News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kejujuran dan Keadilan Politik untuk Kiprah Athari Gauthi Ardi

Kejujuran dan Keadilan Politik untuk Kiprah Athari Gauthi Ardi

Kejujuran dan Keadilan Politik untuk Kiprah Athari Gauthi Ardi

Kiprah yang Terlupakan karena Perseteruan Epyardi Asda dengan Sejumlah Elemen di Kabupaten Solok

"Perseteruan" antara Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar, dengan "hampir" semua elemen di Kabupaten Solok, membuat publik seakan melupakan kiprah Athari Gauthi Ardi. Padahal, Anggota DPR RI Komisi V dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, menjadi legislator yang paling banyak berbuat untuk Kabupaten Solok. Baik dari jumlah program, maupun dari jumlah dana pusat yang berhasil dibawa ke Sumbar, khususnya Kabupaten Solok. Mari kita ulas dan buktikan secara detail.

Laporan RIJAL ISLAMY, Solok

Athari Gauthi Ardi dan Capt. Epyardi Asda, M.Mar tak mungkin terpisahkan. Baik secara hubungan biologis, maupun ideologis politik. Athari adalah anak kandung tertua dari Epyardi. Athari telah "dikader" sejak Epyardi "terjun" ke ranah politik sejak tahun 2003. Sebagai anak sulung dari 6 anaknya yang semuanya perempuan, Athari bahkan sudah menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pileg 2014. Partai Ka'bah yang menjadi Rumah Gadang Epyardi saat menjadi Anggota DPR RI sejak 2004. 

Dualisme dan konflik yang terjadi di tingkat pusat PPP, membuat Epyardi yang berada di kubu Surya Dharma Ali dan Djan Fariz, "menyeberang" ke Partai Amanat Nasional (PAN). Sebagai anak biologis dan ideologis, Athari tentu harus ikut sang ayah. Kiprah Epyardi selama tiga periode di DPR RI, tak diragukan lagi. Tidak hanya ketokohannya di level nansional, tapi kiprahnya membawa pembangunan ke Sumbar, apalagi terkhusus Kabupaten Solok, Epyardi menjadi tempat mengadu dan menyampaikan aspirasi. Rumahnya di Nagari Singkarak, selalu ramai saat Epyardi dan keluarganya pulang kampung.
Di Pileg 2019, Epyardi berhasil membawa PAN menjadi partai besar di Sumbar. Hal ini terbukti, dengan terpilihnya Athari Gauthi Ardi sebagai Anggota DPR RI dan PAN menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Solok dengan raihan 6 kursi, sama dengan Partai Gerindra. Banyaknya suara Athari, juga membantu PAN meraih 2 kursi dari Dapil 1 Sumbar yang meliputi Kota Padang, Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Mentawai, Tanah Datar, Padang Panjang, Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya. Asli Chaidir yang merupakan ayah kandung dari Walikota Padang Hendri Septa, mengisi kursi kedua PAN dari Dapil 1. 

Epyardi Asda pada Pileg DPR RI maju dari Dapil DKI 1 yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri. Meski Epyardi meraih suara terbanyak dan bersaing dengan sejumlah tokoh nasional di Dapil DKI 1 seperti AM Fatwa dan Eggi Sudjana, PAN tidak mendapatkan kursi. Belakangan, Epyardi Asda maju sebagai Calon Bupati Solok 9 Desember 2020 berpasangan dengan Jon Firman Pandu, SH, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok. Asda-Pandu menang di Pilkada Kabupaten Solok dan dilantik pada 26 April 2021.

Athari Gauthi Ardi, usai dilantik, duduk di komisi V, komisi yang juga ditempati Epyardi Asda sebelumnya. Komisi V, membidangi infrastruktur dan perhubungan, dengan mitra kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional, Kementerian Desa, serta bidang lainnya.

"Lakek tangan" Athari langsung dirasakan oleh masyarakat, khususnya di Kabupaten Solok. Namun, sayang seribu sayang, kiprah Athari sebagai "titisan" Epyardi tidak terekspos dengan baik. Ratusan miliar rupiah dana aspirasi/Pokir Athari di Kabupaten Solok dan Dapil 1 Sumbar, tidak begitu diketahui oleh masyarakat luas. Seperti program bedah rumah, program pemberdayaan Petani Pemakai Air (P3A) untuk irigasi pertanian, program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu), hingga Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). 

Hanya hitungan bulan, pada awal 2020, Athari Gauthi Ardi berhasil menarik dana pusat sebesar Rp13,4 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR RI) guna membiayai sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat di daerah pemilihan (Dapil 1) Sumbar. Salah satunya proyek Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Untuk tahun 2020 itu, program PISEW dari Athari tersebar di dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung, sebanyak 14 paket dengan nilai masing-masing Rp600 juta.

"Alhamdulillah. Untuk tahun 2020 ini kita bisa menarik dana pusat sekitar Rp13,4 miliar untuk membiayai sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat. Tahun anggaran 2020 ini, program PISEW tersebar di Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung. Di tahun-tahun berikutnya program serupa akan disebar juga di daerah-daerah lain. Utamanya di Dapil 1," ujar Athari. 

Sebelumnya, Athari juga sudah membawa sejumlah program ke Sumbar, khususnya di Dapil 1 Sumbar. Di antaranya program bedah 1.000 rumah tidak layak, serta pembangunan dan perbaikan irigasi dalam program penguatan petani pemakai air (P3A). Selain itu, Athari juga menyebutkan ada program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) di 5 titik di Sumbar, dengan nilai masing-masing Rp1 miliar.

"Lakek tangan" Athari semakin menjadi-jadi di tahun 2021 dan 2022. Ratusan miliar rupiah dana pusat berhasil dibawa oleh Wasekjen DPP PAN tersebut ke Sumbar. Menjadi satu-satunya Anggota DPR RI asal Kabupaten Solok, tentu saja Athari memberi perhatian khusus dan alokasi lebih untuk Kabupaten Solok. Namun, kembali sayang seribu sayang, perseteruan Epyardi Asda dengan Wakil Bupati Jon Firman Pandu, sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Solok, ASN dan pejabat Pemkab Solok, serta berbagai elemen yang terpolarisasi "melawan" Epyardi, membuat kiprah Athari seperti "tenggelam". Ditambah lagi, upaya publikasi dan ekspos Athari yang "ala kadarnya", membuat dirinya mendapat "imbas" dari polarisasi perlawanan sejumlah elemen terhadap Epyardi Asda.

Seperti apa kiprah Athari? Mari kita bahas satu persatu.

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

Program yang lekat dengan nama program bedah rumah ini, pada tahun 2022, Athari berhasil menarik dana pusat untuk membedah 1.352 rumah di tiga daerah. Yakni 844 rumah di Kabupaten Solok, 308 rumah di Kabupaten Sijunjung dan 200 rumah di Kabupaten Dharmasraya. 

Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)

Pada 2021, Atahari membawa program PISEW ke 18 titik di Kabupaten Solok. Sementara, pada 2022 Athari kembali berhasil membawa dana pusat untuk PISEW sebanyak 22 titik yang tersebar di Kabupaten Solok, Sijunjung dan Dharmasraya. 

Peningkatan Pengembangan Perbaikan Tata Guna Air Irigasi (P3AI)

Atahari membawa sebanyak 125 paket P3AI untuk tiga daerah. Yakni 95 paket di Kabupaten Solok yang tersebar di 13 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok. Kemudian 15 paket yang tersebar di 4 kecamatan di Kabupaten Dharmasraya. Lalu 15 paket yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Sijunjung. 

Sanitasi Pesantren (Santren), Sanitasi Masyarakat (Sanimas) dan Sanitasi Pedesaan (Sandes)

Di tahun 2022 ini, dua pesantren mendapatkan alokasi dana Santren untuk perbaikan dan pembangunan mandi cuci kakus (MCK). Yakni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Al 'Arifi di Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok dan Pondok Pesantren MTI Paninggahan di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok.

Untuk Program Sanimas, Athari membawa dua paket program di tahun 2022 ini. Yakni untuk Nagari Aie Luo, Kecamatan Payung Sekaki dan Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti.

Program Sandes yang dibawa Athari, tersebar di 8 nagari di 6 kecamatan di Kabupaten Solok. Yakni untuk Nagari Singkarak dan Koto Sani di Kecamatan X Koto Singkarak, Nagari Taruang-Taruang dan Bukit Bais di Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Nagari Sariak Alahan Tigo di Kecamatan Hiliran Gumanti, Nagari Sibarambang di Kecamatan X Koto Diateh, Nagari Koto Gadang Koto Anau di Kecamatan Lembang Jaya, dan Nagari Batang Barus di Kecamatan Gunung Talang. 

Program Lain

Selain 4 program andalan yang menyentuh langsung ke masyarakat terbawah tersebut, Athari juga membawa sejumlah program unggulan ke Sumbar. Bahkan, program-program yang dibawa tersebut bernilai puluhan miliar. Seperti Normalisasi Batang Tapan di Pesisir Selatan senilai Rp38 miliar lebih, Normalisasi Batang Lembang di Kabupaten Solok dan Kota Solok senilai Rp19,2 miliar. 

Selain itu, juga ada program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) yang di tahun 2021 lalu dikerjakan di Nagari Koto Gadang Koto Anau (Lembang Jaya), Nagari Sirukam (Payung Sekaki) dan Nagari Singkarak (X Koto Singkarak). Kemudian, pembangunan jalan raya (Jalan Lintas Sumatera/Jalinsum) tahun 2020 yang melintasi Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya.

Apakah Athari bakal menjadi korban, atau politisi muda potensial itu bakal cepat berbenah? Waktu dan ikhtiar Athari yang akan menjawab eskalasi Pemilu 2024.  (***)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment