News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menakar Sikap Demokrat, PBB, Hanura, NasDem, PKS dan PPP di Pilkada Kota Solok 2020

Menakar Sikap Demokrat, PBB, Hanura, NasDem, PKS dan PPP di Pilkada Kota Solok 2020

Sikap Demokrat, PBB, PKS, Hanura, NasDem dan PPP di Pilkada Kota Solok 2020
Adi Gunawan, Irzal Ilyas, Hendriyas, Sani Mariko, dan Fauzi Ella Sliano, Kuda Hitam di Pilkada Kota Solok 2020


Pilkada Kota Solok 2020, menjanjikan kejutan besar. Tiga pasang kandidat yang mengapung saat ini, Yutris Can-Irman Yefri Adang, Ismael Koto-Edi Candra, dan Reinier-Andri Maran, belum mampu menjadi magnet bagi enam partai di DPRD Kota Solok yang belum menentukan sikap. Demokrat, PBB, Hanura, NasDem, PKS, dan PPP, diyakini akan melahirkan poros baru di Pilkada Kota Solok 2020. Irzal Ilyas, Hendriyas, Sani Mariko, Fauzi Ella Sliano, hingga mantan Bupati Dharmasraya Adi Gunawan berpeluang menjadi kuda hitam yang akan berlari kencang.

Eskalasi Pilkada Kota Solok 2020 terus bergerak semakin dinamis. Enam partai yang mempunyai kursi di DPRD Kota Solok, hingga saat ini belum "menentukan pilihan". Keenamnya, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), hingga kini belum menentukan sikap. 

Partai Demokrat, Hanura, NasDem, dan PBB telah membuka pendaftaran untuk menjaring bakal calon (Balon) Wako dan Wawako Solok. Hasilnya, mudah ditebak. Pesertanya tidak jauh dari tiga pasang kandidat yang sudah mengapung di masyarakat saat ini. Namun, saat PBB membuka pendaftaran, dua nama "baru" muncul memanaskan eskalasi. Yakni Hendriyas dan Adi Gunawan. Nama Hendriyas, tentu sangat familiar bagi PBB. Pengusaha lokal Kota Solok itu, masih satu keluarga dengan Ketua PBB Kota Solok, Hendra Saputra, dan Anggota DPRD Kota Solok, Wazadly. 

Namun, Adi Gunawan, merupakan orang yang benar-benar baru dalam "poros" Pilkada Kota Solok. Bupati Dharmasraya periode 2010-2015 yang kini menjadi Anggota DPRD Kabupaten Dharmasraya, sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Dharmasraya. Adi Gunawan merupakan tokoh asal Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto Diateh, Kabupaten Solok. 

Pembukaan pendaftaran oleh Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Solok dimulai sejak tanggal 6 hingga 10 Januari 2020. Sementara, pengembalian formulir dijadwalkan pada 13-23 Januari 2020. Pembukaan pendaftaran oleh PBB ini, sangat menarik perhatian bagi para bakal calon Walikota-Wawako Solok. Pasalnya, PBB merupakan partai pengusung utama bagi pasangan Zul Elfian Dt Tianso dan Reinier Dt Mangkuto Alam di Pilkada Kota Solok 2015 lalu. 

Ibarat pepatah Minangkabau, "Maliek contoh ka nan sudah, maliek tuah ka nan manang" (melihat contoh kepada yang telah terjadi, melihat tuah ke yang menang), tuah dan strategi PBB pada 2015 tersebut, menjadi semacam "garansi" kemenangan Pilwako Solok 2020. Apalagi, pada pemilihan legislatif (Pileg) 17 April 2019 lalu, DPC PBB Kota Solok, berhasil menggandakan kursi di DPRD Kota Solok menjadi 2 kursi dari satu kursi di Pileg 2014 lalu. 

Proses pendaftaran dan penetapan Cawako-Cawawako Solok dimulai dari tingkat DPC, kdemudian diplenokan dan dikirim ke DPW. Setelah diplenokan lagi di DPW, berkas pencalonan akan dikirim ke DPP untuk ditetapkan. DPW PBB Sumbar akan mengirim tiga pasang calon ke DPP. Setelah di DPP, akan diputuskan satu pasang calon yang akan diusung oleh DPC PBB Kota Solok. 

