News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pilkada Kota Solok 2020 Dihantam Dua Turbulensi Dahsyat

Pilkada Kota Solok 2020 Dihantam Dua Turbulensi Dahsyat

Yutris Can dan Petinggi Calon Partai Koalisi Berikan Klarifikasi Situasi Politik Kota Solok pada Reses di Agrowisata Sawah Solok
Pilkada Kota Solok 2020 Dihantam Dua Turbulensi Dahsyat
Hanya dalam hitungan hari, situasi politik mendadak gempar, dengan dua peristiwa politik yang sangat menyedot perhatian publik. Pertama, suksesi kepemimpinan di DPC Partai Gerindra Kota Solok dari Ismael Koto ke Dalius Rajo Intan. Kedua, majunya Ramadhani Kirana Putra mendampingi calon petahana Zul Elfian. Dua turbulensi politik ini menjadi pertanyaan utama bagi masyarakat, yang dijawab tak kalah lugas oleh Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can dan pimpinan partai calon koalisi. 
SOLOK - Reses Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, SE di Agrowisata Sawah Solok, Lukah Pandan, Kelurahan IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Minggu malam (26/7/2020), mendadak "panas". Reses, yang sejatinya digunakan untuk mendengarkan dan menjemput aspirasi masyarakat, ikut menjadi sarana bagi publik Kota Solok, mempertanyakan situasi politik terkini di Kota Solok. Apalagi, reses tersebut juga dihadiri Ketua DPD PAN Kota Solok Jon Hendra, Bendahara DPC Partai Demokrat Deni Nofri, Wakil Ketua DPRD Efriyon Coneng, Anggota DPRD dari Partai Golkar Nasril In Dt Malintang Sutan, Anggota DPRD dari PAN Rusdi Saleh, serta pengurus, kader, dan simpatisan dari DPD Partai Golkar, DPD PAN dan DPC Partai Demokrat Kota Solok.

Dua turbulensi (hentakan) politik, menjadi topik utama, di samping pertanyaan masyarakat terkait layanan kesehatan, penanganan Covid-19, hingga sistem zonasi penerimaan siswa baru, yang menjadi topik reses. Dua peristiwa politik penting tersebut, adalah terjadinya suksesi di DPC Partai Gerindra Kota Solok, serta majunya Ramadhani Kirana Putra di pentas Pilkada Kota Solok 9 Desember 2020.

Ismael Koto, sebelumnya sudah jauh-jauh hari menyatakan diri maju di Pilkada Kota Solok 2020. Menggandeng Edi Candra, seorang pamong senior di Pemko Solok, baliho, spanduk, poster dan alat peraga lainnya, sudah menyebar luas seantero Kota Solok. Bahkan, keduanya sudah menjalani proses tahapan Pilkada dengan sangat mulus. Salah satunya, dengan melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai sebagai calon koalisi. Sebab, di DPRD Kota Solok Partai Gerindra hanya memiliki 2 kursi, atau setengah dari syarat 4 kursi DPRD untuk bisa maju di pentas Pilkada Kota Solok.

Di saat Ismael Koto melakukan tahapan lobi-lobi dengan sejumlah partai, secara mendadak, DPP Partai Gerindra menunjuk Dalius, S.Sos Rajo Intan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok yang baru. Artinya, Ismael Koto Dicopot! Mandat baru dari DPP Partai Gerindra tersebut, ternyata juga diikuti dengan Surat Keputusan (SK) Rekomendasi Pilkada Kota Solok 2020. Berbeda dengan tingkat Sumbar, yang tetap mengusung Nasrul Abit, meski "disuksesi" Andre Rosiade, di Kota Solok SK Rekomendasi ternyata diberikan kepada Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam, Ketua DPK Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang akan berpasangan dengan Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Solok, Andri Maran. PKPI dan PDI Perjuangan memiliki masing-masing satu kursi di DPRD Kota Solok.
Ramadhani Kirana Putra (kanan) bersama Walikota Solok Zul Elfian.
Sementara, Ramadhani merupakan petinggi DPD Partai Golkar Kota Solok, sekaligus Anggota DPRD Kota Solok periode 2014-2019 dan 2019-2024. Perlu diingat, Ramadhani merupakan Anggota DPRD Kota Solok peraih suara terbanyak. Tertinggi di antara 20 Anggota DPRD Kota Solok. Sosok anak muda milenial yang baru saja meraih gelar doktor (S3) tersebut, bakal head to head (bersaing) dengan Yutris Can, SE, Ketua DPD Partai Golkar Kota Solok, sekaligus Ketua DPRD Kota Solok tiga periode yang sebelumnya satu daerah pemilihan (Dapil) dengannya di Dapil Lubuk Sikarah. Ramadhani akan mendampingi calon petahana, Walikota Solok Zul Elfian, yang beberapa waktu lalu telah mendapatkan SK Rekomendasi dari Partai NasDem.

Majunya Ramadhani, ternyata tidak membuat Yutris Can terkejut. Hal itu ditegaskan Boris (sapaan Yutris Can) dalam Reses di Agrowisata Sawah Solok, Minggu malam (26/7/2020). Dengan gayanya yang khas, Boris menyebut hal itu merupakan hak politik yuniornya. Hanya saja, Boris menyebut tindakan Ramadhani sangat berbeda dengan pernyataan yang diucapkan sebelumnya.

Boris mengisahkan, setelah Pilkada 17 April 2019 lalu, dirinya sudah bicara panjang lebar dengan Ramadhani. Saat itu, dirinya secara khusus meminta Ramadhani untuk maju di Pilkada 2020. Namun, saat itu, Ramadhani menyatakan tidak akan maju. Hal yang sama juga dilakukan kepada Ismael Koto. Boris menyatakan dirinya saat itu dirinya menawarkan Ismael juga memakai Partai Golkar. Demikian juga dengan Wakil Walikota Solok Reinier. Boris juga mengaku menemui khusus Reinier di sebuah masjid, tiga bulan setelah Pileg. Bahkan, Walikota Zul Elfian jauh-jauh hari sebelumnya sudah menyatakan tidak akan maju di Pilkada Kota Solok. Di rumah Dinas Walikota Solok saat itu, menurut Boris, Zul Elfian bahkan menawarkan bantuan untuk pengurusan rekomendasi ke DPP NasDem.

"Partai Golkar sudah saya tawarkan kepada para tokoh Kota Solok. Baik di internal partai, maupun ke tokoh di eksternal Partai Golkar. Karena semuanya menolak, maka terpaksa 'kiper' yang maju. Artinya, saya sendiri yang maju. Maka, dengan adanya kabar-kabar seperti yang kita dengar saat ini, saya tentu sangat miris. Bagaimana kita mencari pedoman," ungkapnya.

Meski begitu, Boris menegaskan kepada seluruh pengurus partai, kader, simpatisan, relawan dan masyarakat agar tidak saling menghujat, apalagi memfitnah.. Menurutnya, siapapun yang mencalonkan diri di Pilkada Kota Solok adalah saudara. Boris menegaskan, hujatan dan fitnah tidak akan menaikkan pamor dan elektabilitas.

"Justru, jika kita yang dihujat dan difitnah, maka akan membuat kita semakin besar dan dewasa. Jangan goyah dengan guncangan. Jangan terjebak dengan manuver-manuver dan isu-isu serta propaganda. Tetaplah fokus menyampaikan program dan komitmen kita ke seluruh masyarakat Kota Solok. Bergerak dari rumah ke rumah. Jangan menyebar kejelekan dan kekurangan calon lain. Kita tidak akan besar dengan mengecilkan orang lain, justru kita akan besar dengan membesarkan orang lain," ungkapnya.
Nasril In Dt Malintang Sutan (kiri) bersama Ketua DPD Partai Golkar Sumbar, Khairunnas.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Solok Nasril In Dt Malintang Sutan, menyebut majunya Ramadhani Kirana Putra menunjukkan sisi gelap politik. Politisi senior Kota Solok yang sudah tiga periode di DPRD Kota Solok tersebut menegaskan, hal seperti ini tidak diajarkan partai. Partai Golkar menurutnya senantiasa mengajarkan dan menanamkan solidaritas sesama anggota partai. Yakni, jika ada rekan sesama anggota partai yang ingin maju, maka akan didudukung dengan segala daya dan upaya.

"Tapi, apa yang terjadi? Ini adalah kekecewaan kami di internal Partai Golkar. Sebuah pembelajaran yang sama sekali tidak masuk akal," geramnya.

Nasril In yang juga tokoh adat dan niniak mamak tersebut, juga menyoroti kembali majunya Walikota Solok Zul Elfian di Pilkada 2020. Padahal, sudah menyatakan hanya maju satu periode. Menurut Nasril In, sebagai Walikota yang juga seorang ustadz, Zul Elfian adalah panutan bagi seluruh masyarakat.

"Jika orang yang menjadi panutan mengingkari janji, kepada siapa lagi kita harus mengambil pedoman. Ini contoh dan pembelajaran yang tidak elok bagi anak kemenakan kita. Generasi penerus kita harus dibekali dengan karakter, etika moral dan komitmen yang kuat," ungkapnya.

Ketua DPD PAN Kota Solok, Jon Hendra, menegaskan bahwa sikap partainya sudah sangat jelas. Menurut Jon Hendra, dirinya saat ini sudah hampir satu bulan berada di Jakarta mengurus rekomendasi Pilkada di DPP PAN. Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok tersebut, menegaskan dirinya mempertaruhkan harga diri sebagai Ketua DPD PAN Kota Solok untuk pencalonan Yutris Can dan Irman Yefri Adang.

"Sudah 27 hari saya di Jakarta dan bolak-balik ke Kantor DPP PAN. Insyaallah, dalam beberapa hari ini sudah ada titik terang. Sikap PAN sangat jelas, jika ada kader yang maju, yakni Irman Yefri Adang, maka akan didukung. Berulang kali, saya meyakinkan pengurus DPP PAN tentang komitmen Yutris Can dan Irman Yefri Adang maju di Pilkada. Semata-mata untuk mewujudkan Kota Solok menjadi lebih baik ke depannya. Alhamdulillah, para pengurus DPP bisa paham, meski Zul Elfian selama ini dengan statusnya sebagai Walikota Solok tetap 'mengganggu' dan bolak-balik di DPP PAN," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Bendahara DPC Partai Demokrat Kota Solok, Deni Nofri Pudung. Menurut pria dari akar rumput yang menjadi Anggota DPRD Kota Solok dua periode tersebut, DPC Partai Demokrat Kota Solok tidak mengusung kadernya maju di Pilkada Kota Solok 2020. Hal itu menurutnya, bukan karena Partai Demokrat tidak punya kader yang layak diusung. Tapi, dari hasil penjaringan Bakal Calon Walikota Solok beberapa waktu lalu, termasuk survei yang dilakukan lembaga survei terpercaya, serta komitmen dari seluruh calon yang mendaftar di DPC Partai Demokrat, akhirnya Yutris Can-Irman Yefri Adang dinilai sebagai duet yang paling layak.

"DPC Partai Demokrat sudah melakukan rangkaian penjaringan, baik dari internal maupun eksternal. Sikap kita jelas, apapun yang diperintahkan oleh DPP, kita siap. Hingga saat ini, dari hasil survei, komitmen bakal calon dan proses yang sedang berjalan, Yutris Can-Irman Yefri Adang berada paling depan. Partai Demokrat akan memberikan amanah kepada sosok yang tahu keinginan dan kebutuhan masyarakat. Tidak butuh titel tinggi, jika tak tahu kesulitan masyarakat. Kita sama-sama berharap, di Pilkada 9 Desember nanti, padi menguning (Golkar), langit membiru (Demokrat) dan matahari bersinar (PAN), mengantarkan Yutris Can-Irman Yefri Adang sebagai Walikota dan Wakil Walikota Solok," ujarnya.

Anggota DPRD Kota Solok dari PAN, Rusdi Saleh, menyebut dalam beberapa hari terakhir, suasana perpolitikan di Kota Solok begitu dahsyat. Hal yang selama ini sama sekali di luar prediksi, terjadi dengan di luar nalar dan akal sehat. Pria flamboyan tersebut menyebut bahwa politik sebenarnya hal sederhana, namun pelaku-pelakunya yang membuatnya rumit. Rusdi Saleh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali berfikir tentang masa depan daerah.

"Mari kita kembali bercerita tentang Kota Solok. Bukan tentang Yutris Can dan Irman Yefri Adang, tapi bagaimana Kota Solok ke depannya. Jangan lagi terkait persoalan siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah. Tapi siapa yang memiliki komitmen dan konsisten untuk membangun daerah. Politik, adalah sarana memperjuangkan kebenaran dalam pengabdian," ujarnya.

Rusdi Saleh juga mengharapkan seluruh kader, simpatisan dan masyarakat agar senatiasa mengedepankan sikap-sikap humanis dan santun dalam menjalani proses Pilkada 2020 ini. Menurutnya, jika sudah menegaskan komitmen dan konsistensi, harus mampu menjaga, apapun yang menghadang.

"Tabujua lalu, tabulintang patah. Harus tahan dengan panas dingin. Ketika kita melangkah, jika lelah, berhenti sejenak, tapi jangan pernah berbalik arah. Karena manusia itu, yang dipegang adalah komitmen dan kata-katanya," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment