di kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg), perolehan suara mereka sama sekali tak signifikan. Termasuk, saat Epyardi Asda maju di kontestasi Pilgub Sumbar 2024, perolehan suaranya kalah jauh dari Mahyeldi-Vasco Ruseimy di Kabupaten Solok.
Sekilas H. Candra, SH.I
H. Candra, SH.I lahir di Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih pada 1 Mei 1980, adalah politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjabat sebagai Wakil Bupati Solok periode 2025–2030. Suami dari Lian Octavia ini mengenyam pendidikan di SD Negeri 04 Paninggahan (1986–1993), MTS Tarbiyah Islamiyah (TI) Paninggahan (1993–1996), dan SMK Muhammadiyah 1 Padang (1996–1999). Candra meraih gelar Sarjana Hukum Islam dari Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN, kini UIN) Imam Bonjol Padang (2000–2005).
Semasa berkuliah, ia dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Ia tercatat menjadi Ketua Garda Keadilan (sayap pemuda Partai Keadilan Sejahtera) Sumatera Barat periode 2003–2008, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Imam Bonjol merangkap Koordinator Lapangan BEM Sumatera Barat periode 2004–2005.
Candra memulai sebagai karier sebagai Tenaga Ahli Wakil Bupati Solok Selatan Nurfirmanwansyah sejak 2006 hingga 2007. Ia kemudian diangkat menjadi Tenaga Ahli DPD dan MPR RI Riza Falepi sejak 2009 hingga 2012. Berlanjut ketika Riza Falepi terpilih menjadi wali kota, Candra diangkat menjadi Sekretaris Pribadi Wali Kota Payakumbuh sejak 2012 hingga 2020. Ketika Mahyeldi terpilih menjadi gubernur, Candra diangkat menjadikan Sekretaris Pribadi Gubernur Sumatera Barat sejak 2021 hingga 2024.
Pada pemilihan umum legislatif 2024, Candra maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat dari PKS untuk daerah pemilihan Sumatera Barat VII (Solok Raya), tetapi tidak terpilih.
Pada pemilihan umum Bupati Solok 2024, Candra maju sebagai calon wakil bupati mendampingi Jon Firman Pandu. Pasangan JFP–Candra diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya, PKS, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pasangan ini menang atas dua pasangan lainnya dengan memperoleh 88.615 suara atau 54,53 persen. Pasangan ini dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto serentak bersama 961 kepala daerah se-Indonesia di Istana Negara pada 20 Februari 2025.
Dalam kemasyarakatan, Candra juga aktif dalam beberapa organisasi yaitu Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat periode 2005–2008, Wakil Ketua Persatuan Ummat Islam Sumatera Barat periode 2021–2024, dan Wakil Ketua Gebu Minang periode 2022–2026. (rijal islamy)
Post a Comment