"Mesin" PBB di Kota Solok, setidaknya sudah terbukti pada Pileg 17 April 2019 lalu. DPC PBB Kota Solok berhasil mengirim dua wakilnya ke DPRD Kota Solok periode 2019-2024. Jumlah ini meningkat satu kursi dibanding Pileg 2014 lalu. Yakni Hendra Saputra dari Dapil Tanjung Harapan dan Wazadly dari Dapil Lubuk Sikarah. Hendra Saputra meraih 827 suara dari 1.121 suara PBB di Dapil Lubuk Sikarah. Sementara Wazadly mengoleksi 461 suara dari total 1.069 suara yang diraup di Dapil Lubuk Sikarah.

Selain Hendriyas dan Adi Gunawan, tiga nama lagi juga memiliki kemungkinan besar tampil di eskalasi Pilkada Kota Solok 2020. Mereka adalah Ketua DPC Demokrat Kota Solok Irzal Ilyas, kader Hanura Sani Mariko, dan calon perseorangan Fauzi Ella Sliano. 

Irzal Ilyas Dt Lawik Basa, saat ini merupakan Anggota DPRD Sumbar dari daerah pemilihan (Dapil) Solok Raya (Kota Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan). Awalnya, peluangnya untuk "turun gunung" di Pilkada Kota Solok terbilang kecil. Namun, adanya "Mulyadi Effect", yakni tampilnya Ketua DPD Demokrat Sumbar yang kini menjadi Angggota DPR RI, membuat Irzal Ilyas tidak mustahil "dipaksa" ikut bertarung di kontestasi Pilkada Kota Solok. Sesuai dengan misi mengembalikan kebesaran dan kejayaan nama Partai Demokrat di Sumbar. 

Sani Mariko, merupakan salah satu politikus senior di Kota Solok. Pria yang kini menjadi advokat tersebut, pernah tiga periode menjadi Anggota DPRD Kota Solok dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Yakni sejak periode 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014. Besar kemungkinan, Sani Mariko bakal diusung oleh Partai Hanura. Sebab, di samping kini merupakan kader Hanura, dirinya merupakan kakak kandung dari Ketua DPC Hanura Kota Solok, Rusnaldi. Dengan dua kursi yang dimiliki Hanura di DPRD Kota Solok saat ini, berarti tinggal mencari dua kursi lagi. Sani Mariko bisa sebagai Cawako, maupun Cawawako.

Sementara, Fauzi Ella Sliano, sejak awal kemunculannya di eskalasi Pilkada Kota Solok, telah menegaskan komitmennya maju dari jalur perseorangan (independen). Kekuatan keluarga dan persahabatan Fauzi di Kota Solok, bukan cerita baru. Yang baru adalah, keputusannya terjun ke dunia politik. Sesuatu yang sangat berbeda dengan tipikal keluarga besarnya yang fokus sebagai pengusaha sukses yang sudah turun-temurun di Kota Solok. Didukung dengan latar belakangnya sebagai sarjana dan magister bisnis di Amerika Serikat, kemunculan Fauzi di ranah politik, membawa magnet kuat. 

Sementara, tiga pasang kandidat Walikota-Wakil Walikota yang akan bertarung di kontestasi Pilkada Kota Solok, 23 September 2020 mendatang, sudah "menandatangani" kesepahaman. Ketiga pasang kandidat tersebut, juga telah membangun pencitraan dan menarik simpati masyarakat secara massif. Melalui baliho, spanduk, poster dan berbagai alat peraga lain. 

Yang lebih dahsyat, ketiga pasang kandidat juga "bertarung" di dunia maya dengan pola dan durasi yang sangat intens. Berbagai cara kreatif dan inovatif ditampilkan masing-masing pendukung dan simpatisan di berbagai media sosial, terutama di laman facebook, instagram, hingga twitter. Kemudian di jaringan whatsapp dan telegram. Intensitasnya sangat massif, yang membuat masyarakat saat membuka ponsel, langsung disuguhkan desain grafis kreatif dan kata-kata yang menarik simpati.

Ismael Koto-Edi Candra, menjadi calon yang pertama kali menegaskan berpasangan. Baliho, spanduk, poster dan alat peraga lain sudah bertebaran di seantero Kota Solok. Begitupun di jagat maya. Ismael Koto merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok yang pada Pilkada Kota Solok 2015 lalu, maju bersama Jon Hendra, Ketua DPD PAN Kota Solok. Saat itu, Ismael Koto-Jon Hendra meraih suara terbanyak kedua setelah Zul Elfian-Reinier. Sementara itu, Edi Candra saat ini adalah Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dispenduk KB) Pemko Solok. Sama seperti Edi Candra, Ismael Koto sebelumnya merupakan aparatur sipil negara (ASN) dengan karier yang sangat cemerlang. Banyak menghabiskan pengabdiannya di Solok Selatan, Ismael Koto diamanahkan menjabat Asisten 1, bidang pemerintahan di Pemkab Solsel. 

Ketua DPRD Kota Solok, Yutris Can, secara mengejutkan "mendeklarasikan" diri maju sebagai kandidat Walikota Solok, dengan menggandeng mantan Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai PAN, Irman Yefri Adang. Majunya Boris (sapaan Yutris Can), membuat peta politik Pilkada Kota Solok 2020 buncah. Sebab, dengan statusnya sebagai Ketua DPRD Kota Solok tiga periode (2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024), Boris dengan berani telah menegaskan siap meninggalkan jabatannya demi bertarung di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Berpasangan dengan Irman Yefri Adang, yang berasal dari PAN, akan membuat Boris-Adang mewujudkan koalisi dua partai pemenang Pileg di Kota Solok sejak era reformasi, yakni Partai Golkar dan PAN.

Kandidat petahana (incumbent) dari Kota Solok diyakini hanya akan memunculkan Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam. Walikota Solok Zul Elfian, telah menegaskan jauh-jauh hari bahwa dirinya tidak akan maju lagi di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Tidak majunya Zul Elfian, membuat kans Reinier cukup besar memenangkan Pilkada Kota Solok 23 September 2020. Sebagai Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Kota Solok dan status sebagai petahana. Reinier menggandeng Ketua PDI Perjuangan, Andri Maran sebagai calon wakilnya. Pilihan ini, dinilai berbagai pihak cukup brilian. Sebab, Andri Marant dikenal sosok milenial yang sukses sebagai pengusaha muda di Kota Solok. 

Ternyata, tiga pasang kandidat Walikota Solok 2020, belum memuaskan bagi masyarakat Kota Solok. Dari sejarahnya, kontestasi Pilkada secara langsung di Kota Solok selalu diisi banyak kontestan. Pilkada langsung perdana pada 2005, diikuti lima pasang calon. Pilkada 2010 diikuti 7 pasang calon, dan Pilkada 2015 lalu diikuti 3 pasang calon. Khusus di Pilkada 2015, salah satu yang membuat pasangan sedikit adalah tidak hadirnya dua partai besar sebagai pengusung, karena permasalahan dualisme kepemimpinan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di tingkat pusat. Padahal, saat itu Partai Golkar meraih 4 kursi yang membuat mereka sejatinya bisa mengusung calon sendirian. Sedangkan PPP saat itu punya 2 kursi.

Dari komposisi saat ini, dari 11 partai yang punya kursi di DPRD Kota Solok, lima partai sudah "menentukan sikap", karena diyakini akan mengusung kadernya di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020. Kelima partai itu adalah Partai Golkar (3 kursi) dan PAN (2 kursi) yang mengusung Yutris Can dan Irman Yefri Adang. Kemudian Partai Gerindra (2 kursi), yang akan mengusung Ismael Koto dan Edi Candra. Lalu PKPI (1 kursi) dan PDIP (2 kursi) bakal mengusung Reinier Dt Mangkuto Alam dan Andri Maran. Sementara, 6 partai belum "menentukan sikap" terkait siapa yang bakal diusung. Keenamnya adalah Demokrat (2 kursi), PBB (2 kursi), PKS (2 kursi), Hanura (2 kursi), NasDem (2 kursi) dan PPP (1 kursi). (rijal islamy)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment