News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Murni Kemanusiaan, PMI Tak Berafiliasi Politik dan Kepentingan

Murni Kemanusiaan, PMI Tak Berafiliasi Politik dan Kepentingan

SOLOK - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solok menggelar kegiatan silaturahim dalam berbuka bersama di Agrowisata Sawah Solok, Kamis (28/4/2022). Kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus, kader, relawan, anggota markas PMI Kota Solok. Tampak hadir Ketua PMI Kota Solok Yutris Can, SE, Wakil Ketua DPRD Kota Solok Efriyon Coneng, Anggota DPRD dari Partai PAN Rusdi Saleh, Anggota DPRD dari Partai Golkar Andi Marianto, ST, Ketua KONI Kota Solok Rudi Horizon, Ketua Askot PSSI Kota Solok Riano Oskar, Sekretaris Dinas Perhubungan Azrul, Kabid Pasar Diskoperindag UMKM Asril Fadel, Anggota Markas PMI Kota Solok, Relawan Kecamatan se-Kota Solok, personel Unit Donor Darah (UDD), pengurus dan relawan PMI Kota Solok. 

Ketua PMI Kota Solok Yutris Can, SE, dalam sambutannya menyatakan sebagai unit terdepan dalam penyediaan darah dan penanganan bencana alam, PMI Kota Solok terus berbenah untuk menjadi elemen dalam tugas-tugas kerelawanan. Menurut Boris (sapaan Yutris Can), saat ini PMI Kota Solok telah memiliki alat pemisah darah, yang merupakan fasilitasi dari penganggaran oleh Pemko Solok dan DPRD Kota Solok.

"Alhamdulillah. PMI Kota Solok menjadi salah satu PMI yang memiliki alat pemisah darah, yang merupakan perjuangan dari Pemko Solok dan DPRD Kota Solok. Meski PMI Kota Solok belum menjadi PMI Mandiri, yang berarti masih mendapatkan dana hibah dari pemerintah, namun sebagai unit terdepan dalam penyediaan darah dan penanggulangan bencana alam, kita terus berbenah. Terutama dalam layanan ke masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.

Yutris Can juga menegaskan, ketika ada masyarakat yang datang ke PMI, maka mereka berada dalam kondisi mental dan psikis yang drop. Karena ada di antara keluarganya yang sedang dalam kondisi sakit atau membutuhkan darah. Menurutnya, jangan sampai hal itu menjadi semakin parah dengan layanan yang kurang baik dari relawan PMI.

"Mari kita jaga komitmen dengan memaksimalkan peran dan layanan ke masyarakat. Mereka datang ke PMI karena butuh, maka layani sebaik mungkin. Begitu juga dalam penanggulangan bencana," ungkapnya.

Yutris Can menegaskan bahwa PMI tidak pernah pernah dan tidak boleh berafiliasi dengan politik. Karena di dalam organisasi PMI, terdapat seluruh elemen masyarakat. Seperti politisi, Aparatur Sipil Negara, petani, pedagang, hingga para profesional.

"Semuanya boleh bergabung ke PMI, namun saat melaksanakan misi-misi kemanusiaan dan kebencanaan, seluruh embel-embel itu harua ditanggalkan," ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Solok dari Partai Amanat Nasional, Efriyon Coneng, memhatakan PMI Kota Solok telah memiliki alat pemisah darah yang sebelumnya rusak dan tak bisa diperbaiki. Sehingga, Pemko dan DPRD Kota Solok mengalokasikan mesin buatan Jerman seharga hampir Rp1 miliar. Efriyon Coneng juga menyebutkan, sebelumnya PMI Kota Solok mendapatkan penganggaran dari APBD sebesar Rp750-Rp1 miliar setiap tahun. Tapi, di tahun 2021 lalu, PMI hanya menadapatkan penganggaran Rp150 juta, akibat pandemi Covid-19. 

Saat ini, menurut Coneng, kondisi keuangan daerah sedang dihantam pandemi Covid-19. 

"Operasional PMI Kota Solok masih tergantung APBD, belum mandiri. Tapi kader tetap semangat. Untuk tahun 2023 mendatang, akan ada alokasi bagi PMI dalam kisaran Rp750 juta-Rp1 miliar. Nanti kami bersama anggota DPRD lainnya akan memperjuangkannya semaksimal mungkin," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Markas PMI Kota Solok, Mezi Okluza, menyatakan PMI berdiri sejak 17 September 1945. Atau tepat satu bulan setelah Indonesia merdeka. 

"PMI langsung ikut berperan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya, Presiden Sukarno menggabungkan PMI dengan palang merah internasional. Sehingga, keberadaan PMI langsung dikenal dan ikut menyuarakan proklamasi kemerdekaan yang telah diproklamasikan," ujarnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment