Beda Reaksi PSSI Terhadap Kritik dari Politikus dan Pesepakbola
Jakarta, PATRONNEWS.co.id - Ketua Umum PSSI Erick Tohir menanggapi dua kritik yang dialamatkan ke Liga 1, dengan cara berbeda. Kritik dari pesepakbola yang juga Kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes di media sosial, "dibalas" dengan sanksi larangan beraktivitas di sepakbola Indonesia selama satu tahun, plus denda Rp25 juta. Sementara, kritik tajam dari politikus yang juga Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade, justru disebut sebagai sesuatu yang harus didengar, plus disebut sebagai "proses demokrasi yang sehat".
Yuran Fernandes sebelumnya sempat membuat unggahan bersifat kritikan pada Liga 1. Usai PSM Makassar dikalahkan PSS Sleman 1-3, sang kapten menulis kritikan keras.
Yuran membuat unggahan yang isinya bertuliskan, "Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia," tulisnya.
Unggahan di Instastory itu kemudian sempat dihapus, namun sudah tersebar. Yuran kemudian sempat membuat klarifikasi dan permintaan maaf.
"Para pecinta sepak bola Indonesia. Saya ingin memberikan klarifikasi terkait unggahan saya di Instagram pada tanggal 3 Mei 2025. Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola. Ungkapan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara. Pernyataan tersebut merupakan luapan emosional, tepat setelah pertandingan yang penuh dengan tekanan dan drama. Saya yakin mereka yang menonton pertandingan tersebut paham betul mengapa saya begitu emosional," tulisnya.
Meski sudah meminta maaf, Erick Thohir Ketum PSSI sudah geram terlebih dahulu oleh sikap Yuran. Erick meminta Yuran untuk hengkang dari negeri ini jika tidak suka bermain di Liga Indonesia.
"Dia (Yuran Fernandes) sudah meminta maaf. Tapi, kalau dia menyesali, jangan main di Indonesia. Main saja di luar negeri. Kalau dia menyesal main di Indonesia, jangan main di sini. Main di tempat lain saja. Jangan cari makan di sini, berkarier di sini, jelek-jelekin liga kita. Kecuali kalau dia ada bukti. Kalau ada bukti, dia bilang, ‘Oh, wasit ini dibayar, pemain ini di bayar, ini di bayar’, kita tangkap," ujar Erick Tohir.
Sementara, terkait sederet kritik tajam dari Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade, terkait kualitas penyelenggaraan Liga 1, Ketua Umum PSSI Erick Tohir menegaskan pihaknya tidak alergi terhadap kritik. Ia bahkan mengaku memiliki hubungan baik dengan Andre yang juga merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra. Erick menyebut masukan seperti yang disampaikan Andre adalah bagian dari proses demokrasi yang sehat.
"Saya bersahabat dengan Pak Andre. Kritik yang beliau sampaikan harus kita dengar. Beberapa waktu lalu beliau datang ke kantor LIB, dan kami menyambut dengan terbuka," ujar Erick di sela peresmian FIFA Arena, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa 6 Mei 2025.
Andre Rosiade, yang juga mertua bek Timnas Indonesia Pratama Arhan, kerap menyuarakan ketidakpuasan atas sejumlah keputusan kontroversial di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air. Sikap vokal Andre bahkan membuatnya mendatangi langsung kantor PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator resmi Liga 1. Ia menilai timnya, Semen Padang, beberapa kali dirugikan oleh keputusan wasit, terutama saat tengah berjuang lolos dari ancaman degradasi. Dalam berbagai kesempatan, Andre juga mendesak PSSI agar bersih-bersih dari praktik mafia perwasitan.
Kritik terbaru Andre Rosiade dilontarkan melalui akun Instagram pribadinya. Ia menyebut dua inisial JN dan P yang diklaim sebagai sosok yang terlibat dalam praktik mafia di balik layar Liga Indonesia.
"Saya percaya Pak Erick Thohir mampu membongkar mafia sepak bola Indonesia. Langkah awalnya, singkirkan dua orang berinisial JN dan P yang disebut-sebut sebagai operator mafia. Hampir semua elite PSSI tahu soal ini," tulis Andre dalam unggahannya.
Pernyataan tersebut menyulut perdebatan soal integritas kompetisi domestik, yang dalam beberapa tahun terakhir terus dibayangi isu pengaturan skor dan kontroversi wasit. Meski begitu, Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI saat ini berkomitmen untuk menegakkan transparansi dan membenahi sistem secara menyeluruh. (*/PN-001)
Post a Comment