News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tragedi Kematian Pengunjung di Glamping "L" Alahan Panjang, Pemkab Solok "Membisu"

Tragedi Kematian Pengunjung di Glamping "L" Alahan Panjang, Pemkab Solok "Membisu"

Solok, PATRONNEWS.co.id - Ketua organisasi wartawan Media Online Indonesia (MOI) Solok, Wahyu Yudhistira, mengaku sangat geram dengan sikap Pemkab Solok, terutama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Solok, yang seakan tidak peduli dan "membisu" terkait peristiwa meninggalnya seorang pengunjung di sebuah glamping (glamour camping) di Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Padahal, selama ini aparatur Pemkab Solok terkenal aktif sebagai "Content Creator". 

"Perlu diingat bahwa hal ini terkait nyawa. Peristiwanya terjadi di objek wisata Kabupaten Solok, bahkan kejadiannya bertepatan dengan iven Festival Lima Danau yang merupakan agenda pariwisata tingkat nasional yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Namun, Pemkab Solok sama sekali tidak menunjukkan empati. Tidak ada pernyataan resmi dari Diskominfo dan tidak ada terdengar upaya dari Dinas Priwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Solok. Kedua Dinas itu malah membisu. Bahkan, seorang Anggota Dewan, malah meragukan apakah korban adalah wisatawan atau ingin menyaksikan iven Festival Lima Danau. Terlepas mereka pengunjung atau bukan, mereka adalah manusia," ujarnya. 

Wahyu Yudhistira juga mengingatkan, tragedi ini semestinya menyadarkan semua pihak yang berkepentingan untuk menyadari tentang safety (keamanan) dan regulasi (aturan) di kawasan objek wisata. Terutama tentang kelayakan dan standarisasi dari fasilitas wisata di Kabupaten Solok. Termasuk keamanan makanan, fasilitas keselamatan, P3K, dan langkah-langkah antisipasi. Pemkab Solok jangan hanya berbangga dengan banyaknya fasilitas/objek wisata yang menjamur, pajak ke daerah, ataupun pemasukan di sektor pariwisata. Tapi hendaknya juga memikirkan keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

"Kelayakan dan standarisasi objek atau fasilitas wisata harus ada, yang membuktikan hadirnya pemerintah. Jangan hanya sekadar bangga dengan alam yang indah dan banyaknya tempat wisata. Kejadian kemarin, jangan dianggap sebagai sebuah hal yang lumrah. Ini terkait nyawa manusia. Kejadian yang bertepatan dengan pelaksanaan Festival Lima Danau ini, telah mencoreng iven nasional ini dan sekaligus mencoreng nama baik daerah. Masyarakat kini menunggu, sampai dimana tanggung jawab pemerintah (Pemkab Solok) dan jajarannya. Tidak semata-mata kewenangan aparat kepolisian," ungkapnya.

Anggota DPRD Kabupaten Solok dari Fraksi Gerindra asal Lembah Gumanti, Hafni Hafiz, di sejumlah media menyebutkan bahwa di DPRD Kabupaten Solok, pihaknya sudah membentuk Pansus terkait keberadaan fasilitas wisata di sekitaran Danau Diateh. Menurutnya, patut diduga villa (glamping) "L" ini tidak berizin. Berdasarkan hasil pansus, villa ini termasuk yang kita rekom untuk dilakukan penindakan bertingkat. 

"Ini pembiaran dari masa lalu, minggu kemarin Pemkab sudah keluar SP1, kita akan tunggu action berikutnya. Villa (glamping) "L" ini dari sisi manapun sebenarnya tidak akan keluar izin, karena mereka mendirikan bangunan di badan danau, banyak hal yang sudah dilanggar," ungkap Hafiz. 

Hafiz juga meragukan atas kehadiran dari kedua korban di Alahan Panjang. Apakah sebagai wisatawan, atau hadir untuk menyaksikan event (Festival Lima Danau). 

"Yang kita tahu kedua korban masih dalam suasana honeymoon (bulan madu)," terang hafiz.

Sebelumnya, sepasang suami istri asal Kota Padang ditemukan tidak sadarkan diri di salah satu kamar penginapan glamping "L", di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, pada Kamis (9/10/2025) pagi. Pasangan tersebut diketahui bernama Gilang Kurniawan (28) dan Cindy Desta Nanda (28). Sang istri, Cindy dinyatakan meninggal dunia, sementara suaminya dalam kondisi kritis. 

Pasangan suami istri yang datang ke penginapan tersebut pada Rabu (8/10/2025) siang. Mereka masuk ke kamar nomor 02 sekitar pukul 13.30 WIB. Berdasarkan identitas yang ditemukan polisi di TKP, kedua merupakan warga Lubuk Kilangan, Kota Padang.

Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, menjelaskan pasangan tersebut check-in sekitar pukul 13.25 WIB, Kamis (9/10). Malam harinya, mereka masih terlihat di dalam kamar saat memesan makanan.

Saat sekitar pukul 18.30 WIB, korban CDN memesan sejumlah makanan ke resepsionis, termasuk air mineral. Pesanan tersebut diantarkan oleh karyawan penginapan berinisial C sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, C melihat pasangan tersebut berada di dalam kamar," kata Kapolsek, Jumat (10/10).

Keesokan paginya, sekitar pukul 07.15 WIB, C bermaksud mengantarkan sarapan pagi ke kamar nomor 02. Dari luar kamar, ia sempat mendengar suara laki-laki menjawab: "Iya, bang, sebentar, lagi mandi". C menunggu selama 20 menit dan mendengar suara air mengalir dari kamar mandi, lalu ia meninggalkan kamar tersebut.

"Sekitar pukul 07.30 WIB, karyawan lain berinisial F kembali mengantarkan makanan ke kamar yang sama. Namun setelah mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali, tidak ada respons dari dalam. F kemudian melaporkan hal tersebut kepada rekan kerjanya, I. Setelah berkoordinasi dengan pengelola penginapan, mereka memutuskan membuka kamar nomor 02 dengan izin dari salah satu staf, E," jelasnya.

Saat pintu berhasil dibuka oleh karyawan berinisial J, mereka tidak menemukan kedua tamu tersebut di dalam kamar. Setelah dicek ke kamar mandi, terlihat Gilang Kurniawan tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri, sedangkan Cindy Desta Nanda ditemukan dalam kondisi sama di belakang pintu kamar mandi. Karyawan penginapan kemudian beramai-ramai mengevakuasi kedua korban keluar dari kamar mandi.

Kedua korban sempat diberikan pertolongan pertama dengan oksigen (Oxycan). Namun karena kondisi keduanya semakin lemah, pihak penginapan segera membawa mereka ke Puskesmas Alahan Panjang. Setibanya di Puskesmas, Cindy dinyatakan meninggal dunia pada pukul 08.35 WIB, sedangkan GK dalam kondisi tidak sadarkan diri. Pihak puskesmas kemudian merujuk Gilang Kurniawan ke RSUD Arosuka untuk perawatan lebih lanjut.

Peristiwa ini masih terus dalam penyelidikan. Sementara itu, keluarga besar berharap agar kondisi Gilang Kurniawan segera membaik dan meminta agar kasus ini ditangani secara transparan demi mencegah kejadian serupa terulang. (*/PN-001)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment