News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Urung Maju di Pilbup Solok, Maigus Titip Harapan ke Empat Bapaslon

Urung Maju di Pilbup Solok, Maigus Titip Harapan ke Empat Bapaslon

SOLOK - Pendaftaran paslon Pilbup Solok sudah ditutup Minggu (6/8/2020). Empat pasang diketahui mengikuti pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Masyarakat berharap daerah mendapatkan pemimpin terbaik, termasuk perantau.

Anggota KPU Kabupaten Solok Defil mengatakan, proses pendaftaran dilanjutkan dengan verifikasi data dokumen para bakal pasangan calon dan pemeriksaan kesehatan. Dari verifikasi baru dapat ditetapkan para bakal paslon menjadi paslon. Dilanjutkan pencabutan nomor urut.

"Masih ada tahapan lain untuk proses penetapan calon," ujar Defil kepada wartawan, Senin (7/9).

Adapun para bakal paslon yang mendaftar adalah Epyardi Asda-Jon Firman Pandu; Desra Ediwan-Adly; Nopi Candra-Yulfadri Nurdin; dan Iriadi-Agus Syahdeman.

Dari para paslon itu masyarakat berharap mendapatkan bupati dan wakil bupati yang membangun Kabupaten Solok lebih baik.

"Semoga tabangkik batang tarandam," ujar Maigus Tinus, salah seorang warga yang juga perantau Solok kepada wartawan, Selasa (7/9)

Sebelumnya Maigus Tinus sempat digadang-gadang untuk maju, tapi urung untuk mengikuti Pilbup.

"Solok punya banyak tokoh yang layak memimpin daerah. Semoga kampung halaman lebih maju lagi ke depan," imbuh Maigus yang juga Sekjen Perkumpulan Keluarga Kabupaten Solok itu.

Menurut Maigus, mengikuti pilkada bukan untuk berpacu menjadi menang. Tetapi adalah upaya untuk membangun daerah agar lebih maju. Apalagi saat ini kondisi negara dilanda pandemi, pertumbuhan ekonomi minus, dan ada ancaman resesi ekonomi. Situasi ini menjadi pekerjaan besar bagi kepala daerah yang terpilih nanti. Tangan dingin pemerintah melalui pemerintah daerah yang dikomandoi bupati, wali kota, dan gubernur pun sangat menentukan nasib rakyatnya.

Menurutnya, Pilbup Solok 2020 adalah pentas bagi para tokoh yang mau membangun daerah.

"Semua kandidat mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Tinggal masyarakat menitipkan harapan kepada paslon yang meraih kemenangan di Pilkada nanti," tandasnya.

Sebelumnya, Maigus Tinus menggebrak bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Solok 2020. Namanya kian populer, seiring dengan semakin menjamurnya baliho dirinya dengan latar belakang Tugu Ayam Kukuak Balenggek Arosuka di seantero Kabupaten Solok.

Maigus Tinus Jambak Manti Batuah, lahir di Nagari Talang, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, 26 Mei 1977. Anak dari pasangan Amir Bey Datuak Marajo, dan ibu Yuramlis, lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang taat beragama dan memegang teguh nilai-nilai adat Minangkabau. Filosofi "Jalan Nan Ampek" dipakai Maigus dalam menjalankan bisnisnya. Maigus menjalankan perusahaan di bidang facility service (pelayanan fasilitas) untuk gedung, perkantoran, maupun pabrik serta anjungan lepas pantai, dengan wilayah operasional di seluruh Indonesia. Serta quality control (pengawasan kualitas) untuk berbagai perusahaan kelas dunia.

Dengan level pekerjaan kelas dunia, yang terikat dengan berbagai standard ISO yang diaplikasikan dalam perusahaan, membuat Maigus dengan perusahaannya yang berkantor pusat di Jakarta, berhasil merangkul perusahaan kelas atas sebagai client. Di antaranya bank swasta terbesar yang mempunyai cabang di seluruh Indonesia, perusahaan penambangan minyak bumi asing yang masuk kelompok terbesar dunia, yang melakukan pengeboran minyak bumi maupun gas alam di darat maupun lepas pantai, pabrikan sepeda motor Jepang, dan banyak lagi.

Berlevel nasional, tidak membuat Maigus melupakan kampung halamannya. Maigus tertantang untuk membuat kampung halamannya lebih maju lagi. Keinginan membangun nagari di wilayah Kabupaten Solok, inilah yang membangkitkan semangat Maigus untuk ikut bertarung di kancah Pilkada serentak tahun depan.

Maigus ingin kembali menampilkan generasi muda untuk memimpin Kabupaten Solok, sebagaimana Gamawan Fauzi, yang memimpin Solok selama dua periode, 1995 hingga 2005.

Berbekal pengalamannya memimpin perusahaan yang berskala nasional dan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, dan mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia, bertemu dan berdiskusi dengan para kepala daerah yang berpestasi, menjadi sumber inpirasi bagi Maigus.

Jebolan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, tahun 2001 tersebut saat ini menjadi Ahli Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Umum, Mitra Kementrian Tenaga Kerja RI. Beristrikan Kartika Ningsih, lulusan Fakultas Keguruan Sekolah Dasar, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, yang berasal dari Batuampa, Payakumbuh, Maigus dikaruniai tiga anak. Yakni Raihan Fajrial Hafiz (8 tahun), Aira Sabia Kanaya (5), dan Mikayla Saqueena Salsabila (2,5).

Maigus Tinus menyebutkan, untuk membangun Kabupaten Solok yang sangat luas, dibutuhkan dukungan seluruh elemen. Termasuk  investor pihak swasta. Sebab, APBD Kabupaten Solok sangat terbatas. Menurutnya, dukungan dari pihak ketiga tersebut akan menjadi akselerasi pembangunan. 

Tampil di Bursa Pilkada Kabupaten Solok

Keinginan Maigus Tinus tidak muncul tiba-tiba untuk maju di eskalasi Pilkada Kabupaten Solok 2020. Maigus mengaku keinginan itu berawal dari berbagai diskusi ke berbagai pihak. Baik di Kabupaten Solok, maupun perantauan di Sumbar dan berbagai daerah di Indonesia. Awalnya, Maigus ingin menghidupkan Perhimpunan Keluarga Kabupaten Solok (PKKS) dan Solok Saiyo Sakato (S3) untuk memaksimalkan peran serta perantau untuk daerah. Sering pulang kampung, membuat Maigus ingin Kabupaten Solok menjadi daerah yang maju secara ekonomi, padu dalam kekeluargaan, serta kuat dalam karakter.

Mendirikan dan besar di perusahaan PT Insekta Fokustama, yang awalnya bergerak maintenance bangunan, Maigus Tinus mengembangkan jaringan bisnisnya di bidang manajemen mutu. Memiliki klien di hotel-hotel, rumah sakit, bangunan pemerintah, Maigus menilai banyak potensi Kabupaten Solok yang memiliki nilai tambah, jika dikelola dengan pengawasan kualitas dan cara pengelolaan yang baik.

Terbiasa menjadi mitra perusahan asing seperti Amerika, Eropa dan Jepang, kredibilitas Maigus menjadi sebuah nilai dan perkembangan perusahaannya.

"Turun gunung ke Kabupaten Solok, menurutnya merupakan panggilan untuk mengubah daerah. Konsepnya, menjadikan hal yang tidak ada menjadi ada. Serta pola kerja bisnis penuh inovasi. Hal itu menurutnya berawal dari kenyataan bahwa banyak perusahaan lokal dan nasional tumbang, di tengah kompetisi dengan perusahaan-perusahaan asing.

Terbiasa "bertempur" dengan modal keyakinan dan kuasa Allah, Maigus senantiasa menjaga hubungan. Keraguan berbagai pihak dengan kemunculan dirinya, dinilai Maigus sebagai hal yang normal. Apalagi, kiprahnya di Kabupaten Solok, tidak sebanyak kiprahnya di luar daerah.

Maigus menilai iklim wirausaha di Kabupaten Solok belum terbuka. Sendi-sendi ekonomi Kabupaten Solok sangat rapuh, apalagi jika harus berkompetisi dengan pengusaha-pengusaha global. Menurutnya, industri hulu yang berhilir di pasar tradisional, harus diubah menjadi rantai distribusi yang lebih luas. Sehingga, lapangan kerja lebih terbuka luas.

Kabupaten Solok menurutnya harus membangun SDM yang siap pakai, sehingga mampu mengubah keadaan. Sehingga, bisa mengelola alam dengan kemampuan dan kualitas yang dimiliki. Sehingga, potensi besar yang dimiliki, bisa memberi nilai tambah berganda.

Maigus menegaskan dalam mewujudkan hal itu, Kabupaten Solok harus mampu mengelola ide-ide bernas dan instrumen pendukung yang memadai. Sebagai contoh, membuat universitas berbasis teknologi, IT, hingga eksakta terapan. Sehingga, potensi besar itu, tidak menjadi pasar bagi pihak lain, namun harus dikelola oleh masyarakat Kabupaten Solok sendiri.

Banyaknya kompetitor dalam eskalasi Pilkada Kabupaten Solok saat ini, membuat Maigus sangat bersyukur. Menurutnya, hal itu membuktikan banyak energi positif dan banyak yang ingin berbuat yang terbaik bagi Kabupaten Solok.

Dalam eskalasi Pilkada Kabupaten Solok 2020, Maigus menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat untuk menentukan pilihan di Pilkada nanti. Baginya, jika dirinya ditakdirkan untuk orang banyak, apapun hasilnya, dirinya akan ikhlas. Namun, dalam proses saat ini, Maigus mengaku sudah sangat bersyukur. Tidak hanya karena dukungan yang deras mengalir, namun dirinya juga merasakan dirinya disambut dalam suasana yang hangat di berbagai daerah di Kabupaten Solok.

"Alhamdulillah, saya disambut positif, banyak simpati dan berharap untuk perubahan," ungkapnya. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment