Chinangkiek Raya Terima Sapi Bantuan Disnak Sumbar dalam Kondisi Kurus Kerempeng
SOLOK - Kelompok Ternak Chinangkiek Raya di Jorong Tampunik, Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, menerima bantuan sebanyak 12 ekor sapi dari dana aspirasi Anggota DPRD Sumbar, Sabtu (1/1/2022). Namun, kelompok ternak tersebut mengaku sangat kecewa, karena sapi-sapi tersebut dalam kondisi kurus kerempeng dan diduga masih muda. Para peternak berencana mengembalikan sapi ini ke Dinas Peternakan (Disnak) Sumbar.Ketua Kelompok Ternak Chinangkiek Raya, Rip Efendi, menyebut kondisi 12 ekor sapi tersebut memiriskan. Menurutnya, sapi-sapi tersebut terlihat masih sangat muda dan badan ternak kurus kerempeng. Dikatakannya, ini sangat mengecewakan dirinya dan seluruh anggota kelompok. Karena sapi yang mereka terima tidak sesuai dengan espektasi dan informasi awal yang mereka terima. Dan sekarang tidak ada anggota kelompoknya yang mau menerima dan merawat sapi tersebut.
"Kami dulu diberi tahu, yang akan kami terima itu sapi indukan yang sudah siap disuntik hamil. Nyatanya yang kami terima cuma anak-anak sapi dan kondisinya juga sangat kurus. Sekarang anggota tidak ada yang mau merawat. Takutnya sapi ini mati, tentu balik kami lagi yang disalahkan. Rencananya sapi ini akan kami kembalikan saja," ujarnya.
Rip Efendi juga mengatakan sapi-sapi itu baru diterima pada tanggal 1 Januari 2022, sementara tutup buku akhir tahun adalah tanggal 31 Desember 2021. Rip Efendi juga mengungkapkan, proses serah terima bantuan cuma dilakukan oleh sopir pengantar saja, dan tidak ada disaksikan oleh pihak Dinas Peternaka Provinsi Sumbar satu orangpun. Sapi-sapi itu diturunkan dini hari dalam keadaan gelap. Sehingga, mereka sama sekali tidak tahu kondisi ternak yang mereka terima karena gelap. Sementara mereka hanya dihubungi oleh satu petugas dan disuruh tanda tangan surat tanda terima begitu saja.
"Sapi ini kami terima sudah jam 01.00 WIB dini hari. Itukan sudah tahun baru. Kami tidak bisa melihat ternak dengan jelas. Kami hanya ditelepon agar menandatangani surat tanda terima," sebutnya.
Bupati Solok Epyardi Asda yang menerima informasi tersebut, mengaku sangat kecewa. Menurutnya, seharusnya pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumbar memastikan kondisi ternak sebelum di distribusikan ke kelompok peternak. Jangan asal pekerjaan selesai saja. Epyardi mengindikasikan, ada main mata antara orang yang dipercaya Gubernur Sumbar dengan pihak rekanan. Epyardi meminta Gubernur, DPRD Provinsi Sumbar, dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas hal ini.
"Saya berharap hal-hal seperti ini menjadi perhatian bersama, jangan terjadi pembiaran. Karena saya menduga ada praktik korupsi dalam kasus ini. Masa iya sapi diantarkan sudah larut malam, dan peternak dipaksa menerima. Ada apa, kalau tidak ada maksud terselubung! Mereka kerja jangan asal bapak senang saja, terus masyarakat kami yang dikorbankan," tutur Epyardi.
Epyardi juga mendesak Gubernur Sumbar untuk turun ke lapangan melihat kondisi ini. Menurutnya, mungkin hal ini telah terjadi di banyak tempat dan banyak kelompok penerima yang merasa dirugikan, namun hanya bisa pasrah. Tetapi kalau di Kabupaten Solok, Epyardi dengan tegas dirinya menolak masyarakatnya dijadikan sapi perahan oleh oknum-oknum seperti itu.
"Sayang sekali, jika program bantuan dari Gubernur diselewengkan oleh oknum-oknum yang bermain untuk mencari keuntungan. Sekali lagi saya mendesak untuk pihak terkait untuk turun ke lapangan, dan melakukan pemeriksaan. Jika memang tak benar, ini harus dilaporkan ke aparat hukum,agar kejadian ini tidak terulang lagi di masa depan," geramnya.
Kepala Bidang Produksi dan Peternakan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Darmayanti, yang coba dikonfirmasikan lewat telepon seluler di nomor kontak 08238550××××, belum mengangkat telepon hingga berita ini diturunkan. Begitu juga dengan PPTK selaku penanggung jawab kegiatan pengadaan benih/ bibit sapi ini, Fandi. A di nomor kontak 08535696××××. Pesan chat di aplikasi WhatsApp, juga belum dibalas, termasuk pihak rekanan belum bisa dihubungi.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Imran Shyahrial, turut geram dengan kejadian ini. Imran menyebutkan, jika ini tak berjalan baik, tentunya kelompok penerima yang menjadi korban. Menurutnya persoalan bantuan ternak bagi kelompok tani cenderung bermasalah, namun yang selalu menanggung akibatnya adalah kelompok penerima. Imran menyatakan, dinas terkait di tingkat bawah selalu dijadikan kambing hitam dalam sisi pengawasan.
"Yang selalu diuntungkan adalah pihak penyedia barang. Dalam pengadaan kali ini terlihat, sangat kontras ada permainan mutu barang. Di mana sapi-sapi yang didatangkan ini sudah dalam kondisi lemah dan kurus. Kita kasihan dengan masyarakat penerima yang selalu dirugikan, contohnya kelompok hari ini, sapi yang diserahkan dalam kondisi sangat memprihatinkan, kurus, lemah dan di ambang kematian," katanya.
Imran juga mengatakan, dirinya sangat miris dengan trik dan intrik yang dilakukan soal penyediaan ternak. Menurutnya hal ini tidak hanya terjadi pada pengadaan sapi, tapi juga pada pengadaan itik, kambing dan ternak lainnya.
"Meski telah melalui tahapan dan spesifikasi yang ditetapkan, namun kondisi yang diserahkan kepada masyarakat tersebut yang hanya akan menambah beban bagi penerima. Kita sebagai lembaga pembina bagi kelompok masyarakat peternakan, saangat miris dengan trik dan intrik yang dilakukan soal penyediaan ternak. Saya merasa peternak kita hanya dijadikan sapi perahan dan korban bagi mereka," ujarnya, geram. (*/PN-001)
Sumber: konkrit.com, pilarbangsanews.com
Post a Comment