News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ditantang Kepala Dinas di Pilkada 2020, Ini Tanggapan Wawako Solok, Reinier

Ditantang Kepala Dinas di Pilkada 2020, Ini Tanggapan Wawako Solok, Reinier

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Kadis Penduk-KB) Kota Solok, Edi Candra, telah menegaskan dirinya bakal maju di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok 2020. Majunya birokrat senior Kota Solok tersebut, tentu akan "memanaskan" suasana Pilkada di Kota Solok, termasuk di internal Pemko Solok. Apalagi, Wakil Walikota Solok saat ini, Reinier, ST, MM, Dt Mangkuto Alam, juga memastikan diri bakal tampil di kontestasi. Bagaimana tanggapan Reinier tentang "perlawanan" politis dari "anak buah"-nya tersebut?


SOLOK - Kendati Pilkada Kota Solok masih setahun lagi, namun sejumlah nama elit politik hingga birokrat mulai santer dikabarkan bakal ikut bertarung pada Pilkada 2020 nanti. Nama-nama politisi yang diprediksi bakal maju sebagai calon Wali Kota didominasi oleh tokoh-tokoh pimpinan partai politik di daerah berjuluk Kota Beras Serambi Madinah itu.

Sebut saja Ketua PKPI kota Solok, Reinier yang juga Wakil Walikota Solok, Ketua DPD Golkar Yutris Can, Ketua DPC Demokrat Irzal Ilyas, Ketua DPC Gerindra Ismael Koto, Ketua PDIP Andri Marant, Ketua Partai Berkarya Dafrizal Buchari, Ketua DPC Hanura Rusnaldi. Hingga wajah baru yang sudah mulai "bergerak". Seperti Fauzi Ella Sliano, Taufan Wijaya, Sani Mariko, Irman Yefri Adang, dan lainnya.

Menariknya, di antara sederet tokoh-tokoh tersebut, terselip nama seorang birokrat senior di lingkungan Pemko Solok, Edi Candra. Saat ini, Edi menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dispenduk-KB) Kota Solok. Edi Candra telah menyatakan kesiapan dan keinginannya "naik ring" pada kontestasi Pilkada Kota Solok 2020 mendatang.

"Insyaallah, saya akan ikut di Pilkada Kota Solok 2020 mendatang," katanya.

Menurut Edi Candra, dirinya memutuskan bakal tampil di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020, karena ingin berbuat lebih banyak dalam penanggulangan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat Kota Solok.

"Banyak masyarakat yang mendorong saya untuk maju, itu juga menjadi salah satu alasan yang memantik yang memotivasi untuk maju dan dukungan keluarga," sebutnya.

Mengingat aturan pemilu yang ada saat ini, Edi Candra sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) tentu diharuskan pensiun lebih awal. Normalnya, Edi Candra bakal pensiun lima tahun lagi.

Menanggapi bakal majunya Edi Candra di kontestasi Pilkada Kota Solok 2020, Wakil Walikota Solok Reinier Dt Mangkuto Alam, menyatakan dirinya sangat gembira, "anak buah"-nya tersebut. Menurut Reinier, hal itu merupakan wujud dari keinginan warga kota atau pegawai Pemko Solok untuk Kota Solol yang lebih baik ke depan. Reinier juga menyatakan keinginan untuk maju di Pilkada, merupakan hak politis setiap orang yang tidak boleh dihalangi.

"Sebagai pimpinan, saya tentu tidak bisa menghalangi hak politiknya. Justru sebenarnya hal itu sangat baik, karena ada keinginan dari pegawai kita yang ingin jadi eksekutif," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Edi Candra, mendaftar pada penjaringan Calon Walikota Solok ke Partai NasDem Kota Solok. Menariknya, Edi Candra datang dan hadir di Kantor NasDem Kota Solok sebagai pendamping bagi Cawako Ismael Koto, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solok. Perlu diingat, Ismael Koto merupakan rival pasangan Zul Elfian-Reinier pada Pilkada Kota Solok 2015 lalu. Saat itu, Ismael Koto yang berpasangan dengan Ketua DPD PAN Kota Solok Jon Hendra, harus mengakui keunggulan Zul Elfian-Reinier.

Sadar akan menjadi lawannya di Pilkada 2020, dan bergabung dengan pesaing di 2015 lalu, Wawako Reinier justru menanggapi dengan santai "bergabungnya" Edi Candra ke kubu Ismael Koto. Menurut Reinier, dirinya akan senantiasa bersikap profesional dalam keseharian dan setiap eskalasi di Kota Solok. Termasuk terhadap Edi Candra, yang merupakan bawahannya di Pemko Solok.

"Saya akan selalu bersikap profesional. Saya tidak akan mengecilkan diri saya, dengan melakukan tindakan-tindak tidak sportif ke bawahan. Seperti me-nonjob-kan, atau "menekan" dengan cara lain. Yang terpenting adalah, tanggung jawab dan kinerja Pak Edi Candra tidak berubah sebagai aparatur di Pemko Solok. Politik, adalah soal lain. Saya tegaskan lagi, saya akan selalu bersikap sportif dan profesional," ungkapnya.

Berkaca dari sejarah, para birokrat di Pemko Solok sangat jarang yang mampu menembus posisi eksekutif di Pemko Solok Solok. Hingga kini, Walikota Solok saat ini, Zul Elfian, menjadi satu-satunya mantan birokrat yang sukses di posisi eksekutif melalui Pilkada langsung. Sementara, nama-nama lain seperti Mon Suhendra, Ori Affilo, hingga Sukardi Ayak, harus kembali ke "kesatuan" akibat gagal di Pilkada. Untung bagi ketiganya, saat itu aturan kepegawaian masih "mengizinkan" para kontestan Pilkada tidak mundur dari statusnya sebagai PNS. Mon Suhendra menjadi Kepala Dinas Perhubungan, Ori Affilo saat ini menjadi Kepala Satpol PP-Damkar, dan Sukardi Ayak sebelum pensiun menjadi Kepala Dinas Lingkungan Hidup. Hal yang berbeda dengan aturan kepada Edi Candra saat ini. Jika maju di Pilkada, harus mengundurkan diri, alias pensiun dini. (PN-001)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment