News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

BMKG Sumbar Tebar 10 Ton NaCl ke Awan untuk Turunkan Hujan

BMKG Sumbar Tebar 10 Ton NaCl ke Awan untuk Turunkan Hujan

Padang, PATRONNEWS.co.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau bersama BPBD Sumatera Barat (Sumbar) akan menebar 10 ton Natrium klorida (NaCl) selama operasi modifikasi cuaca guna menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi itu.

"Untuk hari pertama BMKG bersama BNPB, BPBD Provinsi Sumbar, serta pihak aviasi, menggelar operasi modifikasi cuaca, dimana sorti pertama membawa satu ton NaCl," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Jumat.

Deddy mengatakan selama lima hari ke depan yakni 25 hingga 29 Juli BMKG bersama BPBD akan menebar NaCl di wilayah target. Dalam sehari ditargetkan dua penerbangan yakni pagi dan sore dimana setiap sorti akan membawa satu ton muatan semai.

Untuk satu ton NaCl diperkirakan mampu menjangkau cakupan wilayah yang cukup luas hingga beberapa kabupaten yang terdampak Karhutla. Harapannya, kata dia, langkah ini bisa menciptakan hujan buatan intensitas ringan hingga sedang dalam durasi sekitar 20 milimeter hingga 50 milimeter perhari.

"Kami menargetkan ini untuk wilayah-wilayah Sumbar, khususnya yang tercatat banyak terjadi hotspot maupun fair spot," jelas dia.

Kemudian termasuk pula beberapa wilayah yang sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tanggap darurat, tepatnya dua daerah di Sumbar yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok.

Untuk sorti pertama, kata dia, BMKG telah memetakan target semai pada wilayah-wilayah yang signifikan terjadi pertumbuhan awan, khususnya Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Solok, dan wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Tanah Datar.

Secara umum ia memperkirakan operasi modifikasi cuaca tersebut dilaksanakan di waktu yang tepat sebab diprediksi masih ada potensi pertumbuhan awan selama tiga hari ke depan, khususnya untuk Kabupaten Limapuluh Kota dan sekitarnya.

Dengan adanya bibit-bibit awan atau potensi uap air yang bisa menjadi hujan, kata dia, maka momentum itu menjadi kesempatan untuk melakukan intervensi dan modifikasi cuaca.

"Kami berharap bibit-bibit awan ini bisa menjadi awan hujan sehingga turun hujan di wilayah-wilayah yang sangat kekeringan," katanya.

Berdasarkan catatan BMKG, beberapa wilayah di Sumbar sudah masuk dalam kategori kekeringan yang panjang. Bahkan kondisi itu mendekati ekstrem sebab sejumlah wilayah tercatat mengalami hari tanpa hujan rentang 30 hingga 60 hari, seperti yang terjadi Kabupaten Solok.

"Nah, dengan adanya operasi modifikasi cuaca ini diharapkan targetnya turun hujan, kemudian membasahi permukaan sehingga tingkat hotspot bisa menurun," ucapnya. (*/PN-001)

Sumber: antara

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment