Ekspedisi Wilayah II: Menjelajah Ilmu, Menginspirasi Masa Depan, Menyalakan Semangat Belajar Sekolah
Limapuluh Kota, PATRONNEWS.co.id - Sebagai bagian dari komitmen untuk membangkitkan semangat pendidikan di daerah, Ekspedisi Wilayah II hadir dengan membawa program baru dalam dunia pembelajaran. Ekspedisi Wilayah II yang mencakup Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat berada di bawah naungan Forum Nasional Sosial Masyarakat BEM se-Indonesia, mengadakan kegiatan pengabdian salah satunya fokus pada bidang pendidikan dan pembelajaran yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa melalui penerapan metode pembelajaran aktif, kreatif, dan inspiratif.
Pada tanggal 16 hingga 23 Juli 2025, tim Ekspedisi wilayah II melaksanakan rangkaian program pendidikan di Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Kegiatan ini berfokus di tiga sekolah, yaitu SDN 02 Galugua dan SMPN 04 Galugua pada 16–23 Juli 2025, serta SDN 01 Galugua pada 21–23 Juli 2025. Melalui berbagai program inovatif, siswa diajak untuk terlibat langsung dalam proses belajar yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga praktik.
Di SDN 02 Galugua dan SMPN 04 Galugua, kegiatan berjalan selama satu minggu penuh. Materi yang dibawakan mencakup Workshop Literasi, Edukasi Pentingnya Pendidikan, Sekolah Alam, Sains Eksperimen serta menghias Perpustakaan. Siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diajak berinteraksi aktif dengan berbagai aktivitas yang menumbuhkan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis. Pada kesempatan ini tim Ekspedisi Wilayah II menghadirkan berbagai program yang dirancang untuk menumbuhkan semangat belajar sekaligus mengembangkan keterampilan siswa. Selanjutnya, pada 21–23 Juli 2025, tim melanjutkan program di SDN 01 Galugua. Meskipun berlangsung dalam waktu lebih singkat, semangat siswa dan guru tidak kalah tinggi. Kegiatan peningkatan literasi dan edukasi pendidikan, tetap dilaksanakan dengan antusiasme penuh.Workshop literasi menjadi salah satu kegiatan utama, di mana siswa diajak membaca, menulis, dan berkreasi dengan cara yang menyenangkan, Nada Aprila Kurnia sebagai penanggung jawab program bidang pendidikan menuturkan bahwa ia menjalankan program bertajuk Ladang Literasi di tingkat SD dan SMP. "Di SD, kami mulai dari pengenalan huruf, memperbanyak kosakata, lalu mengajak adik-adik menulis apa pun yang mereka pikirkan, bahkan hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun. Tujuannya supaya mereka berani berpikir dan mengekspresikan diri," ungkapnya.
Sementara untuk siswa SMP, ia memperkenalkan dunia puisi melalui kegiatan membaca dan menulis puisi sederhana sebagai bentuk penguatan ekspresi dan empati serta media untuk meluapkan emosi. Ia berharap, melalui kegiatan ini, para siswa dapat merasakan bahwa belajar itu menyenangkan dan penting untuk masa depan mereka. Untuk mendukung budaya literasi, tim Ekspedisi Wilayah II juga mengembangkan hiasan perpustakaan mini di SDN 02 Galugua, sehingga menciptakan ruang baca yang nyaman, menarik, dan inspiratif bagi siswa, sehingga mereka semakin terdorong untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari. Perpustakaan mini dihias dengan warna-warna cerah, hiasan dinding edukatif, serta penataan buku yang rapi dan mudah diakses. Rak-rak sederhana diatur sedemikian rupa agar siswa dapat dengan mudah mengambil buku yang mereka inginkan.Kegiatan edukasi pentingnya pendidikan disampaikan melalui cerita inspiratif dan diskusi interaktif yang menanamkan nilai bahwa pendidikan adalah bekal penting bagi masa depan. Salah satu momen berkesan adalah ketika para siswa menuliskan impian mereka di secarik kertas, lalu membacanya di depan teman-teman. Suasana penuh haru ketika mereka saling memberi dukungan, seakan semua mimpi itu kini terasa mungkin.
Dalam kegiatan tersebut, Fadila Julfi salah seorang dari tim Ekspedisi Wilayah II yang terlibat dalam program tersebut mengaku sangat antusias."Melihat semangat adik-adik saat menuliskan dan membacakan impian mereka membuat saya yakin, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi selama mereka mau belajar. Pendidikan adalah kunci yang akan membuka pintu masa depan mereka. Kita hadir bukan hanya untuk mengajar, tetapi untuk menjaga api itu tetap hidup melalui pendidikan dan tugas kita adalah memastikan pintu itu selalu terbuka lebar," ujarnya.
Program ini tidak hanya mengajarkan arti pentingnya pendidikan, tetapi juga memupuk keberanian untuk bermimpi dan berusaha. Harapannya, setiap anak akan melangkah pulang dengan keyakinan: pendidikan adalah bekal yang akan menemani mereka menuju masa depan yang mereka impikan.Tidak hanya di ruang kelas, siswa juga diajak belajar langsung dari alam melalui kegiatan Sekolah Alam. Program ini dirancang untuk membawa proses belajar keluar dari kelas, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber ilmu yang nyata. Dalam kegiatan ini, siswa diajak mengenal berbagai jenis hewan yang ada di sekitar mereka. siswa belajar tentang ciri-ciri hewan, habitat, dan peran penting hewan dalam keseimbangan ekosistem. Selain itu, konsep matematika dari alam juga diperkenalkan. Siswa belajar menghitung dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai medianya, kemudian Kegiatan berikutnya adalah memahami pemanfaatan tumbuhan untuk mencegah erosi. Siswa diperkenalkan pada tumbuhan yang memiliki akar kuat untuk menahan tanah, Dengan melihat langsung contoh di lapangan, siswa diajak memahami bagaimana menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Firmansyah, salah satu penanggung jawab bidang pendidikan di Sekolah Rimba Alam, menginisiasi program pembelajaran berbasis alam yang melibatkan seluruh peserta SD dari kelas 1 hingga 6."Kami mendesain tiga pos pembelajaran yang menyatu dengan lingkungan sekitar. Di Pos 1, anak-anak diajak mengenal suara hewan yang ada di sekitar hutan, dari suara burung hingga serangga, agar mereka lebih peka terhadap alam sekitarnya," ujarnya.
Selanjutnya, di Pos 2, peserta diajak berhitung menggunakan benda-benda alami seperti batu, ranting, dan daun, sebagai pendekatan konkret dalam memahami konsep matematika.
"Kami ingin mereka sadar bahwa belajar tak selalu harus dengan buku dan papan tulis. Alam juga bisa jadi guru," tambahnya.
Sementara di Pos 3, anak-anak belajar tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai pencegah erosi, dengan menanam langsung di lahan miring dan berdiskusi tentang manfaat akar pohon. Firman berharap, kegiatan ini bukan hanya menanam pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap lingkunganSepanjang kegiatan di ketiga sekolah, suasana pembelajaran terasa hidup. Para siswa terlibat aktif, guru ikut mendukung, dan masyarakat menyambut baik inisiatif ini. Harapannya semangat belajar yang telah tumbuh di setiap siswa dapat terus terjaga, bahkan setelah program ini berakhir. Pengetahuan yang diperoleh dari workshop literasi, edukasi pentingnya pendidikan, sekolah alam, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya diharapkan mampu menjadi fondasi yang kuat bagi mereka untuk terus berkembang, tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga guru, orang tua, dan masyarakat untuk terus mendukung pendidikan.
Ekspedisi Wilayah II diharapkan menjadi langkah awal menuju masa depan pendidikan yang lebih baik, di mana setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, berkembang, dan mewujudkan impian mereka. (*/PN-001)
Post a Comment