News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pemilihan Ketua KONI 2020-2024, Bumi Markisa Kekurangan Figur

Pemilihan Ketua KONI 2020-2024, Bumi Markisa Kekurangan Figur

Pemilihan Ketua KONI Kabupaten Solok 2020-2024
Bumi Markisa Kekurangan Figur
Langkah petahana Rudi Horizon, untuk terpilih kembali menjadi Ketua KONI Kabupaten Solok terbuka sangat lebar. Langkah pria asal Bukittinggi dan menetap di Kota Solok tersebut begitu mulus, karena "hanya" akan berhadapan dengan Gusrial Abbas, mantan legislator asal Danau Kembar yang namanya lebih berkibar sebagai politikus kawakan Kabupaten Solok. Namun, di hari pemilihan, Sabtu (18/7/2020), segalanya bisa terjadi. Bagaimana peluang Rudi "versus" Gusrial? Seperti David melawan Goliath?
SOLOK - Ketua Tim Penjaringan Calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Solok periode 2020-2024, Zulmasdia, menyatakan ada 6 bakal calon Ketua KONI Kabupaten Solok yang mengambil formulir pendaftaran. Yakni pengusaha muda Wandi Afrianto, pengusaha muda Doni Zulkifli, petahana Rudi Horizon, politikus Gusrial Abbas, jurnalis Sofriwandi, dan politikus Madra Indriawan. Dari enam bakal calon, hanya dua orang yang mengembalikan formulir. Rudi Horizon bakal "head to head" melawan Gusrial Abbas. Zulmasdia menyatakan, pihaknya berpacu dengan waktu untuk melakukan verifikasi pemilik suara sah yang akan menyalurkan hak suara jelang pemilihan yang berlangsung pada Sabtu (18/7/2020).

"Dari enam bakal calon yang mengambil formulir, hanya dua orang yang mengembalikan formulir. Saat ini, kami sedang melakukan verifikasi terhadap cabang olahraga yang memiliki hak suara di pemilihan Ketua KONI Kabupaten Solok periode 2020-2024," ujarnya.

Dari skema pemilik suara, terdapat setidaknya 37 cabang olahraga (Cabor) di Kabupaten Solok, ditambah dua suara dari KONI Sumbar dan KONI Kabupaten Solok. Namun, sebanyak 37 Cabor tersebut, belum dapat dipastikan menjadi pemilik suara. Karena harus diverifikasi dulu, apakah kepengurusannya masih aktif atau tidak aktif. Jika 37 Cabor aktif, maka Rudi Horizon dan Gusrial Abbas, minimal harus bisa meraih 20 suara dari 39 pemilik suara di pemilihan.

Sang petahana, Rudi Horizon, menyatakan dirinya berharap pemilihan Ketua KONI Kabupaten Solok, Sabtu (18/7/2020), bisa melahirkan pimpinan sesuai keinginan insan olahraga Kabupaten Solok. Rudi menyatakan pihaknya sudah membentuk panitia penjaringan dan steering comittee (SC) yang akan menjadi pimpinan sidang pemilihan.

Di berbagai kesempatan, Rudi Horizon, menyatakan dirinya tidak akan maju lagi di periode 2020-2024. Kini, saat tiba-tiba kembali maju, Rudi Horizon menyatakan hal itu karena permintaan dari cabang-cabang. Rudi juga menegaskan dirinya tidak mencari dukungan untuk maju di periode ini.

"Di berbagai kesempatan, saya telah menegaskan hanya satu periode memimpin KONI Kabupaten Solok. Namun, permintaan dari Cabor-Cabor, membuat saya akhirnya memutuskan kembali maju di kontestasi pemilihan Ketua KONI Kabupaten Solok 2020-2024," ujarnya.

Rudi juga menyatakan, dirinya optimistis bakal kembali memimpin KONI Kabupaten Solok 2020-2024. Hal itu menurutnya merujuk pada dukungan Cabor-Cabor dan bercermin pada raihan Kabupaten Solok di dua Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar di msa kepemimpinannya. Yakni Porprov 2016 di Kota Padang, Kabupaten Solok menempati peringkat ke-7, dan Porprov 2018 di Kabupaten Padang Pariaman menempati peringkat ke-4.

"Ke depan, jika diamanahkan menjadi Ketua KONI Kabupaten Solok 2020-2024, kami menargetkan berada di peringkat tiga besar di Porprov Sumbar. Kemudian, melahirkan atlet-atlet yang akan mewakili Sumbar di tingkat nasional maupun internasional," ungkapnya.

Rudi menyatakan, selama kepengurusan 2016-2020, pihaknya sudah banyak melakukan langkah-langkah strategis dalam pembinaan olahraga di Kabupaten Solok. Di antaranya, memberikan uang pembinaan ke atlet dan pelatih, memberikan bantuan operasional Cabor-Cabor hingga 12 persen dari dana KONI. Hingga memfasilitasi keikutsertaan atlet di berbagai iven tingkat regional, nasional dan internasional.

"Dukungan Pemkab Solok sangat tinggi terhadap KONI selama ini. Kita harapkan ini tetap berjalan sinergis ke depannya. Pemkab tentu melihat hasil yang telah kita peroleh selama empat tahun belakangan ini," ujarnya.

Terkait dengan status dirinya yang bukan warga Kabupaten Solok, tapi warga Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, Rudi Horizon menyatakan hal itu tidak ada masalah. Rudi menyatakan bahwa Kabupaten Solok adalah bagian dari NKRI, yang membolehkan warga daerah lain memimpin di suatu daerah. Rudi mencontohkan, Mahyeldi Ansharullah, warga Bukittinggi menjadi Walikota Padang, dan Anies Baswedan, seorang keturunan Arab menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Saya memang bukan warga Kabupaten Solok. Tapi saya sudah membela Kabupaten Solok sejak 1994, baik sebagai atlet maupun pelatih. Sejak PON tahun 2000 saya menjadi pelatih PON Sumbar, perwakilan Kabupaten Solok. Di PON 2020, saya mengundurkan diri sebagai pelatih Sumbar, karena ingin fokus mengurus KONI Kabupaten Solok," ungkapnya.

Sementara itu, Gusrial Abbas, menyatakan awalnya dirinya tidak ada niat maju ke pemilihan Ketua KONI Kabupaten Solok 2020-2024. Namun, beberapa hari belakangan, dirinya didatangi oleh beberapa pengurus KONI Kabupaten Solok dan diminta maju. Gusrial, yang merupakan tokoh politik kawakan di Kabupaten Solok, menyatakan dirinya melihat ada kekuatan lain yang bermain untuk memenangkan Rudi Horizon. Menurutnya, salah satunya hal itu terlihat dari waktu penjaringan dan tahap verifikasi terhadap pemilik suara yang begitu sempit. Sehingga, hal itu sangat merugikan dirinya melawan petahana.

"Kalau ingin maju dan menang, tentu kita harus tahu kekuatan. Tapi, dalam pemilihan ini, waktu begitu sempit dan siapa-siapa Cabor yang memiliki hak suara, sama sekali belum jelas. Bahkan hingga satu hari sebelum hari pemilihan," ungkap Gusrial, Jumat sore (17/7/2020).

Gusrial juga menegaskan dirinya melihat sudah ada pengondisian dan ada satu komando memenangkan calon petahana Ketua KONI Kabupaten Solok. Gusrial menyatakan hal itu justru berasal dari Pemkab Solok. Serta dari internal KONI Kabupaten Solok sendiri, yang menguntungkan petahana.

"Setelah saya dalami proses ini, saya melihat ada komando untuk memenangkan petahana. Ada pihak-pihak yang bermain, di antaranya dari Pemkab Solok dan internal KONI Kabupaten Solok. Hingga Jumat sore ini saja, verifikasi pemilik suara saja belum selesai. Dukungan dari Cabor-Cabor belum ada dan tak bisa didata. Kekuatan kami kalah, saya hanya akan tampil sebagai penggembira saja di hari pemilihan. Cabor-Cabor yang selama ini terpinggirkan atau termarjinalkan di Kabupaten Solok, harus siap bersabar," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment