News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mediasi di Polda, Dodi Hendra: Saya Sudah Sangat Terluka, Pintu Damai Sudah Tertutup

Mediasi di Polda, Dodi Hendra: Saya Sudah Sangat Terluka, Pintu Damai Sudah Tertutup

SOLOK - Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) berusaha memediasi perseteruan antara Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra, dengan Bupati Solok Epyardi Asda. Keduanya dipanggil polisi, dalam upaya mediasi di Mapolda Sumbar pada Selasa (7/9/2021). Meski Dodi mengaku sudah memaafkan, kader Partai Gerindra tersebut mengaku dirinya sudah sangat terluka dengan rangkaian tindakan Bupati Epyardi Asda. Sehingga, Dodi mengaku pintu damai sudah tertutup dan proses hukum harus tetap berjalan.

"Ini masalah pribadi saya, yang diserang adalah pribadi saya. Namun imbas dari penyerangan ini sudah sangat luas, bukan hanya terhadap pribadi saja, tapi juga terhadap partai, lembaga, masyarakat dan mental keluarga saya," kata Dodi.

Ketua DPRD Solok Dodi Hendra mengaku akan memenuhi panggilan tersebut. Dirinya mengapresiasi Polda Sumbar yang sudah memediasi pelaporan dirinya. Hanya saja, kata Dodi, dirinya sudah sangat terluka karena penyebaran video tersebut telanjur berimbas kepada keluarga, lembaga, partai, dan masyarakat luas. Dodi menyebutkan, pintu damai sudah tertutup sehingga proses hukum harus berjalan.

"Kita siap datang. Kita memberi apresiasi kepada Polda Sumbar yang sudah memfasilitasi mediasi itu. Kita sangat menghormati itu. Indonesia adalah negara hukum. Karena itu, kita berharap dan menginginkan aparat penegak hukum bekerja tanpa ada intervensi," kata Dodi Hendra.

Sebelumnya, Bupati Solok, Sumatera Barat, Epyardi Asda, dipanggil oleh penyidik Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar. Pemanggilan tersebut terkait kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronim (ITE) dan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Ketua DPRD Solok, Dodi Hendra.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto, S.IK, menyatakan Ditreskrimsus memanggil Bupati Epyardi Asda pada Selasa (7/9/2021). Satake Bayu juga memanggil Ketua DPRD Dodi Hendra di saat bersamaan, sebab agendanya adalah mediasi.

"Betul. Kita panggil beliau pada Selasa (7/9/2021) untuk mediasi dengan pelapor Ketua DPRD Solok, Dodi Hendra. Keduanya kita panggil untuk mediasi. Kalau tidak tercapai perdamaian maka kasusnya akan kita lanjutkan," kata Satake.

Satake Bayu mengakui, Polda Sumbar sudah memeriksa sejumlah saksi dalam kasus tersebut.

"Sudah ada sekitar 7 saksi yang diperiksa terkait kasus itu," jelas Satake.

Bupati Solok Epyardi Asda, melalui Kuasa Hukumnya, Suharizal, meluruskan bahwa surat dari Ditreskrimsus Polda Sumbar tersebut, bukan pemanggilan ke kliennya. Tapi adalah undangan mediasi. Suharizal menegaskan mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

"Kita hormati proses hukum yang berjalan. Kita juga memberi apresiasi terhadap langkah yang diambil Polda untuk memediasi," kata Suharizal.

Sementara itu, Kuasa Hukum Ketua DPRD Solok, Yuta Pratama, mengakui pihaknya juga telah menerima surat panggilan tersebut.

"Sudah kita terima. Insyaallah kita siap hadir," kata Yuta.

Soal kemungkinan apakah akan damai atau lanjut terus, Yuta belum bisa menjawabnya karena tergantung hasil mediasi nanti.

"Kita lihatlah nanti apakah damai atau lanjut terus setelah mediasi akan terjawab," kata Yuta.

Tak terima bupati sebar video

Kasus tersebut berawal dari pengaduan Dodi Hendra pada 15 Juli 2021 lalu tentang dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Dodi tidak terima Bupati Solok Epyardi Asda menyebarkan sebuah video ke grup WhatsApp yang diduga berisi unsur penghinaan atau pencemaran nama baik. 

Dodi Hendra melapor lantaran merasa tidak terima atas postingan Epyardi Asda  di salah satu grup WhatsApp (WA). Namun, belum diketahui isi lengkap postingan yang disebarkan di grup WA tersebut.

"Yang bersangkutan menyebarkan sebuah postingan di grup WA Tukang Ota Paten Top 100 yang isinya menyinggung nama saya pribadi dan orang lain," kata kata Dodi Hendra. 

Terkait pelaporan yang dilakukan dirinya ke Polda Sumbar terhadap Bupati Solok, Dodi Hendra mengungkapkan, yang dilaporkannya khusus menyangkut nama pribadinya 

"Postingan itu disebar hari jumat tanggal 2 Juli 2021 dan saya baru tahu setelah dua hari postingan itu disebar karena banyak yang nelpon ke saya," ungkap Dodi Hendra.

Ditambahkan Dodi Hendra, atas postingan itu, keluarganya menjadi down dan mentalnya menjadi tidak bagus. Namun, tekait bentuk pencemaran nama baik, Dodi Hendra belum menjelaskannya secara rinci. 

"Saya ingin menegaskan bahwa saya selalu dizalimi. Banyak hal. Saya juga dikriminalisasi, bermacam-macam cara dia," ungkap Dodi. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment