Epyardi Asda Meradang Kegiatan Pembagian Zakatnya Diintimidasi
SOLOK - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) asal Kabupaten Solok, Capt. Epyardi Asda, M.Mar, tidak terima kegiatan pembagian zakatnya di Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, diintimidasi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Solok, Kamis sore (30/4/2020). Menurut Epyardi, intimidasi ini dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 ini karena dinilai melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).Dalam tiga video yang berdurasi masing-masing 1 menit 13 detik, 3 menit 44 detik dan 27 detik tersebut, Epyardi menyatakan bahwa tidak ada warga Kabupaten Solok terkena virus corona (Covid-19). Menurutnya, jikapun ada, hal itu adalah yang dibawa oleh para perantau.
"Tidak ada satupun corona di sini boleh dicek. Tidak akan ada corona pada kita, yang kena itu orang-orang kaya, hidupnya ber-AC, bertemu dengan orang-orang luar. Bukan para petani. Kenapa? Karena kita pagi sudah ke sawah dan ke ladang di bawah matahari terik," ujar Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019 ini.
Ayah kandung Anggota DPR RI dari PAN, Athari Gauthi Ardi ini juga terlihat marah kepada personel Satpol PP Kabupaten Solok yang telah menghentikan kegiatannya. Kepada sejumlah personel Satpol PP yang dikomandoi Kasat Pol PP Efriadi ini, Epyardi menyatakan dirinya tidak ada melanggar aturan.
"Ini Satpol PP, kalian dibayar oleh gaji rakyat. Nakut-nakutin rakyat kalian semua. Insyaallah kalau saya jadi bupati orang-orang seperti anda ini tak akan ada lagi di tempat saya. Rakyat akan bersama-sama dengan orang yang benar," tegasnya.
Epyardi Asda juga didampingi oleh Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin tersebut, seharusnya Satpol PP dan kepolisian menutup semua pasar di Kabupaten Solok. Bukan menghalangi orang memberikan bantuan terhadap msyarakat yang saat ini sedang susah. Sebab menurutnya, di sanalah orang-orang yang datang tidak bisa dikontrol. Bukan di negeri-negeri kecil seperti tempatnya membagi bantuan Sembako ini.
"Seharusnya pasar yang ditutup semua. Katakan itu pada Kapolres. Kalau mau diterapkan, pasar tutup semua. Jadi bukan di daerah-daerah kecil seperti ini," ujar putra Nagari Singkarak ini.
Menjadi Viral
Terkait viralnya video pembagian zakat tersebut, Epyardi menggelar Konferensi Pers dengan awak media dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar pada Jumat sore (1/5/2020). Dalam konferensi pers itu, Epyardi Asda menyayangkan hal itu dipolitisasi oleh orang-orang yang tidak suka kepadanya. Epyardi menjelaskan, kegiatan pembagian zakat keluarga tersebut dilakukannya secara rutin tiap tahun. Untuk masyarakat Kabupaten Solok, Epyardi dan keluarga mengaku akan membagikan sebanyak 40 ribu hingga 50 ribu paket Sembako. Total sekitar Rp 5 miliar akan disalurkan Epyardi dan timnya ke 74 nagari dan 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
"Kegiatan ini, rutin kami lakukan. Bahkan sudah lebih dari 15 tahun berjalan. Sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan melibatkan pemerintahan nagari. Tahun ini, tidak hanya paket Sembako, tapi juga disertai pembagian masker, penyemprotan ke rumah ibadah, rumah masyarakat dan kantor Walinagari," ujarnya.
Epyardi juga menyatakan, sejak hari pertama pembagian zakat di Nagari Sumani, Tanjung Bingkuang dan Saok Laweh. Hari kedua, untuk seluruh Nagari di Kecamatan X Koto Sungai Lasi dan hari ketiga untuk beberapa Nagari di Kecamatan Bukit Sundi dan Kecamatan Payung Sekaki, tidak ada kendala. Bahkan menurutnya, pembagian tersebut dikawal oleh pihak kepolisian, TNI dan walinagari. Bahkan, di nagari Muaro Paneh, dibagikan 800 paket, namun atas permintaan pemerintah nagari saking banyaknya warga yang meminta, ditambah 200 paket lagi menjadi 1.000 paket. Acara tersebut digelar dihalaman SD 10 Nagari Muaro Paneh di Jorong Koto Panjang itu, juga dihadiri perwakilan niniak mamak dan tokoh masyarakat.
"Masalah timbul di Nagari Sirukam ini, dimana saat tim datang ke lokasi sekitar jam 15.00 WIB menuju kantor Walinagari, justru kondisi kantor kosong. Lalu tim menghubungi pemerintah nagari dan menyatakan acara dipindahkan. Namun, saat sampai di lokasi, sudah banyak petugas Satpol PP Kabupaten Solok dan juga anggota kepolisian berkumpul. Kemudian, saya izin sebentar untuk shalat Ashar di masjid dekat lokasi. Saat mau shalat itu, beberapa ibuk-ibuk datang kepada saya sambil menangis dan mengatakn bahwa mereka diusir pihak Satpol PP dan warga tersebut meminta pembagian sembako tetap dilanjutkan. Lalu saya bertanya kepada petugas Satpol PP, siapa yang menyuruh datang. Apakah Bupati Gusmal yang menyuruh anda kesini atau siapa? Namun tak seorangpun yang mau menjawab," beber Epyardi Asda.
Dijelaskan Epyardi, seperti yang dikisahkan, bahwa kalau tetkait PSBB dan takut virus corona, pihaknya juga menyebutkan bahwa sebelum pembagian zakat, seluruh lokasi dilakukan penyemprot untuk mencegah infeksi virus corona agar tidak meluas yakni dengan cara penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum, termasuk di kantor walinagari yang dikunjungi.
"Terkait tiga video yang beredar, itu sudah banyak yang dipotong dan tidak utuh. Kok orang mau berbagi dilakukan kayak itu. Emangnya kami ini teroris atau atau Bandar Narkoba. Kok sebelum ini di nagari lain tidak begini?," sebut Epyardi.
Terkait unsur politis, Epyardi menegaskan dirinya bersama keluarganya tidak berniat sedikitpun untuk berkampanye, ataupun membuat pencitraan. Menurutnya, Pilkada Kabupaten Solok belum dipastikan kapan akan digelar. Kegiatan tersebut, hanyalah kegiatan rutin untuk berbagi ke masyarakat Kabupaten Solok yang telah memilihnya tiga periode sebagai Anggota DPR RI. Ditambah lagi, wujud terima kasih kepada masyarakat yang telah memilih anaknya, Athari Gauthi Ardi, sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Partai Amanat Nasional (PAN).
"Dalam kegiatan itu, Kami tetap mengikuti Protap Covid-19. Pembagian zakat itu dilakukan dengan penyerahan secara simbolis. Selebihnya, paket diserahkan kepada pihak walinagari untuk membagikannya. Jadi tidak ada yang mengumpulkan massa. Kalau saya mengumpulkan orang, saya sendiri juga bisa kena corona. Teman saya saja Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumdi) dan Walikota Bogor (Bima Aria) aja kena," sebutnya.
Epyardi juga mengkritik Pemerintah Daerah, yang membiarkan ribuan orang berkumpul di pasar yang ada di Kabupaten Solok seperti di Sumani, pasar Minggu Guguak dan lainnya.
"Lalu mengapa Pihak Satpol PP Kabupaten Solok tidak membubarkannya?," lanjutnya.
Epyardi meminta pihak-pihak yang ingin mempolitisisasi acara ini kembali berpikir bijak dan berbuat untuk rakyat.
"Sekali lagi acara ini jangan di politisir untuk Pilkada. Orang Pilkada saja masih jauh dan entah kapan akan digelar. Ini murni untuk membantu antar sesama," ungkap Epyardi Asda.
Dengan adanya penjelasan ini, Epyardi Asda berharap masyarakat bisa mengerti, meski lawan politik akan terus mengompor-ngompori hal ini. Sebab menurutnya politik itu adalah kepentingan. Sebagai seorang putra asli Kabupaten Solok, dirinya akan terus berbakti dan berkontribusi untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Solok kedepan. Bahkan untuk kelanjutan pembagian zakat, dirinya bersama tim akan berkoordinasi lagi bersama pihak keamanan dan pemerintah daerah.
"Sebab, masih ada sekitar 50 Nagari lagi yang belum diserahkan. Keinginan saya maju menjadi Bupati Solok, pada Pilkada mendatang, karena ingin 'mambangkik batang tarandam'. Yakni ingin mengembalikan marwah Kabupaten Solok di Sumatera Barat dan juga ke tingkat nasional," tegasnya. (PN-008)
Post a Comment