Perekrut Kader Teroris Kini Menyasar Perempuan, Remaja dan Anak-Anak
SOLOK, PATRONNEWS.CO.ID - Para tokoh agama, pimpinan Ormas keagamaan, da’i, guru agama dan penyuluh agama di Kota Solok diminta untuk memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme yang sengaja disusupkan oleh pihak-pihak tertentu terutama menyasar perempuan, remaja bahkan anak-anak.“Radikalisme yang kita maksud adalah sebagaimana yang diatur oleh UU Antiterorisme, karena hampir semua pelaku teror memiliki latar belakang paham radikal,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diwakili oleh Kasubdit Perlindungan WNI, Kolonel (Sus) Drs. Solahuddin Nasution, Rabu (18/9) dalam acara Dialog dengan peserta sosialisasi yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumbar di Aula Kantor Kemenag Kota Solok.
Solahuddin mengatakan bahwa para perekrut kader teroris kini lebih menyasar kaum perempuan, remaja dan anak-anak. Ini lantaran mereka –para perekrut—menganggap bahwa kaum perempuan, remaja dan anak-anak lebih mudah diindoktrinasi dengan paham-paham yang menyesatkan.
“Dampak dari rekrutmen mereka ini tidak saja menambah jumlah kaum radikal yang pada akhirnya dijadikan teroris, tetapi juga membuat cap negatif terhadap agama. Orang awam akan beranggapan bahwa Islam adalah radikal dan dekat dengan terorisme. Padahal itu akibat prilaku keliru beragama yang dipahami oleh para kaum radikal hasil rekrutmen tadi,” ujar Solahuddin.
Kolonel Solahuddin mengatakan bahwa peran tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan, da’i, duru agama dan penyulih agama di Kota Solok memiliki peran penting dalam meluruskan anggapan-anggapan bahwa radikalisme dan terorisme direpresentasikan oleh Islam. “Terorisme tidak berlatar belakang agama tertentu, lihat saja di sejumlah negara, teror dilakukan oleh selain Islam juga. Di Selandia baru, malah umat Islam dalam masjid jadi sasaran teror dari yang non-muslim,” katanya.
Walikota Solok yang diwakili Staf Ahlinya Arjuna Anwar Nani mendukung apa yang disampaikan Kepala BNPT. Bahwa sebagai sebuah kota yang berjuluk ‘Serambi Madinah’, kota Solok tentu saja sangat mengedepankan semangat Piagam Madinah yang dibuat semasa Rasulullah. Piagam Madinah adalah piagam yang mengatur hidup yang damai, harmonis dan saling menghargai sesama diantara semua penduduk Madinah, baik antara Muhajjirin dan Anshar maupun antara kaum Muslim dan Yahudi.
“Namun tetap saja semua kita harus mewaspadai bahwa ada saja yang tidak menginginkan terciptanya suasana kondusif dan keharmonisan kehidupan di kota kita ini.bapak dan ibu peserta lah yang kita harap ikut menjaganya,” kata Arjuna.
Acara yang bertajuk ‘Dialog Gembira Beragama’ ini menurut Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Sumbar, Adil Mubarak, merupakan kegiatan pencegahan radikalisme-terorisme yang diselenggarakan setiap tahun. “Ini merupakan kegiatan keempat dari lima kegiatan dengan peserta berbeda yang kita laksanakan. Kita laksanakan bergiliran di kota dan kabupaten setiap tahun,” ujar akademisi Universitas Negeri Padang itu.
Para peserta mendapat pencerahan tentang bahaya radikalisme dan terorisme serta diberikan trik-trik untuk mencegah agar paham radikaqlisme itu tidak menyasar perempuan, anak muda dan anak-anak di Kota Solok. (PN-001)
Post a Comment