News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Solok Security Team versus Solok Super Team

Solok Security Team versus Solok Super Team

PEMKAB Solok berhasil meraih Predikat Tertinggi terhadap Kepatuhan Standar Pelayanan Publik tahun 2022. Predikat ini berbuah penghargaan dari Ombudsman RI perwakilan Sumbar kepada Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar, yang diserahkan Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, Jumat (27/1/2023). Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan Publik tahun 2022 oleh Ombudsman RI Perwakilan Sumbar itu, menempatkan Kabupaten Solok peringkat tiga dari 19 Kabupaten/Kota se-Sumbar. Namun, dari 12 Kabupaten yang ada di Sumbar, Kabupaten berada di peringkat pertama dengan nilai 88,73 persen, atau predikat A.

Bupati Solok Epyardi Asda menerima piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Kepala Ombudsman Sumbar Yefri Heriani, didampingi oleh Kepala Keasistenan Pencegahan Adel Wahidi, SH, Kepala Keasistenan PVL Meilisa Fitri Harahap, SH, M.Kn dan Kepala Keasistenan Pemeriksaan Yunesa Rahman, S.Sos, M.AP di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumbar di Sawahan Kota Padang, pada Kamis (26/1/2023).

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir mendampingi Bupati Solok Pimpinan DPRD Ivoni Munir, Sekretaris Daerah Medison, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas DPMPTSP dan NAKER Drs. Aliber Mulyadi, Kepala Disdukcapil Ricky Carnova, S.STP, MM, Kepala Diskominfo Teta Midra, S.STP, M.Si dan Kabag Organisasi Setda Kabupaten Solok Jhoni, S.Sos, MM.

Usai menerima penghargaan, Ombudsman RI Perwakilan Sumbar menggelar bincang ringan berbentuk "podcast" dengan Bupati Solok Capt. Epyardi Asda. Tujuannya jelas, untuk berbagi pengalaman dan kiat-kiat Pemkab Solok dalam mencapai Standar Pelayanan Publik tahun 2022. 

Namun, dalam podcast itu, Epyardi Asda ternyata masih mengingat luka yang teramat dalam kepada Wakil Bupati Jon Firman Pandu, SH. Yakni saat dirinya "melantik" tim kerjanya yang dinamai Solok Super Team (SST), yang oleh Wabup Jon Firman Pandu "dipelesetkan" menjadi pelantikan Security Tanjung Priok yang viral dengan plesetan Solok Security Team. 

"Sebagai manusia biasa, saya punya banyak kelemahan. Saya bukan Superman! Yang ada itu adalah tim yang solid bernama Solok Super Team. Meski disebut oleh wakil saya (Wabup Solok Jon Firman Pandu) sebagai security Tanjung Priok. Tapi lihatlah sekarang, berkat kerja keras kita bersama, bisa mendapatkan hasil yang memuaskan," kata Epy berapi-api.

Sebelumnya, Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu, SH, berkomentar di sejumlah media, terkait pelantikan 133 orang pejabat eselon III dan IV di Halaman Masjid Nurul Mukhlisin, eks Kompleks Kantor Bupati Solok, Kotobaru, Kecamatan Kubung, Jumat (29/10/2021). Dalam komentar yang dilontarkan sudah lebih 15 bulan itu, Jon Firman Pandu mengatakan pakaian yang dipakai para pejabat saat pelantikan berupa pakaian taktikal warna hitam, seperti pakaian security Tanjung Priok.

Kata-kata "Security" dan "Tanjung Priok", tentu saja membuat telinga Bupati Solok Epyardi Asda menjadi panas. Pasalnya, pakaian taktikal tersebut ditujukan agar seluruh ASN Pemkab Solok bekerja secara taktis, militan dan gerak cepat. Namun, bagi Wabup Jon F Pandu, malah disebut sebagai security. Kata "Tanjung Priok", semakin membuat telinga Epyardi "memerah", karena hal itu merupakan area bisnisnya, di Pelabuhan Tanjung Priok. 

Deni Prihatni: Wabup Solok Nyeleneh

Hanya hitungan dari terbitnya komentar Jon Firman Pandu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Deni Prihatni, ST, MT, seperti melihat peluang "naik panggung". Deni Prihatni yang disebut-sebut memiliki kedekatan kekeluargaan dengan mantan Bupati Solok dua periode (1995-2005), Gubernur Sumbar (2005-2009) dan Mendagri (2009-2014), Dr. H. Gamawan Fauzi, SH, MM, tersebut mengatakan Wabup Jon Firman Pandu "nyeleneh".

Deni malah menyindir Wabup Jon Firman Pandu, terkait ketidakhadiran Wabup dalam pelantikan. Menurut Deni, Wabup adalah pimpinan yang tugasnya membantu Bupati dalam pemerintahan.

"Komentar Wabup (Jon Firman Pandu) nyeleneh dan perlu diluruskan ulang. Komentarnya yang mengatakan kostum pelantikan seperti seragam security Pelabuhan Tanjung Priok, seperti tidak menghargai profesi security. Masyarakat bisa menilai, mana yang baik mana yang tidak. Security juga profesi yang sangat mulia. Malahan tidak jarang kita dengar berita, malahan ada dari mereka yang rela meregang nyawa demi tugas. Kita tidak boleh membeda-bedakan orang hanya karena pakaian dan profesi," ungkapnya.

Komentar Deni Prihatni yang di helat Pilkada Kabupaten Solok 2010, 2015 dan 2020 lalu, santer disebut-sebut bakal maju menjadi Bupati atau Wakil Bupati Solok, namun tidak "siap" melepas status PNS dan pejabatnya di Pemkab Solok, langsung membuat buncah. Pria berlatar belakang teknik murni dinilai telah ikut campur terhadap masalah politik praktis. Bahkan dinilai telah berbuat tidak etis ke pimpinannya sendiri, yakni Wakil Bupati Solok yang juga adalah pimpinannya.

Gerindra: Ada Etika yang Dimiliki ASN ke Pimpinannya

Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Solok yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Solok, Hafni Hafiz, A.Md langsung "naik pitam". Hafni Hafiz bereaksi terhadap pernyataan Deni Prihatni, yang mengatakan Wakil Bupati Solok, Jon Firman Pandu yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Solok, yang disebut nyeleneh. 

"Tidak sepantasnya seorang kepala dinas berbicara di ruang publik seperti itu. Ada etika yang harusnya dimiliki ASN terhadap pimpinannya. Semestinya sebagai ASN Deni Prihatni harus netral sebab Wakil Bupati itu adalah atasannya juga. Tidak pantas seorang Kadis berbicara di ruang publik seperti itu. Apalagi, Wakil Bupati Jon Firman Pandu adalah atasannya juga," kata Hafni Hafiz Senin (15/11/2021).

Hafni Hafiz asal Kecamatan Lembah Gumanti (wilayah selatan Kabupaten Solok, yang sama dengan Deni Prihatni) itu, berharap dalam situasi politik di Kabupaten Solok saat ini, Dinas Kominfo yang dipimpin oleh Deni Prihatni, seharusnya mengedepankan harmonisasi. Baik antara Bupati dan Wakil Bupati, maupun organisasi perangkat daerah (OPD). Bukan malah membuat situasi dan kondisi semakin panas.

"Sesuai dengan nama dinas yang dipimpinnya, yakni Komunikasi dan Informatika, seharusnya Deni Prihatni mampu membangun jalinan komunikasi dan penyebarluasan informasi yang menyejukkan. Sehingga terbangun harmonisasi, untuk kepentingan Kabupaten Solok yang lebih baik. Bukan malah membuat situasi dan kondisi makin panas, dengan komentar-komentar yang disampaikan Deni Prihatni. Jika tidak, saya sarankan Deni Prihatni meninggalkan jabatannya di pemerintahan dan terjun ke dunia politik," ungkapnya. 

Beberapa waktu berselang, Deni Prihatni "dipulangkan" ke "habitatnya" sebagai Kepala Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan. Bahkan, terhitung 1 Februari 2023, Deni Prihatni kembali "naik kelas" menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Asisten 2 Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Ekbang Kesra), menggantikan Plt Asisten 2 sebelumnya, Syaiful, ST, MT, yang memasuki masa pensiun. 

Tensi Politik yang Senantiasa Panas

Tensi politik di Kabupaten Solok senantiasa memanas dan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda meredup. "Pertarungan" para politikus elit, tidak hanya menjadi konsumsi bagi masyarakat di Kabupaten Solok, tapi juga di tingkat Sumbar, nasional, bahkan hingga internasional. Kabar viral dengan mudah tersebar lewat kemajuan teknologi informasi yang tak berbatas. 

Bibit-bibit "panas" sudah meletup sejak Epyardi Asda memantapkan diri maju di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020. Anggota DPR RI tiga periode (2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2018) tersebut langsung menjadi magnet berkat ketokohan, pengalaman politik di level nasional, kekuatan finansial, serta beragam kelebihan lainnya. 

Ibarat dua sisi mata uang, dan sebagai manusia biasa, Epyardi juga lekat dengan sisi-sisi yang dianggap negatif oleh calon-calon rival politik, dan mempengaruhi perspektif masyarakat. Epyardi dengan latar belakang kehidupan yang perih di usia muda dan berhasil survive hingga menjadi pengusaha pelabuhan, membentuk karakter kerasnya. Sehingga, dirinya dianggap arogan, sombong, pemarah dan tidak memiliki etika sopan santun. 

Waktu kampanye Pilkada yang sangat singkat, membuat Epyardi dan Tim Pemenangan tidak mudah menjelaskan ke publik bahwa karakter keras tersebut menjadi kunci suksesnya untuk survive (berjuang) dalam hidupnya. Hal yang seharusnya menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda Kabupaten Solok. Apalagi, Epyardi berkali-kali menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengubah karakter dan kepribadiannya. 

"Saya hanya manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Saya tidak bisa dan tidak akan pernah mau bermanis-manis untuk menyenangkan hati orang lain. Yang baik akan saya apresiasi, yang tidak baik harus saya dikoreksi. Niat saya hanya untuk berbakti dan mengabdi ke kampung halaman saya, Kabupaten Solok. Saya memiliki niat membangun daerah berbekal pengalaman pribadi, pengusaha dan politik. Tapi, tentu saya minim pengalaman di sisi birokrasi pemerintahan, karena itu, mari kita bersama-sama membangun daerah ini menjadi lebih baik, dengan kemampuan dan peran kita masing-masing," ungkapnya. (rijal islamy)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment