News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Memberi "Keadilan Politik" Terhadap Ramadhani Kirana Putra

Memberi "Keadilan Politik" Terhadap Ramadhani Kirana Putra

Memberi "Keadilan Politik" Terhadap Ramadhani Kirana Putra

Multi Turbulensi, RDKP Kokoh di Segmen Milenial

Pilihan politik Ramadhani Kirana Putra (RDKP) maju di eskalasi Pilkada Kota Solok 2020, mendapat tanggapan beragam dari berbagai elemen masyarakat. Dukungan, beriring sejalan dengan hinaan, bahkan menjurus terhadap pembusukan karakter sama-sama gencar menerpa politisi muda Partai Golkar tersebut. Bagaimana RDKP menyikapi hal ini?

SOLOK - Eskalasi politik Kota Solok jelang Pilkada 9 Desember 2020 bergerak sangat dinamis dengan sejumlah "turbulensi" (hentakan). Diawali dengan didapatnya SK Rekomendasi petahana Zul Elfian dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Padahal, jauh-jauh hari, Zul Elfian telah menyatakan diri tidak maju di Pilkada Kota Solok 2020. Namun Zul Elfian akhirnya maju di Pilkada Kota Solok setelah menerima telepon dari Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, untuk bersedia maju di Pilkada Kota Solok 2020. Sebelum rekomendasi tersebut keluar, Ismael Koto dan Edi Candra telah mempublikasi maju dengan "kendaraan" Gerindra dan NasDem. Hal ini terbukti dengan tersebarnya baliho dan alat peraga keduanya seantero Kota Solok.

"Turbulensi" berikutnya, jabatan Ismael Koto sebagai Ketua DPC Partai Geridra Kota Solok dicopot dan berpindah ke Dalius. Pemindahan mandat ini juga diikuti dengan keluarnya SK Rekomendasi DPP Gerindra untuk Reinier-Andri Maran. Di titik ini, berarti Ismael Koto-Edi Candra tidak bisa maju, karena "kendaraan" Parpol pengusung sudah "lepas".


Tak berhenti sampai di situ, "turbulensi" berlanjut dengan tampilnya Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra. Sosok milenial peraih suara terbanyak di Pileg 2019 tersebut mendampingi Zul Elfian. Partai pendukungnya, NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Didapatnya rekomendasi dari PAN, membuat kubu Yutris Can-Irman Yefri Adang sempat syok. Pasalnya, Irman Yefri Adang merupakan kader PAN, tapi DPP justru "lebih percaya" ke Zul Elfian dan Ramadhani. Alhasil, kemunculan Ramadhani, menciptakan multi turbulensi di kontestasi Pilkada Kota Solok.

Ramadhani digadang-gadang akan menjadi Ketua DPRD Kota Solok, karena Ketua DPRD yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, Yustris Can, maju di Pilkada berpasangan dengan mantan Anggota DPRD Kota Solok dua periode Irman Yefri Adang. Tentu saja, sosok milenial yang melekat di dirinya, ditambah dengan kiprahnya memimpin HMI dan KNPI Kota Solok dan sejumlah organisasi lainnya membuat peta politik Kota Solok membuncah.


Nama Ramadhani Kirana Putra sangat familiar di Kota Solok. Tokoh muda yang pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Solok dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Solok tersebut adalah "jawara" di Pileg 2014 dan 2019 lalu. Dhani menjadi peraih suara terbanyak di Dapil 1 Lubuk Sikarah Pileg 2014, dengan raihan 1.270 suara. Kemudian, menjadi jawara di Pileg 2019 di seluruh Dapil di Kota Solok dengan raihan 1.231 suara. Artinya, dari 20 Anggota DPRD Kota Solok, Ramadhani menjadi politisi yang paling banyak didukung masyarakat. Termasuk, Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Yutris Can, satu Dapil dengan Ramadhani, yang meraih 819 suara.

Sebagai figur pemuda kreatif di Kota Solok, nama Ramadhani makin populer dengan sejumlah gebrakan kemasyarakatan yang dilakukannya. Salah satunya, dengan sukses mendatangkan Ustadz Abdul Somad (UAS) ke Kota Solok saat menjadi Ketua KNPI Kota Solok pada Kamis, 18 Oktober 2018. Hal ini seiring dengan tampilnya para politisi muda Kota Solok yang menggebrak percaturan politik di Kota Solok. Tidak sekadar tampil, para politisi muda tersebut justru menjadi peraih suara terbanyak pada Pileg 2014 dan 2019 lalu. 


Suara terbanyak yang diraih Dhani memang sudah diprediksi sebelumnya. Hal itu merujuk pada latar belakangnya sebagai figur muda yang aktif di berbagai organisasi kepemudaan (OKP) di Kota Solok dan Sumbar. Beberapa organisasi besar pernah dipimpinnya, seperti Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Solok periode 2007-2008. Ketua DPD KNPI Kota Solok 2014-2017, Wakil Ketua KNPI Sumbar, Bendahara Umum KAHMI Solok dan Wakil Ketua DPD Golkar Kota Solok.

"Saya ingin menyampaikan pesan, bahwa meski berkompetisi untuk menarik simpati masyarakat, tapi komunikasi sesama kandidat itu penting. Hal ini agar bisa mencerdaskan pemilih. Supaya jangan sampai ada dinamika yang tidak sehat di lapangan. Menarik simpati masyarakat penting, tapi hubungan silaturahmi lebih penting. Jangan sampai pesta demokrasi ini, membuat masyarakat terpecah belah," ujarnya.

Dr. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM, saat sidang doktor di Universitas Borobudur Jakarta.

Dari segi pendidikan, politisi kelahiran 8 Juli 1987 ini, merupakan legislator bertitel doktor (S3) pertama di DPRD Kota Solok. Selain sebagai Anggota DPRD yang sangat vokal, Dhani juga aktif sebagai dosen di beberapa kampus di Sumbar. Serta sering diminta sebagai pemateri dan narasumber pelatihan-pelatihan pemuda se-Sumbar. Penampilannya yang sederhana dan santun, membuatnya sangat disenangi oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Pandangan politik yang sehat tentunya akan melahirkan sitem politik yang sehat pula. Mereka yang memandang bahwa dalam berpolitik itu harus menjunjung tinggi norma-norma yang ada, pastilah berpolitik yang sopan, dan beretika. Masyarakat akan menilai seluruh politisi, terhadap apa yang dilakukannya ke masyarakat. Karena sejatinya, keberadaan politisi adalah untuk memperjuangkan nasib masyarakat," ujarnya.

Ramadhani Kirana Putra (kanan) bersama Anggota DPRD Kota Solok dari Partai PAN, Rusdi Saleh.

Dukungan keluarga diakui Dhani menjadi modal terbesar baginya di dunia politik. Anak ke-14 dari 16 orang bersaudara, dengan satu ayah dan satu ibu ini, ditempa oleh kakak-kakaknya dalam mengarungi hidup. Sebab, saat umurnya 6 tahun, dirinya sudah yatim dan di umur 12 tahun, menjadi yatim piatu. Hidup dalam keluarga yang sangat besar di satu rumah, membuat Dhani selalu ditempa dan diajarkan bekerja keras. Tumbuh dan dibesarkan dalam hidup yang sangat disiplin, membuat karakternya terbentuk menjadi pribadi yang kuat.

"Kami hidup dalam keluarga besar dengan berbagai macam sifat dan karakter. Didikan untuk selalu bekerja keras dan disiplin yang tinggi, membuat kami semua bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Kami juga ditanamkan sikap untuk selalu menghargai siapapun tanpa membedakan status. Hal itu, membuat seberat apapun masalah, bisa diatasi jika diselesaikan bersama-sama," ungkapnya.


Terhadap dirinya yang telah ditetapkan maju sebagai Calon Wakil Walikota Solok 2020, Ramadhani menegaskan dirinya sangat serius. Meski usianya adalah yang paling muda dari 8 kandidat yang tampil, suami dari Nanda Dona Malini, STr.Keb ini menyatakan pemuda punya tanggung jawab terhadap keberlangsungan bangsa. Menurutnya, sebagai pemegang estafet kepemimpinan, anak muda harus siap dan berani jadi pemimpin.

"Nasib bangsa dan masyarakat di masa depan berada di tangan pemuda. Pemuda harus mampu menjawab tantangan itu, dengan membekali diri dengan kerja keras dan kemampuan yang cukup. Jika saatnya tiba, pemuda harus siap dan berani menjadi pemimpin," ujar adik mantan Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2009-2014, Afrijon Dt Ganiang Sati ini. 

Ramadhani bersama istrinya, Nanda Dona Malini, S.Tr.Keb di Makkah saat menjalani ibadah umrah. 
Terkait dirinya yang dianggap sebagai pengkhianat terhadap Partai Golkar, karena Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, Yutris Can, juga maju di Pilkada Kota Solok 2020, Ramadhani justru melihat hal itu dari sisi positif. Yakni, kehadirannya di eskalasi Pilkada menjadi diperhitungkan. Di Partai Golkar sendiri, Ramadhani menyatakan dirinya telah pamit secara baik-baik dan dilepas pengurus dan kader Partai Golkar secara baik-baik pula. Namun, jika ada yang tidak menerima dan bertentangan dengan keputusannya, Ramadhani menyatakan hal itu adalah hal biasa dan konsekuensi dari keputusannya. Menurutnya, sejarah sudah berkali-kali membuktikan, bahwa seorang pemimpin lahir bukan dari eskalasi datar. 

"Banyak pemimpin yang lahir dari kerasnya hempasan gelombang. Jadi buat apa saya takut dengan badai. Semua orang berhak menilai, tapi saya harap mereka jangan salah menilai. Banyak eskalasi dan pergerakan politik yang terjadi sebelum penetapan kandidat Pilkada Kota Solok 2020. Tidak semua orang tahu dan paham apa yang sebenarnya terjadi. Saya tidak akan mau mengungkapkan ke publik, karena tidak ingin ada orang-orang yang tersinggung. Biarkan waktu yang akan menjawabnya sendiri," ujarnya.


Hal serupa juga diungkapkan Ramadhani tentang sosok Zul Elfian yang dikatakan oleh sebagian orang, tidak berbuat apa-apa selama menjadi Walikota Solok 2016-2021. Menurutnya, justru banyak yang telah dilakukan Zul Elfian untuk Kota Solok, seperti pembangunan belasan masjid baru, pembinaan tahfidz, serta penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat agamis di Kota Solok. 

"Sama seperti Pak Irzal Ilyas yang "tidak disukai" saat menjabat Walikota Solok 2010-2015. Tapi justru setelah beliau tidak menjabat lagi, masyarakat baru sadar dengan apa yang telah diperbuat beliau untuk daerah. Akhirnya, pada Pileg 2019 lalu, Pak Irzal Ilyas mendapatkan 7.590 suara di Kota Solok dan duduk sebagai Anggota DPRD Sumbar 2019-2024. Artinya, kita banyak baru sadar setelah seseorang tidak ada. Memang, banyak hal belum dikerjakan oleh Pak Zul Elfian selama menjabat Walikota Solok 2016-2021, sesuai dengan visi dan misi beliau. Karena itu lah, saya akhirnya memutuskan untuk mendampingi beliau untuk periode kedua, agar bisa menuntaskan apa yang telah beliau rencanakan dan memberikan pembaharuan terhadap kehidupan masyarakat Kota Solok ke depannya," tegasnya. 


Terkait komitmennya dengan Zul Elfian, Ramdhani menegaskan bahwa antara dirinya dan Zul Elfian telah menyepakati berbagai hal. Intinya, tidak akan pernah memperlakukan Wakil Walikota sebagai ban serap. Ramadhani mengungkapkan, salah satu itemnya adalah pemberian wewenang yang lebih banyak untuk Wawako, sementara Walikota akan fokus mencari sumber-sumber pendapatan dan pembiayaan bagi daerah dari tingkat provinsi dan pemerintah pusat, dengan program-program prorakyat.

"Selama menjadi Anggota DPRD, saya paham betul bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solok tidak akan pernah mampu membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat. Karena itu, kita butuh sosok yang gigih untuk menjemput dana-dana dari tingkat provinsi dan pusat. Sosok itu, saat ini ada di diri Zul Elfian," tegasnya.

Ramadhani di tengah-tengah masyarakat Kota Solok.

Sementara itu, dukungan terus mengalir terhadap Zul Elfian-Ramadhani Kirana Putra di eskalasi Pilkada Kota Solok 2020. Pasangan yang lekat dengan akronim "Zidan" tersebut setiap hari terus mendapat penerimaan yang sangat baik dari masyarakat akar rumput. Salah satunya, dari Politisi PAN Kota Solok, Rusdi Saleh. Politikus flamboyan tersebut mengajak masyarakat bersama dengannya berjuang memenangkan "Zidane" pada pilkada 9 Desember mendatang.

"Ambo anak urang Korong Gadang. Anak pisang dek urang IX Korong. Hari kini, putra daerah IX Korong maju. Tantunyo, ibarat pepatah kok tagak do dunsanak tantu bela dunsanak wak, kalau tagak jon adiak tantu dibela adiak wak, baa lai sapakek wak," ucap Rusdi Saleh. 

Rusdi Saleh (berdiri) saat pertemuan relawan pendukung Ramadhani Kirana Putra, di Kota Solok, beberapa waktu lalu.

Rusdi Saleh mengatakan, banyak pihak yang bertanya arah dukungan dirinya di Pilkada Kota Solok. Namun sejalan dengan ketetapan PAN yang mengusung Zul Elfian-Ramadhani Putra Kirana, dirinya secara otomatis berada dalam satu perjuangan dengan partai PAN. 

"Saya kenal dekat dengan seluruh kandidat di Pilkada Kota Solok 2020. Semuanya adalah putra-putra terbaik Kota Solok yang mempunyai niat membangun Kota Solok lebih baik dan lebih maju ke depannya. Karena itu, kita harus mewujudkan Pilkada yang badunsanak. Dengan cara-cara yang elegan, santun dan damai," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment