News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Nofi Candra, Melawan Isu dengan Gagasan dan Komitmen

Nofi Candra, Melawan Isu dengan Gagasan dan Komitmen


MENAPAK level politik nasional, membuat Nofi Candra bergaul dengan elit politik nasional. Menjadi senator dari Sumbar, daerah yang notabene tercatat dalam sejarah sebagai lumbungnya tokoh pendiri bangsa, Nofi Candra menyaksikan langsung para elit-elit politik nasional bergerak menjalankan roda politik di Indonesia.

"Masuk ke level politik nasional, wawasan dan pemahaman kita menjadi lebih terbuka. Yakni memahami bagaimana sebuah komitmen dan gagasan memainkan peran membangun bangsa ini menjadi lebih baik," ujarnya.

Meski terkesan tidak banyak bicara dan bermanuver, Nofi Candra juga tidak terlepas dari isu miring. Setidaknya ada dua isu yang dialamatkan langsung kepadanya. Yakni tentang apa yang telah dibuatnya sebagai Anggota DPD RI untuk Sumatera Barat, khususnya untuk Kabupaten Solok yang menjadi basis utama suaranya. Kedua, tentang komentarnya yang "dipelintir" terkait "jaminan" harga bawang merah.

Terkait peran DPD, Nofi menegaskan sejumlah alasan yang membuatnya tidak maju lagi ke bursa DPD RI 2019. Pertama, menurutnya DPD RI memiliki peran strategis dalam aspirasi daerah, namun porsi ruang eksistensi yang diberikan konstitusi, membuat DPD tidak bisa berbuat banyak untuk perubahan dan kemajuan daerah dengan model inovasi dan gagasan. Hal itu menurutnya, DPD ditujukan untuk fundamental kenegaraan. Yakni terlibat dalam pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) dan fungsi pengawasan. 

Nofi juga menegaskan, baginya politik adalah perjuangan gagasan. Hal itu sering dikatakannya kepada anak-anak muda di kampus-kampus dan organisasi mahasiswa. Berpolitik dengan gagasan.

"Saya masih muda. Inovasi dan gagasan untuk kemajuan daerah adalah impian saya. Apalagi tantangan bonus demografi 2030, serta industri 4.0 akan jadi tantangan anak dan cucu kita ke depan. Saya ingin jadi bagian penting itu di daerah bersama masyarakat terutama anak-anak muda kreatif dan berbakat. Bersama untuk kemajuan daerah. Saya percaya anak-anak muda masa kini senantiasa memikirkan masa depan daerah. Pastinya, dimana pun posisi kita nanti. Saya akan tetap jadi bagian penting untuk kemajuan daerah asalkan kita bersama. Bersama untuk kemajuan," ungkapnya.

Terkait isu dirinya yang menjamin harga bawang merah minimal Rp 15 ribu perkilogram, Nofi Candra menyatakan pernyataan itu tidak pernah berasal dari dirinya. Nofi menegaskan, bahwa hal itu merupakan janji dari Kementerian Pertanian untuk membeli bawang merah petani di harga Rp 15 ribu perkilogram. Namun menurutnya, hal itu tidak berlaku untuk semua jenis bawang, serta ada syarat-syarat yang harus dipenuhi petani dan daerah.

"Saya hadir saat kunjungan Menteri Pertanian pada Oktober 2016 tersebut. Bulog bersedia membeli bawang petani minimal dengan harga Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu, dengan serangkaian syarat. Di antaranya, Pemerintah daerah diminta untuk menyediakan cold storage atau gudang pendingin, dengan kapasitas minimal 100 ton. Dengan gudang pendingin itu, maka ketika Bawang dalam keadaan murah, Bulog bisa menyimpan bawang dalam gudang penyimpan yang bisa tahan 4-6 bulan. Dengan sistem itu, di saat bawang merah dalam kondisi sedikit di pasaran, maka bulog bisa menjual dengan harga sama. Dalam konsep ini berlaku sistem simbiosis mutualisme. Petani bawang merah di untungkan, bulog pun tidak dirugikan," ujarnya.

Terkait tudingan kepadanya, Nofi Candra mengaku ikhlas. Sambil berkelakar, Nofi menyatakan hal itu justru membuat namanya semakin populer. Menurutnya, dirinya merasa tidak perlu meluruskan persepsi dan isu yang dikembangkan tersebut. Sebab menurutnya, masyarakat Kabupaten Solok sudah cerdas dan bisa memilah.

"Saya serahkan semuanya kepada Allah. Kehendak Allah lah yang akan berlaku. Tentu, sebanyak orang yang suka, sebanyak itu pula yang tidak suka. Tugas kita hanya menetapkan niat tulus, kedepankan gagasan dan komitmen, lalu berbuat dengan ikhlas," ungkapnya. (rijal islamy)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment