News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

PDAM Kota Solok, Dari Merugi dan Defisit Rp1,8 Miliar, Kini Berlaba Rp180 Juta

PDAM Kota Solok, Dari Merugi dan Defisit Rp1,8 Miliar, Kini Berlaba Rp180 Juta

Rabbiluski, SE, Direktur PDAM Kota Solok

Dari Merugi Rp1,8 Miliar, Kini Berlaba Rp180 Juta

Adalah sebuah lagu lama, jika Perusahaan Daerah (Perusda) selalu merugi dan defisit setiap tahun. Tak terkecuali dengan Perusahaan Umum Air Minum (Perum AM), yang lekat di masyarakat dengan sebutan lama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, di tangan Rabbiluski, SE, PDAM Kota Solok kini justru berlaba Rp180 Juta dan Mendapatkan Proyek Rp48 Miliar dari BWS V. Padahal, saat dipercaya sebagai Dirut pada 31 Januari 2019, PDAM Kota Solok dalam kondisi merugi Rp1,8 miliar. Bagaimana kiatnya?

Laporan RIJAL ISLAMY, Solok

Rabbiluski, SE, gampang dikenali. Mukanya bulat, senyum dan tawanya lebar, mimik wajahnya lucu, dan gayanya bersahabat. Bagi masyarakat dan netizen Kota Solok, khususnya di media sosial, dirinya begitu populer. Pria pemilik akun facebook "Raka Sink" tersebut, begitu aktif. Terutama dalam menjawab pertanyaan, keluhan, hingga pengaduan masyarakat terkait layanan PDAM di Kota Solok. Serta mengunggah foto dan video para karyawan PDAM Kota Solok yang sedang melakukan perbaikan jaringan pipa air. Tak jarang, akun Raka Sink yang merupakan akronim dari Rabbiluski Eka Sinkuang, melakukan siaran langsung (live streaming). Eka adalah panggilannya sejak kecil, sementara Sinkuang adalah sukunya.

Rabbiluski adalah "orang lama" di PDAM Kota Solok yang memulai kariernya dari bawah. Rabbiluski "masuk" ke PDAM Kota Solok pada 2006, sebagai sopir Dirut PDAM saat itu, Indra Maidi. Pada 2008, dipindahkan ke Bagian Gudang selama tiga tahun. Pada 2011, dirinya kemudian dipindahkan lagi ke Bagian Hubungan Pelanggan. Lalu, pada 2013, kembali ke Bagian Gudang hingga 2016 dan dipindahkan lagi ke Bagian Litbang hingga Juli 2017. Karier Rabbiluski kemudian melesat saat ditunjuk menjadi Kabag Hubungan Langganan sejak September 2017 hingga Desember 2018. Rabbiluski meraih puncak karier di PDAM Kota Solok saat ditunjuk menjadi Direktur pada 31 Januari 2019.

Saat ditunjuk sebagai Direktur, Rabbiluski dihadapkan pada kenyataan, yakni neraca keuangan PDAM Kota Solok dalam kondisi merugi Rp1,8 miliar. Kenyataan lainnya, saat itu, kas PDAM Kota Solok hanya tersisa Rp15 juta. Kondisi dan tanggung jawab besar sebagai Direktur, membuat Rabbiluski "dipaksa" memeras otak untuk merancang sejumlah terobosan. Meski, sebagai Perusda yang lebih utama adalah pelayanan, buka profit oriented (keuntungan), Rabbiluski tidak ingin masa 13 tahun dirinya di PDAM Kota Solok, hanya sekadar melanjutkan pekerjaan direktur-direktur sebelumnya.

Hari-hari pertama sebagai Direktur, dihabiskan Rabbiluski dengan memikirkan upaya pelayanan maksimal ke pelanggan. Terutama terhadap berbagai kerusakan jaringan pipa yang menyebabkan tersendatnya pasokan air ke masyarakat. Di sisi lain, sumber air baku (mata air) dari empat lokasi yang memberi pasokan ke Kota Solok sudah mulai berkurang. Yakni, sumber air di Pincuran Gadang, Kelurahan Tanah Garam Kota Solok, dari semula 20 liter perdetik, kini menjadi 8 liter perdetik.

Sumber air di Sungai Guntuang, Nagari Jawi-Jawi Kabupaten Solok, dari 40 liter perdetik, kini 38 liter perdetik. Lalu, sumber air Tabek Puyuah dan Aie Tabik di Nagari Gantuang Ciri dari masing-masing 25 liter perdetik, kini tersisa masing-masing 18 liter perdetik.

Langkah pertama, Rabbiluski kemudian berdiskusi dan membangun komitmen seluruh karyawan PDAM Kota Solok yang berjumlah 80 orang. Akhirnya, terbit sebuah kontrak kerja untuk memberikan layanan 24 jam terhadap pelanggan, dengan komitmen jika ada laporan dari masyarakat tentang kerusakan, maka harus langsung ditanggapi. Sehingga, siang hari dimanfaatkan untuk pelayanan, malam hari dimaksimalkan untuk perbaikan jaringan. Uniknya, kontrak kerja tersebut, disepakati tanpa adanya uang lembur. Kepiawaian Rabbiluski dalam "menyentuh hati" para karyawan membuat layanan membaik dengan drastis. Hal ini, membuat neraca keuangan PDAM Kota Solok membaik dan mulai berimbang. 

"Hubungan yang kami bangun, bukan hubungan antara direktur dan karyawan. Tapi membangun kesadaran untuk menjadi orang-orang yang mengabdikan hidup di PDAM. Bagaimana menjadi sebuah super team dan pembuktian, bahwa kami punya arti. Intinya adalah memanusiakan manusia. Saya tidak mau memposisikan diri sebagai pimpinan dan karyawan bukan anak buah saya. Tapi kami sama-sama membangun kesadaran, bahwa di PDAM inilah hidup kita. Disinilah, dan dengan cara inilah kita menafkahi keluarga kita. Sehingga, tidak ada satupun yang mengeluh, jika harus bekerja 24 jam non stop, bahkan bekerja di malam hari. Karena komitmen kita, berapapun laporan masyarakat, harus dituntaskan di hari tersebut. Dengan komitmen inilah kami berjalan," tegas pria kelahiran 5 Mei 1971 ini. 

Pada September 2019 Instalasi Pengolahan Air (IPA) di wilayah Kalumpang, Gurun Bagan, Kelurahan VI Suku, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, yang sempat terbengkalai selama lebih dari satu tahun, akhirnya bisa kembali diaktifkan. Dampaknya, terjadi optimalisasi sekitar 3.000 pelanggan di di wilayah Tanah Garam, VI Suku, Laing Taluak, hingga Laing Pasie. Serta terjadi penambahan 4.000 pelanggan baru. Sehingga, jumlah pelanggan yang semula 13.000 pelanggan, kini sudah mencapai 17.000 pelanggan. 

Pengaktifan IPA Kalumpang, juga membuat kawasan tandus di sekitarnya turut berkembang menjadi kawasan perumahan, karena ketersediaan air yang memadai. Hal ini, membuat kinerja PDAM Kota Solok mendapat pujian dari berbagai elemen masyarakat. 

"Pelanggan datang ke PDAM adalah untuk memarahi PDAM. Sebab, itu adalah hak mereka yang wajib kami berikan. Jika masyarakat tidak terlayani, marahi kami. Jangan biarkan kami menerima gaji dan penghasilan dari PDAM untuk menafkahi keluarga kami, dari hasil ketidakpuasan masyarakat banyak. Alhamdulillah, selama ini, masyarakat Kota Solok kami rasakan sangat mendukung kami. Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga," ujar ayah dari Serli Permata Sari (22), Jordi Arasyid (19) dan Arisa Tionalatifa (9). 

Bahkan, saat pandemi virus corona (Covid-19) terjadi di awal 2020, yang diikuti dengan inflasi, ternyata pelanggan di Kota Solok tidak mau disubsidi. Meski pemakaian air oleh masyarakat tinggi karena lebih banyak di rumah, masyarakat justru mengaku bahwa harga perkubik air PDAM Kota Solok, sudah sangat murah. Dari sejumlah pengakuan, pelanggan justru takut jika tarif disubsidi, layanan akan berkurang. Padahal, PDAM Kota Solok telah menetapkan tarif progresif agar masyarakat bisa berhemat dalam pemakaian air. Yakni, pemakaian 0-10 kubik Rp1.100 perkubik, 11-20 kubik Rp2.100 perkubik, 21-30 kubik Rp3.100, dan seterusnya.

"Mengurus PDAM adalah mengurus ketersediaan air untuk masyarakat. Air yang jernih itu transparan. Alhamdulillah, selama ini tidak ada intervensi dari pihak manapun. Baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Namun, intervensi positif selalu datang dari masyarakat. Karena kami membuka keran pengaduan dan laporan masyarakat di berbagai media. Seperti facebook, WhatsApp, Instagram, hingga menghubungi langsung karyawan, bahkan Direktur PDAM.  Seluruh laporan tersebut, langsung diparalelkan di Posko Piket. Sesuai dengan kontrak kerja, jika ada laporan masyarakat tidak ditanggapi, langsung diberikan teguran," ujar suami dari Ilnawati ini. 

Di tahun 2022 hingga 2023, PDAM Kota Solok menargetkan untuk menyelesaikan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) baru dari sumber air baku di Kawasan Imang, di wilayah Payo, Kelurahan Tanah Garam. Sumber air di Imang Payo ini memiliki debit 150 liter perdetik. Hebatnya, pembangunan SPAM ini, sama sekali tidak membebani Pemko Solok. Sebab, PDAM Kota Solok mendapatkan dana dari Balai Wilayah Sungai V (BWS V) sebesar Rp48 miliar. Diharapkan hal ini bisa mengurangi ketergantungan dari sumber-sumber air di wilayah Kabupaten Solok. 

Di samping penambahan sumber air baru, Rabbiluski mengatakan sejumlah karyawan PDAM Kota Solok juga diarahkan untuk perbaikan peralatan pengolahan air. Seperti pompa, dan alat-alat motorik lainnya. Bahkan, kini PDAM Kota Solok menjadi salah satu acuan dalam perbaikan pompa. Sebab, biaya perbaikan pompa yang mencapai Rp100 juta, bisa ditekan menjadi sekira Rp20 juta saja. Hal ini juga menjadi salah satu upaya efisiensi di PDAM Kota Solok. Saat ini, PDAM Kota Solok memiliki tiga SPAM, yakni Guguak Rantau, KTK, dan Kalumpang Gurun Bagan. (***)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment