News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Demokrat Solok Dihantam Badai, Sejumlah Kader Mulai Bermanuver?

Demokrat Solok Dihantam Badai, Sejumlah Kader Mulai Bermanuver?

SOLOK, PATRONNEWS.CO.ID - Pasca ditetapkannya Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok, Iriadi Dt Tumanggung, sebagai tersangka kasus korupsi Bawaslu Kota Prambulih, Provinsi Sumatera Selatan, kini kursi pimpinan DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok kosong. Iriadi dijebloskan ke penjara oleh penyidik dari Kejaksaan Negeri Prambulih, Kamis (9/2) lalu. Mantan calon Bupati Solok 2020 tersebut dijebloskan ke penjara terkait pertanggungjawaban fiktif terhadap pengelolaan dana hibah Bawaslu Prabumulih tahun 2017--2018. Saat Iriadi menjabat Sekretaris Bawaslu Sumsel.

Kasus Iriadi, menjadi hantaman badai kedua bagi DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok di tahun politik 2023. Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok Lucki Efendi yang juga Bendahara DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok ditangkap Tim Spider Sat Resnarkoba Polres Solok karena kasus sabu. Saat itu, hanya hitungan jam usai ditangkap, Iriadi langsung menggelar konferensi pers dan menyatakan Lucki Efendi dipecat! Pernyataan Iriadi tersebut, kemudian "diluruskan" oleh DPD Demokrat Sumbar dengan pernyataan bahwa hak pemecatan berada di DPP Demokrat dan meminta seluruh pihak untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Kini, setelah kosongnya jabatan Ketua dan Bendahara DPC Demokrat Kabupaten Solok, sejumlah kader mulai melakukan "manuver" terkait kepemimpinan di partai Bintang Mercy di Kabupaten Solok. Sejumlah kader internal dan para loyalis pengurus sebelumnya, bahkan secara terang-terangan mengeluarkan daftar nama untuk suksesi kepengurusan. Meskipun, suksesi kepengurusan berada di ranah DPP Demokrat melalui DPD Demokrat Sumbar.  

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Batang Barus, Abu Jamal menyatakan yang paling pantas memimpin DPC Demokrat Kabupaten Solok adalah Agus Syahdeman, yang sebelumnya digantikan Iriadi.

"Bapak Agus Syahdeman atau Uncu, mungkin lebih patut dan sangat pantas memimpin Partai Demokrat Kabupaten Solok. Selama beliau memimpin, hampir tidak ada kisruh di Partai Demokrat," katanya, Sabtu (11/2/2023) dilansir dari jarbatnews.com.

Hal yang sama juga disampaikan kader Demokrat asal Kecamatan Bukit Sundi, Yondri Samin. Menurut pria yang sebelumnya merupakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan di Pileg 2019 maju dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan kalah di Dapil 3 tersebut, menyatakan orang yang tepat menggantikan Iriadi sebagai pelaksana tugas (Plt) Demokrat Kabupaten Solok adalah Agus Syahdeman.

"Menurut saya, hanya Bapak Agus Syahdeman yang paling layak menjadi Plt. Bapak Iriadi. Bapak Agus disenangi para kader. Jadi kita berharap kepada Bapak Mulyadi Ketua Demokrat Sumbar untuk memberi kepercayaan kepada Agus Syahdeman lagi," ujarnya. 

Kader Demokrat lainnya dari Kecamatan Gunung Talang, Ahda Yanuar juga menyatakan hal yang sama. Ahda Yanuar yang di Pileg 2019 kalah dari Lucki Efendi dan Dedi Fajar Ramli di Dapil 1 tersebut mengatakan tahun 2014 di bawah pimpinan Agus Syahdeman masih bisa mempertahankan 4 kursi atau Nomor 4 banyak suara untuk Kabupaten Solok.

"Pada tahun 2019, malah naik menjadi  3 besar. Setiap intruksi partai selalu cepat dilaksanakan, seperti ikut membasmi dan mengatasi Covid 19, termasuk pelaporan  dan selalu gerak cepat. Yang utama beluau selalu selalu kompak dengan kader karena rasa kebersamaan yang memang beliau didahulukan," papar Ahda Yanuar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Bidang Organisasi Kader dan Keanggotaan (OKK) DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok, Kasmudi, SH. Menurut Anggota DPRD Kabupaten Solok tiga periode dari Partai Golkar dan gagal di kontestasi Pileg DPRD Sumbar dari Partai Golkar tahun 2019 itu mengatakan, memang ada dua opini yang berkembang pasca dua kejadian yang menimpa partai Demokrat Kabupaten Solok. Beberapa kader ada yang meminta Agus Syahdeman kembali menakhodai Partai Demokrat Kabupaten Solok, dan tidak tertutup kemungkinan akan muncul kader baru yang akan menjadi nahkoda Partai Demokrat ke depan. 

"Agus Syahdeman memang dinilai berhasil memimpin Partai Demokrat di dua masa kepemimpinannya. Salah satunya di Pemilu 2019 lalu Partai Demokrat berada pada posisi ke tiga dan Demokrat menjadi unsur pimpinan di DPRD Kabupaten Solok. Namun, tidak tertutup kemungkinan akan muncul kader baru yang akan menjadi nahkoda Partai Demokrat ke depan. Karena Pemilu semakin dekat, banyak hal yang akan dikerjakan secara bersama. Siapapun yang akan menjadi nakhoda Partai Demokrat Kabupaten Solok ke depan, kita berharap bisa bekerjasama dg semua kader dan simpatisan Partai Demokrat demi mencapai target untuk menjadi pemenang di Kabupaten Solok pada Pemilu 2024 mendatang," ujarnya.

Sementara Agus Syahdeman sendiri saat dihubungi media ini mengaku bahwa semua terserah partai dan Pimpinan.

"Kita lihat saja dan kita serahkan ke Partai masalah siapa yang akan ditunjuk menjadi Plt. Ketua Partai Demokrat Kabupaten Solok," jawab ASD yang saat ini menjabat salah seorang Wakil Ketua Demokrat Sumbar tersebut.

Sementara itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Kabupaten Solok di periode kepemimpinan Agus Syahdeman sebelumnya, Lamud Wijaya, menyatakan bahwa dua "hantaman badai" ke DPC Demokrat Kabupaten Solok ini akan menjadi momentum "bersih-bersih" dan regenerasi di DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok. Lamud Wijaya yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Solok tersebut juga menegaskan bahwa dua kasus yang membelit pengurus inti DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok ini akan membuktikan siapa yang berdarah biru dan siapa yang tidak.

"Saat sebuah partai sudah besar, siapapun akan dengan senang hati bergabung dan menjadi bagian. Tapi, saat partai dihantam gelombang, disitulah akan terlihat siapa kader militan yang berdarah biru. Jadi, janganlah membuat manuver-manuver dan penggiringan-penggiringan opini yang merugikan partai. Dua hantaman badai ini, mesti menjadi momentum regenerasi di DPC Demokrat Kabupaten Solok. Apalagi kita kini memiliki Ketua Umum, Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang masih muda dan semangat tinggi membesarkan partai. Artinya, jangan lagi kita kembali ke nostalgia masa lalu. Masa sudah berubah, sudah saatnya regenerasi," ungkapnya.

Lamud Wijaya juga mengungkapkan, dirinya bersama sejumlah Ketua DPC di Kabupaten Solok sudah menjalin kemunikasi dan akan berupaya membuat langkah-langkah mengembalikan nama baik Partai Demokrat di Kabupaten Solok. Lamud Wijaya juga menegaskan dirinya dan sejumlah kader-kader Demokrat yang "dipinggirkan" saat ini, siap kembali jika memang dibutuhkan untuk mengembalikan marwah dan martabat Partai Demokrat di Kabupaten Solok. 

"Kami siap kembali jika memang dibutuhkan. Tapi, tentu dengan syarat, pimpinan yang menjadi nakhoda benar-benar orang yang "berdarah biru" Demokrat dan berkomitmen tinggi membesarkan partai. Kita harus menatap ke depan, bukan lagi hanyut dengan nostalgia masa lalu," tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok, Efdizal, SH, MH, menyikapi dengan bijak dua hantaman badai ke Partai Demokrat Kabupaten Solok. Mantan Walinagari Sariak Alahan Tigo tersebut, meminta seluruh pengurus, kader dan simpatisan Partai Demokrat untuk menjadikan ini momentum perbaikan partai ke depan. Efdizal meminta seluruh elemen partai untuk tidak membuat manuver-manuver yang mengganggu stabilitas partai.

"Mari kita bijak dan mengambil hikmah dari kejadian ini. Dua kejadian ini merupakan musibah dan ujian bagi kita. Tentu, ada hikmah dan kebaikan setelah musibah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan positif. Demokrat adalah partai besar dan sudah berkali-kali dihantam badai, dan kita sudah berkali-kali membuktikan bahwa kita mampu bangkit," tegasnya. 

Efdizal juga meminta kepada seluruh elemen partai yang selama ini "menepi" akibat eskalasi politik, untuk kembali lagi membangun partai ke depan. Menurutnya, kebersamaan dan kesolidan partai terbukti mampu membuat Partai Demokrat tetap besar. Efdizal menegaskan banyak hal yang mesti diluruskan kembali. Seperti misalnya terkait perkara Iriadi Dt Tumanggung, yang kasusnya sama sekali tidak terkait dengan Partai Demokrat. Karena menurutnya kasus tersebut terjadi sebelum menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok.

"Banyak hal sebenarnya yang harus diluruskan kembali. Tapi, yang pasti kami memanggil kembali seluruh kader, relawan, simpatisan, maupun pengurus-pengurus untuk kembali membesarkan Partai Demokrat bersama-sama. Partai Demokrat adalah partai besar. Ibaratnya, semakin tinggi pohon, maka akan semakin besar hantaman angin dan badai. Kuncinya adalah akar yang kuat, dan akar itu adalah para kader, relawan, simpatisan dan pengurus saat ini," tegasnya.

Terkait adanya opini untuk menjadikan kembali mantan Ketua DPC Agus Syahdeman sebagai Plt Ketua Demokrat Kabupaten Solok, Efdizal menyerahkan sepenuhnya ke DPD Demokrat Sumbar dan DPP Demokrat. Meski begitu, Efdizal menyatakan bahwa Agus Syahdeman adalah tokoh yang sangat berpengalaman di Partai Demokrat Kabupaten Solok. Sehingga, Agus Syahdeman akan sangat bijak mengambil keputusan. Apalagi menurutnya, Agus Syahdeman saat ini adalah Wakil Ketua DPD Demokrat Sumbar yang memiliki tanggung jawab khusus sebagai pembina DPC Demokrat Kabupaten Solok.

"Bapak Agus Syahdeman sudah 2 periode menjadi Ketua DPC Demokrat Kabupaten Solok. Saya rasa, sebagai tokoh politik Kabupaten Solok, tidak mungkinlah beliau mau menjadi Plt Ketua DPC Demokrat Kabupaten Solok. Apalagi sekarang beliau sudah Wakil Ketua DPD Demokrat Sumbar, yang tentu saja memiliki tanggung jawab khusus sebagai pembina DPC Demokrat Kabupaten Solok," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar, Mulyadi, melalui Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPD Demokrat Sumbar, Ari Prima, S.Psi, M.Pd. Menurutnya, DPD Demokrat Sumbar sangat menyayangkan dua kasus yang menjerat dua pengurus inti (Ketua dan Bendahara) di DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok. Ari Prima meminta seluruh pengurus, kader, relawan, simpatisan untuk tetap tenang dan tidak melakukan manuver dan penggiringan-penggiringan opini. Ari Prima menegaskan, DPD Demokrat Sumbar sudah berkomunikasi dengan DPP Demokrat untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya. 

"DPD (Demokrat Sumbar) segera mengambil langkah-langkah sesuai mekanisme partai. Kita meminta seluruh elemen partai untuk tenang dan tidak membuat manuver-manuver dan penggiringan-penggiringan opini yang akibatnya akan merugikan partai. Kita punya mekanisme dan AD/ART. Kita sudah berkomunikasi dengan DPP Demokrat. Sesegera mungkin akan ada langkah-langkah secara kepartaian," tegasnya.

 Ari Prima juga mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang tengah melanda salah satu kader partai berlambang Mercy tersebut.

"Kasus ini merupakan kasus personal dan bukan kapasitas beliau sebagai kader (Partai Demokrat)," kata Ari.

Namun, sambung Ari, Partai Demokrat tidak mentolerir segala bentuk pelanggaran hukum yang diduga dilakukan oleh setiap kader. Meski demikian, terkait status keanggotaan Iriadi Datuak Tumangguang di Partai Demokrat, Ari menyebut pihaknya masih menunggu putusan hukum berkekuatan tetap dari majelis hakim.

"Tentu kita harus menerapkan asas praduga tak bersalah, namun yang jelas ini tidak ada kaitannya dengan partai (Demokrat), ini personal yang bersangkutan. Terkait bagaimana status keanggotaannya, kami masih menunggu keputusan dari pengadilan," katanya.

Agar roda organisasi tetap berjalan dengan lancar, Ari menyebut bahwa DPC Partai Demokrat Kabupaten Solok untuk sementara waktu dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt).

"Sekretaris (memimpin) sementara waktu, menjelang ditunjuknya Ketua Definitif dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), tidak lama," ucapnya.

Namun, jika Iriadi Datuak Tumangguang meminta bantuan hukum kepada partai tempat ia bernaung, Ari menyebut bahwa hal tersebut akan dipertimbangkan.

"Statusnya kami dalam penegakan hukum terhadap yang bersangkutan dan itu juga kami pertimbangkan," tuturnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment