Bupati JKA: Saiyo Sakato, Modal Bangun Padangparianan
TIDAK ada pilihan lain, untuk mewujudkan Kabupaten Padang Pariaman yang lebih baik, kekompakan, kesatuan, persatuan, dan semangat saiyo sakato, menjadi modal utama yang sangat diperlukan.
"Kita, menghadapi tantangan yang cukup berat, untuk mengakomodir berbagai harapan dan keinginan masyarakat. Selain disana-sini harus melakukan efisiensi, juga tantangan akibat menurunnya dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah yang diperkirakan akan berlanjut tahun depan," ujar Bupati Padang Pariaman Dr H Jhon Kenedy Azis, SH, MH, dalam percakapan kemarin.
Kekompakan yang dimaksud, adalah bersatupadunya masyarakat dalam semangat kebersamaan serta saiyo sakato dalam melangkah dan bergerak guna mentuntaskan berbagai bengkalai pembangunan.
"Artinya, di satu sisi, kita mengalami kekurangan dana untuk membiayai berbagai sektor pembangunan, tapi kita harus berupaya mencari solusi, misalnya dengan menggaet dana dari berbagai kementerian dan perwakilan kementerian, termasuk memanfaatkan keberadaan wakil rakyat kita di DPR RI dan DPRD Sumbar. Itulah sebabnya, semangat saiyo sakato diperlukan menjadi modal utama dalam membangun Kabupaten Padang Pariaman," ujar Bupati JKA yang mantan anggota DPR RI dua periode itu.
Sementara, untuk persatuan dan kesatuan, menurut JKA; perlunya pemahaman masyarakat akan realita yang dihadapi pemerintah kabupaten. Bahwa saat ini, tidak semua harapan masyarakat yang bisa diakomodir, termasuk visi dan misi JKA-Rahmat, juga belum semua dapat kita realisasikan. Inshaa Allah, seiring normalnya keuangan daerah, komitmen yang telah dijanjikan itu, akan kita wujudkan.
"Kita, juga berupaya menarik investor untuk sektor pariwisata, Alhamdulillah, ada yang tertarik dari Medco Group Jakarta. Beberapa waktu lalu sudah menjajaki untuk investasi di pantai Tiram, Ketaping. Selain mendatangkan Pendapatan Asli Daerah, kehadiran berbagai investasi lainnya di Padang Pariaman diharapkan akan membuka sektor lapangan kerja bagi masyarakat," ungkap JKA.
Sebagaimana diketahui, sejak bulan Januari 2025, Pemerintah Pusat mengeluarkan Inpres nomor 1/2025 tentang efisiensi. Terjadi pengurangan dana DAU dan DAK fisik. Akibatnya berpengaruh pada sektor infrastruktur, seperti untuk pembangunan jalan-jembatan, irigasi dan pembangunan sarana kesehatan, seperti rumah sakit. Namun, berkat kegigihan Bupati JKA, sejumlah jembatan telah dibangun, dengan sumberdana BNPB. Seperti, jembatan Kubaan Sungai Geringging, jembatan Sungai Pinang Kecamatan Nan Sabaris, dan jembatan Batang Sani Kecamatan Patamuan. Ketiga jembatan dengan alokasi dana Rp 10,5 Milyar.
Sementara APBD Padang Pariaman,tahun 2025 setelah efisiensi tercatat Rp1.464.437.944.637,14. Sedangkan dana transfer pusat tahun 2025, sebesar Rp 1 227.519.399,000 dan dana transfer antar daerah untuk tahun 2025 sebesar Rp 46.272.197,074. Dan, untuk Pendapatan Asli Daerah, Kabupaten Padang Pariaman mentargetkan pada tahun 2025, sebesar Rp 180.895.259.765."Realisasi tahun berjalan, hingga 13 Agustus 2025, PAD mencapai 52,99 persen. Inshaa Allah kita yakin, target akan tercapai," ujar Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Padang Pariaman Taslim Leter menambahkan.
Ketidak stabilan keuangan negara diperkirakan akan berlanjut tahun depan, seperti diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, kemarin dalam keterangan pers. Diungkapkan, kebijakan transfer ke daerah dari pemerintah pusat dalam RAPBN 2026 akan turun. Tranfer ke daerah dianggarkan Rp 650 Triliun. Anggaran tersebut turun sebesar Rp 269 Triliun dari APBN 2025 dari total Rp 919 Triliun. Menurut Tito, penurunan itu nantinya dikompensasi dari kegiatan lain di kementerian/lembaga yang totalnya mencapai Rp 1.300 triliun. ***
Post a Comment