News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Beda Pilihan di Pilkada, Tiga KK Diusir Pemilik Rumah di Kandang Aur, Kota Solok

Beda Pilihan di Pilkada, Tiga KK Diusir Pemilik Rumah di Kandang Aur, Kota Solok

SOLOK - Tiga kepala keluarga di Kawasan Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, diduga mendapat intimidasi akibat pilihan politiknya di Pilkada Kota Solok 2020. Tiga KK tersebut, dipaksa meninggalkan rumah kontrakannya di wilayah itu, karena mendukung pasangan calon (Paslon) yang berbeda dengan pemilik tanah kontrakan. Bahkan, jika tiga KK itu tidak segera meninggalkan rumah kontrakan, pemilik tanah disebut-sebut akan membongkar rumah tersebut. 

Salah seorang Kepala Keluarga yang "diusir", Misriyanto, menyatakan dirinya bersama dua tetangganya, didatangi oleh pemilik kontrakan, agar memilih Paslon, sesuai dengan pilihan pemilik tanah. Jika tidak, mereka tidak boleh lagi mengontrak di sana. Dari empat kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan itu, satu KK lainnya, dinyatakan "aman", karena memiliki KTP Kabupaten Solok. 

"Ada tawaran dari si pemilik kontrakan, kalau saya memilih Paslon yang sesuai dengan pemilik tanah, kami tidak diusir. Tapi karena kami berbeda, dari 3 keluarga ini ada yang kordinator relawan, tim relawan Paslon," ujarnya. 

Misriyanto juga menyatakan jatuh tempo pembayaran kontrakan masih lama. Dikatakannya, dia dan keluarganya sudah 3 tahun tinggal di rumah kontrakan tersebut, dan tidak punya permasalahan dengan pemilik tanah. Bahkan Misriyanto mengaku tidak kenal dengan pemilik tanah. Sebab, selama ini hanya berurusan dengan si pemilik kontrakan. 

"Pemilik tanah dan pemilik bangunan ini kan berbeda. Jadi pemilik bangunan ini menyewa tanah dan membangun rumah kontrakan. Kami menyewa rumah ke pemilik bangunan," katanya.

Misriyanto mengaku saat ini sudah mendapat bantuan rumah kontrakan lain termasuk dua tetangga.

"Alhamdulilah kami ada yang bantu mencarikan rumah lain. Meski tidak lagi berdekatan atau tetanggaan lagi karena rumah yang kami dapat ini beda-beda lokasi," ungkapnya.

Ketua RT setempat, Yurizal, membenarkan ada tiga keluarga yang pindah di kawasan itu. Namun, Yurizal mengaku tidak mengetahui secara rinci penyebab keluarga itu pindah.

"Yang saya ketahui mereka memang pindah. Tapi saya tak tahu secara rinci penyebabnya. Desas desusnya, karena beda pilihan dengan pemilik tanah konyrakan di Pilkada," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Solok, Triati, S.Pd, mengaku pihaknya akan mendalami kasus ini. Menurut Triati, jika terbukti ada intimidasi, pihaknya bakal memprosesnya dengan tuntas.

"Pastinya akan kita proses sesuai aturan. Saat ini kita mendalami kasus ini," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment