News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Melejit di Riset SBLF, Nofi Candra: Buah Menjaga Silaturahmi dan Jembatan Hati

Melejit di Riset SBLF, Nofi Candra: Buah Menjaga Silaturahmi dan Jembatan Hati

Melejit di Riset SBLF, Nofi Candra: Buah Menjaga Silaturahmi dan Jembatan Hati

Tiga Putra Solok Raya Berpeluang ke Senayan

SOLOK, PATRONNEWS.CO.ID - Munculnya nama H. Nofi Candra, SE, di hasil riset Sumatera Barat Leadership Forum (SBLF) untuk Caleg yang berpeluang besar duduk di DPR RI, disambut antusias masyarakat Solok Raya (Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan). Bahkan, dalam riset SBLF tersebut, ada tiga putra Solok Raya yang berpeluang besar ke Senayan. Mereka adalah Nofi Candra, Athari Gauthi Ardi dan Zigo Rolanda. 

"Insyaallah dari beberapa lembaga survey dan lembaga riset, hasilnya cukup mengembirakan, Mudah-mudahan dengan waktu yang tidak begitu lama lagi, saya bisa terus menjemput silahturahmi yang sudah terjalin sejak lama. Semoga, di setiap Pemilu selalu ada Putra Solok Raya terpilih menjadi Anggota DPR RI. Bahkan, sekarang ini putra/putri Solok berpeluang merebut tiga kursi di DPR RI," ujarnya.

Nama Nofi Candra melejit sejak awal reformasi. Nofi Candra dikenal sebagai sosok pengusaha muda yang aktif berorganisasi. Tercatat, dirinya sempat menjadi Ketua KNPI Kota Solok, Ketua KONI Kabupaten Solok, dan menjalankan bisnis pembibitan jagung di bawah bendera PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) bersama sanga ayah, Alm. H Syukri beserta sejumlah kolega bisnisnya. 

Keikutsertaan NC di dunia politik berawal dari kedekatannya dengan tokoh-tokoh muda yang masuk ke dunia politik. Bahkan, NC menjadi salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat di Sumbar, yang Ormas itu akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Partai NasDem. Bahkan, hingga Pilkada Kabupaten Solok tahun 2020 lalu, NC menjadi kader Partai NasDem dan baru beberapa bulan lalu pindah ke Partai Gerindra.

Kiprah Nofi Candra di dunia politik semakin intens saat dirinya terpilih menjadi Senator (Anggota DPD RI) asal Sumbar pada 2014. Menjalani lima tahun di DPD RI, Nofi Candra tidak ikut di kontestasi politik di 2019 karena ingin fokus menghadapi Pilkada Kabupaten Solok 2020. Meski kalah tipis dari Epyardi Asda-Jon Firman Pandu, Nofi Candra akhirnya memutuskan pindah ke Partai Gerindra untuk Pileg DPR RI 2024 Dapil 1 Sumbar dengan nomor urut 7 di Daftar Calon Sementara (DCS). 

Awal Kiprah di Politik

Nama Nofi Candra muncul di percaturan politik Solok Raya medio 2008. Namanya langsung melejit dan menjadi idola baru. Sebagai figur anak muda, Nofi menjadi sosok kesayangan bagi berbagai lapisan masyarakat. Hal itu turut didorong oleh kepopuleran sang ayah, H. Syukri. Sebagai pengusaha sukses yang berusia muda, Nofi langsung menyedot perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali di ranah politik. Persahabatannya dengan kalangan mahasiswa dan mantan aktivis, ditambah penampilannya yang bersahaja dan sangat merakyat, Nofi menjadi panutan bagi anak muda di Kota Solok dan Kabupaten Solok.

Nofi bersama keluarga dan sejumlah sahabatnya, sukses membangun sejumlah bisnis. Seperti pabrik jagung hibrida di bawah bendera PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) dan PT Andalas Agroindo Mandiri, jaringan distribusi pupuk dan pestisida di bawah naungan CV Usaha Tani dan PT Putra Usaha Tani, NC Plaza di bawah bendera PT Nuansa Citra Sejati, hingga distribusi bahan baku kue dan makanan ringan di bawah bendera PT Boga Citra Mandiri dan PT Bakerindo Tetap Jaya.

Dari awal tidak mengenal politik sama sekali, Nofi akhirnya "tersesat di jalan yang benar". Kiprahnya dimulai saat dirinya terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Solok pada 2009. Di bawah komandonya, KNPI Kota Solok menjadi sangat aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Setali tiga uang, nama Nofi semakin populer. Bahkan, dirinya menjadi figur yang diharapkan tampil dalam bursa calon Walikota Solok dan Bupati Solok tahun 2010.

Puncaknya, pada Pileg DPD RI pada 2014, Nofi Candra terpilih sebagai Senator Sumbar usai meraih suara terbanyak keempat dengan raihan 169.268 suara. Terpilih sebagai senator dengan berhasil mengalahkan para "bintang" dari berbagai daerah di Sumbar, Nofi mencatatkan sejarah sebagai senator Sumbar pertama dan satu-satunya dari Solok Raya. Seperti diprediksi, basis suara di Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Solok Selatan memberi sumbangsih penting baginya.

Setengah periode (2,5 tahun) di DPD RI, Nofi Candra, dihadapkan pada kenyataan bahwa fungsi DPD adalah sebagai fundamental kenegaraan. Hal itu berbeda dengan fungsi Anggota DPR RI, yang memiliki fungsi anggaran dan kebijakan dalam undang-undang. Sehingga, peran DPD tidak seperti harapan para pemilihnya. Hal itu kemudian, menjadi "senjata" bagi sejumlah pihak yang kontra, yang menebar isu dan kebencian bahwa Nofi Candra tidak memberi manfaat usai dipilih.

Kondisi tersebut, membuat Nofi kembali berfikir keras. Akhirnya, keputusan penting dalam hidupnya kembali diambil. Yakni memilih tidak maju di kontestasi Pileg 2019. Baik ke DPD RI, maupun ke DPR RI. Nofi memantapkan dirinya maju ke kontestasi di Pilkada Kabupaten Solok tahun 2020. Pilihan tersebut, menurut Nofi telah dipikirkannya secara matang dengan berbagai pertimbangan. Hal yang paling utama menurutnya adalah keinginan untuk berbakti ke kampung halamannya. Kemudian untuk menjawab keinginan dari pemilihnya saat Pileg DPD RI tahun 2014 lalu.

"Menjemput mimpi dan menyempurnakan pengabdian. Saya bisa katakan, bahwa di DPD sebenarnya saya sudah berada di zona nyaman. Gaji Rp 200 juta perbulan, keluar negeri 8 kali setahun, nelpon atau me-WA menteri pasti ditanggapi. Namun, hal itu tidak akan memberikan banyak arti bagi mimpi dan niat pengabdian saya. Posisi operasional atau eksekutif harus saya ambil. Agar bisa memberikan efek secara langsung ke masyarakat banyak," ujarnya.

Sejarah Hidup

Nofi Candra lahir dari keluarga yang sangat sederhana, pasangan H. Syukri, seorang petani dan Hj. Lifwarda seorang guru SD. Nofi lahir di Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada 23 November 1973. Meski kedua orang tuanya berasal dari Nagari Saniang Baka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Nofi Lahir saat ibunya sedang bertugas di sebuah SD di Nagari Cupak.

Masa kecil Nofi dihabiskan dengan berpindah-pindah. Selain ikut sang ibu, sang ayah, H. Syukri, merupakan petani penggarap yang lahannya berpindah-pindah seantero Kabupaten Solok. Bahkan hingga ke sejumlah daerah lain di Sumbar, seperti Tanah Datar, Pasaman, Dharmasraya, Limapuluh Kota, hingga ke Pesisir Selatan. Bermodalkan lahan sewaan, H. Syukri mempraktikkan berbagai elaborasi cocok tanam dan kombinasi kolaboratif bahan pupuk untuk hasil panen yang lebih baik.

Di setiap kawasan dan daerah yang dikunjunginya, H. Syukri senantiasa menyebarkan pengetahuannya ke masyarakat sekitar. Hal ini menjadi salah satu nilai penting yang tertanam di fikiran Nofi. Yakni keberadaan yang harus memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

Masa sekolah dihabiskan Nofi di Kota Solok. Yakni di SDN 2 Solok, SMPN 2 Solok dan SMAN 2 Solok. Gelar sarjana ekonomi (SE) didapatnya dari Universitas Borobudur, Jakarta, saat sedang membuka usaha di Ibukota.

Nofi menikah dengan dengan Devi Femiyanti, gadis asal Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok yang sebelumnya adalah karyawan di Bank BNI Cabang Solok. Pasangan dari kawasan Salingka Danau Singkarak ini dikaruniai empat buah hati. Yakni Rahmadisya Hapsari, Maulana Zaki, dan kembar sepasang, Muhammad Haikal dan Siti Humaira.

Selain pernah menjadi Ketua KNPI Kota Solok dan Anggota DPD RI asal Sumbar, Nofi Candra juga pernah menduduki sejumlah jabatan strategis. Di antaranya Ketua DPP KUKMI (2001-2006), Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok (2012), Ketua KONI Kabupaten Solok (2012), Manajer Persis Kota Solok (2008), Ketua Perkemi Kabupaten Solok (2012-2017, 2017-sekarang), Ketua HKTI Kabupaten Solok (2010-2015), Wakil Ketua HKTI Sumbar (2015-sekarang), dan Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Bersubsidi Sumbar (2004-2009).

Sebelumnya, Lembaga Riset Sumatra Barat Leadership Forum (SBLF), merilis 14 nama kandidat Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI yang diprediksi akan berhasil melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatra Barat 1 dan 2.

Dari 14 nama tersebut, tujuh di antaranya adalah Caleg petahana. Sementara sembilan lainnya, merupakan Caleg penantang baru yang dinilai telah memiliki basis massa dan ketokohan cukup kuat di wilayahnya masing-masing.

Adapun Caleg DPR-RI yang diprediksi memenangkan pertarungan di Dapil Sumbar 1, diantaranya adalah Andre Rosiade (Gerindra), Lisda Hendra Joni (NasDem), Athari Gauthi Ardi (PAN), Rahmat Saleh (PKS), Zigo Rolanda (Golkar), Nofi Candra (Gerindra), Shadiq Pasadigoe (Nasdem), serta Darizal Basir (Demokrat).

Sementara pertarungan di Dapil 2, diprediksi akan meloloskan Mulyadi (Demokrat), Nevi Zuarina (PKS), Ade Rizki Pratama (Gerindra), Benny Utama (Golkar), Arisal Aziz (PAN), serta Cindy Monica (Nasdem).

Direktur Eksekutif Sumatra Barat Leadership Forum (SBLF) Consultant & Riset, Edo Andrefson menjelaskan, tiga nama Caleg penantang baru yang akan berhasil lolos dari Dapil Sumbar 1, adalah Zigo Rolanda, Novi Chandra dan Shadiq Pasadigoe.

"Mereka akan menggeser Darul Siska dari Golkar, Suir Syam dari Gerindra. Sementara kursi Asli Chaidir yang hilang, akan digantikan oleh Shadiq Pasadiqoe yang akan meraih kursi kedua bagi Nasdem," ujar Edo.

Edo Andrefson menuturkan, 14 nama Caleg yang berpotensi terpilih dan melenggang ke Senayan versi SBLF , adalah para Caleg yang dinilai memang telah mempunyai basis massa cukup kuat di daerah masing-masing.

Misalnya Andre Rosiade di Padang, Lisda Hendrajoni di Pesisir Selatan, Rahmat Saleh di Padang, Zigo Rolanda di Solok Selatan, Nofi Candra Kabupaten Solok, Shadiq Pasadiqoe di Tanah Datar serta Darizal Basir di Pesisir Selatan.

"Begitupun di Dapil 2, Mulyadi unggul di Agam dan Pasaman. Nevi Zuairina unggul di daerah Agam dan Pasaman, Ade Rezky Pratama di Bukittinggi dan Agam, Beny Utama Pasaman, Arisal Aziz di Padang Pariaman dan Cindy Monica di Padang Pariaman,” ucapnya.

Menurut Edo, selain didukung basis massa yang cukup kuat dan mengakar, tingginya kans kemenangan para Caleg ini, juga ditunjang dengan penyebaran Atribusi Alat Peraga Kampanye (APK) cukup massif dan mencolok.

Kurangnya penyebaran atribusi kampanye ini, menurut Edo, menjadi kelemahan utama dari para Caleg incumbent yang diprediksi akan terlempar dari pertarungan kontestasi Pileg kali ini. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment