News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Armon Amir: Partai Golkar Dibangun dengan Loyalitas dan Kebersamaan

Armon Amir: Partai Golkar Dibangun dengan Loyalitas dan Kebersamaan

Suara Kader Golkar Terkait Eskalasi Kepemimpinan Golkar Kota Solok

Armon Amir: Partai Golkar Dibangun dengan Kebersamaan dan Kedewasaan

SOLOK - Para kader senior Partai Golkar Kota Solok mulai angkat bicara terkait kepemimpinan di DPD Partai Golkar Kota Solok. Ketua Harian DPD Partai Golkar Kota Solok periode 2015-2020, Armon Amir, mengaku sangat kecewa dengan dinamika yang terjadi di internal Partai Golkar Kota Solok saat ini. Terutama dengan adanya upaya segelintir orang di DPD Partai Golkar yang ingin mengusung nama mantan Anggota DPRD Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra sebagai kandidat Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok 2021-2026. Menurut Armon Amir, Ramadhani telah membangkang terhadap keputusan Partai Golkar yang mengusung Yutris Can - Irman Yefri Adang di Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020 lalu. Yakni dengan maju sebagai Cawawako mendampingi Zul Elfian yang diusung Partai NasDem, PKS dan PAN.

"Kami sangat kecewa dengan adanya upaya memasukkan nama kader yang secara terang-terangan tidak mematuhi perintah Partai Golkar di Pilkada lalu. Kader yang seharusnya mendukung keputusan partai, justru menjadi kompetitor dan maju dengan partai lain. Lalu, sekarang segelintir orang ingin mengusungnya menjadi pimpinan di Partai Golkar. Tentu, ini sebuah contoh dan pembelajaran yang tidak baik terhadap partai dan kader," tegasnya.

Armon Amir yang sudah menjadi kader Partai Golkar Kota Solok sejak tahun 1990, menegaskan Partai Golkar adalah partai yang dibangun dengan kedewasaan dan kebersamaan. Bahkan hal itu telah menjadikan Partai Golkar selalu jadi pemenang di setiap Pileg di Kota Solok. Hal itu menurutnya karena Partai Golkar dibangun oleh kader akar rumput dengan mentalitas baja.

"Sejarah telah membuktikan, Partai Golkar selalu menjadi partai terbesar di Kota Solok. Besar di era Orde Baru, Partai Golkar tetap menjadi pemenang saat reformasi bergulir. Lalu ada masa 'SBY Effect' pada 2004 dan 2009. Kemudian ada 'Prabowo Effect' pada 2019 lalu. Namun, Partai Golkar tetap menjadi pemenang di Kota Solok. Bahkan, pada 2019, di Sumbar Partai Golkar hanya menjadi pemenang di Kota Solok dan Solok Selatan," ungkapnya. 

Armon Amir juga menegaskan, besarnya Partai Golkar di Kota Solok bukan karena dibangun oleh satu figur atau segelintir orang, namun dibangun di atas dasar kebersamaan dan tanggung jawab oleh seluruh elemen. Sehingga, adalah sesuatu yang naif menurutnya jika ada yang ingin merusak tatanan dan loyalitas yang dibangun selama ini. Apalagi jika hanya membawa hasil Pilkada 2020.

"Hasil Pilkada bukan patokan kesuksesan berpartai. Sebab, arena patokan pertarungan partai adalah di Pileg. Menang Pilkada tidak menjamin pengkaderan baik, sebab itu bukan patokan. Perlu diingat, selama ini, kami belum pernah kalah di legislatif. Jadi, jangan anggap kami orang-orang kalah," tegasnya. 

Sebelumnya, hal senada juga ditegaskan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar Nasril In Dt Malintang Sutan. Pada pertemuan dengan relawan di Agrowisata Sawah Solok, pada 26 Juli 2020 lalu, Nasril In Dt Malintang Sutan, menyebut majunya Ramadhani Kirana Putra di Pilkada Kota Solok 2020 menunjukkan sisi gelap politik. Politisi senior Kota Solok yang sudah tiga periode di DPRD Kota Solok tersebut menegaskan, hal seperti ini tidak diajarkan partai. 

"Partai Golkar senantiasa mengajarkan dan menanamkan solidaritas sesama anggota partai. Yakni, jika ada rekan sesama anggota partai yang ingin maju, maka akan didudukung dengan segala daya dan upaya. Tapi, apa yang terjadi? Ini adalah kekecewaan kami di internal Partai Golkar. Sebuah pembelajaran yang sama sekali tidak masuk akal," geramnya. 

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan Partai Golkar memastikan para kadernya solid mendukung pasangan calon yang diusung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Partai Golkar akan bertindak tegas jika ada pimpinan DPRD, fraksi ataupun kader Partai Golkar di daerah yang mendukung pasangan lain yang bukan dicalonkan oleh Partai Golkar.

"Tadi saya sudah bilang di dalam (bimbingan teknis-red), bahwa kader yang sudah kita usung di pilkada kemudian ada pimpinan daerah, pimpinan DPRD atau fraksi yang berbeda dukungan, maka kita bangkucadangkan dulu," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto kepada wartawan usai membuka acara Bimbingan Teknis Pendidikan Politik Partai Golkar Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dalam rangka Pilkada Serentak 2020 di Hotel Pullman, Jakarta, Minggu (30/8/2020).

Sebelumnya, pada rapat persiapan Musda di Kantor DPD Partai Golkar Kota Solok, Selasa 5 Januari lalu, Plt Ketua Partai Golkar Kota Solok, Iqra Chissa, berharap Musda Partai Golkar Kota Solok bisa dilaksanakan dalam kondisi satu arah dan satu irisan dengan DPD Golkar Sumbar dan DPP Golkar. Saat itu, pertemuan dihadiri Sekretaris DPD Golkar Kota Solok Fauzi Rusli, Ketua Harian Armon Amir, Ketua Fraksi Partai Golkar Kota Solok Nasril In Dt Malintang Sutan, Anggota Fraksi Nurnisma dan Andi Marianto. Kemudian para kader, organisasi sayap serta organisasi yang mendirikan dan didirikan oleh Partai Golkar. 

"Saat ini, kader militan Golkar sudah banyak yang uzur. Kita butuh kekuatan kader muda, dan merangkul pemilih milenial dan mengkaderkan tokoh-tokoh muda," ujarnya. 

Iqra Chissa juga menegaskan bahwa adanya keinginan dan wacana untuk memilih kembali mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok dan Ketua DPRD Kota Solok tiga periode, Yutris Can, peluangnya sangat tipis. Menurutnya, para pendukung Yutris Can harus mengajukan diskresi, karena Yutris Can sudah dua periode memimpin DPD Golkar Kota Solok.

"Peluang Diskresi untuk Yutris Can sangat tipis. Hal seperti ini juga pernah dilakukan oleh tiga DPD pada 2016 lalu. Yakni, oleh Khairunnas dari Solok Selatan, Desra Ediwan dan Kabupaten Solok dan Arrival Boy dari Kabupaten Sijunjung. Diskresi hanya didapat oleh Arrival Boy. Saat itu, Arrival Boy adalah Wakil Bupati Sijunjung. Sementara, Khairunnas dan Desra Ediwan, kalah di Pilkada 2015. Dari pengalaman itu, artinya diskresi hanya akan diberikan ke yang menang," ujarnya.

Beredar informasi, bahwa mantan Anggota DPRD Kota Solok Ramadhani Kirana Putra yang juga Wakil Walikota Solok terpilih, akan "mengambil alih" kepengurusan DPD Partai Golkar Kota Solok. Pada Pilkada 9 Desember 2020 lalu, Ramadhani maju di Pilkada mendampingi petahana Zul Elfian dengan diusung Partai NasDem, PAN dan PKS. Padahal, Partai Golkar mengusung Ketua DPD Partai Golkar Yutris Can berpasangan dengan Irman Yefri Adang, yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat. Artinya, Ramadhani di Pilkada 2020 lalu, telah menolak keputusan dan aturan partai yang telah mengusung Yutris Can-Irman Yefri Adang. 

Pernyataan Iqra Chissa yang mengatakan kader Partai Golkar sudah banyak yang uzur dan akan memberikan kesempatan kepada tokoh muda milenial, kian memperkuat keberadaan Ramadhani Kirana Putra untuk "mengambil alih" kepemimpinan di DPD Partai Golkar Kota Solok. Meski mayoritas kepengurusan DPD Partai Golkar Kota Solok yang kini telah demisioner, menolak "kembalinya" Ramadhani Kirana Putra jelang Musda, Iqra Chissa malah memberikan sinyalemen, dengan mengatakan bahwa jika jelang Musda sikap kepengurusan belum satu arah, SK Plt akan terus diperpanjang.

"Kami berharap, pelaksanaan Musda bisa berjalan searah dan sesuai dengan irisan DPD Golkar Sumbar dan DPP. Jika belum, SK Plt Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok akan terus saya perpanjang," ujarnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment